Uncategorized

Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Populasi Kuda Laut

Kuda Laut merupakan salah satu sumber hayati laut yang memiliki bentuk tubuh  yang  unik. Kepalanya menyerupai kuda dan cara berenangnya yang unik membuat hewan ini menjadi menarik karena tidak dijumpai pada hewan laut lain. Kuda Laut merupakan spesies ikan laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, karena selain dapat dipelihara sebagai ikan hias yang unik juga dapat digunakan sebagai bahan baku obat yang berkhasiat untuk berbagai macam penyakit antara lain penyakit impotensi, asma, ginjal, dan kolesterol (Kusdiarti et al. 1999).

Menurut Vincent (1996) dalam 5 tahun terakhir telah terjadi penurunan populasi Kuda Laut hingga 50% diperairan Indonesia. Karena itu, upaya pengkajian dan pengembangan teknologi pembenihan Kuda Laut merupakan solusi dalam mengatasi penurunan populasi Kuda Laut tersebut. IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) pada tahun 2004 memasukkan Kuda Laut ke dalam kategori terancam populasinya di alam (VU, vulnerable), sebab selama ini telah terjadi eksploitasi berlebihan untuk dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional China dan sebagai ikan hias (IUCN, 2004).

Berikut beberapa aspek yang dapat mengurangi populasi Kuda Laut:

  • Eksploitasi Berlebihan

Eksploitasi yang berlebihan dapat mengancam populasi Kuda Laut di habitat alaminya. Sebanyak 20 juta Kuda Laut telah ditangkap setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan terutama dalam pembuatan obat tradisional China (Vincent, 1996). Kebanyakan Kuda Laut merupakan hasil tangkapan sampingan (Baum et al. 2003). Akan tetapi di beberapa negara berkembang dan negara miskin, penangkapan Kuda Laut dijadikan sebagai mata pencaharian utama (Vincent, 1996). Hal ini tentu saja mengancam populasi Kuda Laut

Kuda Laut baik dalam keadaan hidup ataupun mati memiliki nilai perdagangan yang tinggi di dunia (Mulyawan 2015). Hal inilah menyebabkan Kuda Laut mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di pasaran domestik maupun di luar negeri (Mulyawan 2015). akibat dari nilai ekonomisnya yang cukup tinggi maka perburuan terhadap Kuda Laut mulai meningkat. Menurut Syafiudin (2010), semakin meningkatnya kebutuhan akan Kuda Laut, berdampak pada eksploitasi besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya degradasi habitat dan bahkan menyebabkan kepunahan pada beberapa spesies Kuda Laut tersebut.

Konsumsi Kuda Laut di wilayah Asia mencapai 45 ton/tahun dengan negara pemakai terbesar adalah Cina (20 ton/tahun), Taiwan (11,2 ton/tahun), Hongkong (10 ton/tahun) dan Negara-negara Asia lain (3,8 ton/tahun), India Kuda Laut juga diminati untuk ekspor sebagai obat-obatan tradisional, antik dan akuarium ikan (Salin et al. 2005). Sampai saat ini untuk memenuhi permintaan pasar, para nelayan masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam (Santoso 2006). Cina adalah pasar langsung terbesar untuk Kuda Laut sebagai obat tradisional, sedangkan Eropa dan Amerika merupakan pasar terbesar Kuda Laut sebagai ikan hias (Putri et al. 2019).

  • Kondisi Lingkungan

Menurut Saraswati et al. (2016), keberadaan Kuda Laut sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan Kuda Laut, 1) Padatnya kegiatan pelayaran akan mempengaruhi jumlah populasi dan kualitas perairan yang akan berdampak pada distribusi populasi Kuda Laut. 2) Faktor ekploitasi Kuda Laut memberikan dampak terhadap keberadaan populasi tersebut. 3) Faktor Pariwisata, para, tingginya kegiatan pariwisata dan kunjungan wisatawan baik asing maupun lokal memberikan dampak terhadap populasi dan ekologi habitat Kuda Laut. 4) Pemutihan pada karang (bleaching) karena perubahan iklim dan kenaikan suhu yang drastis. Menurut IUCN dari 9 spesies Kuda Laut yang terdapat di Indonesia, 5 di antaranya masuk dalam kategori vulnerable (VA) atau rentan, yaitu: Kuda Laut Zebra (H. barbouri), Kuda Laut Ekor Macan (H. comes), Kuda Laut Kuda (H. kuda), Kuda Laut trimaculatus (H. trimaculatus).

  • Kondisi Perairan

Selain karena eksploitasi berlebihan, populasi Kuda Laut juga dipengaruhi kualitas perairan tempat tinggalnya yang mengalamai penurunan yang diakibatkan pencemaran, penggalian pasir laut, pembabatan hutan mangrove, pendangkalan, reklamasi pantai, serta perusakan terumbu karang turut berperan terhadap menurunnya jumlah populasi Kuda Laut di alam (Fitria 2006).

Pada suhu air yang rendah akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan serta menurunkan daya tahan tubuh sehingga Kuda Laut akan mengalami stres begitu pula dengan suhu yang tinggi. Allen (1997) menjelaskan, bahwa Kuda Laut biasanya hidup diantara Rumput Laut yang jernih dengan suhu 250C. Sedangkan menurut Lourie et. al. (2003) di daerah Indo-Pasifik suhu optimum untuk kelangsungan hidup Kuda Laut yaitu antara 170C – 200C. Al Qodri et ai. (1998) menyatakan bahwa kisaran suhu optimum untuk kehidupan Kuda Laut adalah 200C – 300C.

Menurut Al Qodri et al. (1998) bahwa Kuda Laut bersifat euryhaline sehingga dapat beradaptasi pada wilayah perairan yang cukup luas yaitu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri pada lingkungan dengan kisaran salinitas optimum 30-32 ppm dan nilai oksigen terlarut >3 mg/l. Walaupun Kuda Laut tidak bergerak aktif, mereka tetap membutuhkan kandungan oksigen yang memadai, terutama induk-induk jantan yang sedang mengerami anak-anaknya. Sebab selain untuk dirinya sendiri, induk jantan yang sedang mengerami anaknya harus menyuplai oksigen yang cukup ke dalam kantungnya agar telur–telur yang terdapat dalam kantung dapat menetas dan berkembang sempurna (Lourie et al. 2003).

Pertumbuhan dan kelangsungan hidup Kuda Laut juga sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya derajat keasaman (Effendi 2003). Derajat keasaman yang ideal untuk kelangsungan hidup Kuda Laut adalah 7-8. Perairan yang bersifat asam dan yang sangat alkali dapat menyebabkan kematian dan menghentikan reproduksi pada Kuda Laut (Parkins 1974). Selanjutnya Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.51 tahun 2004, kisaran derajad keasaman bagi kehidupan Biota Laut adalah 7-8.5. Subandi (1977) menyatakan, bahwa nilai pH dapat dipengaruhi oleh aktivitas fotosintesa, suhu, serta buangan industri dan rumah tangga.

Penulis

Syahrul Nizam (130254241042)
Jurusan Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close