Uncategorized

Nilai Ekonomis Cacing Laut Dibidang Industri Kimia dan Kesehatan

Polyehaeta atau umum dikenal Cacing laut adalah salah satu kelas dari Filum Annelida. Hewan ini paling dominan dalam komunitas makrobentos baik jenis maupun kelimpahannya. Sebaran Cacing laut sangat luas, mulai dari daerah pasang surut hingga laut dalam. Selama ini, Cacing laut dikenal sebagai bioindikator pencemaran laut karena sifatnya yang responsif terhadap pengkayaan bahan organik (Mucha et al. 2003).

Sumberdaya cacing laut di Indonesia sangat melimpah,sehingga tidak hanya sekedar diketahui jenisdan jumlahnya tetapi juga diharapkan dapat diketahui manfaatnya untuk kesejahteraan manusia. Tulisan ini memberikan informasi mengenai nilai ekonomis cacing laut dalam bidang industri kimia dan kesehatan.

Bidang Industri Kimia
Enzim Protease adalah salah satu kelompok enzim industri yang berperan dalam industri deterjen, makanan, obat, kulit dan sutera. Khusus dalam industri deterjen, enzim yang paling cocok adalah Alkaline protease karena stabil dalam suhu tinggi, rentang pH luas, dan tetap aktif walaupun terdapat surfaktan atau agen oksidatif(Herbert 1992).

Cacing laut dari jenis Periserrula leucophryna mengandung salah satu enzim Alkaline protease yaitu enzim Aerine protease 28 kDa dengan karakteristik aktif hingga suhu 50°C dan pH 4-12. Enzim ini tahyn terbadap deterjen, bahkan kinerjanya masib berkisar 50% walaupun terdapat sodium dodecyl sulphate 5% dan tidak dipengaruhi oleh agen pembersih, agen oksidatif ataupun agen reduktif. Enzim serupa juga ditemukan dalam tubuh cacing laut Arenicola marina (Eberhardt 1992) dan Nereis (Neanthes) virens (Zhang et al. 2007).

Bidang Kesehatan
Bakteri merupakan salah satu penyebab penyakit baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan. Upaya mencari senyawa antibakteri dari alam terus dilakukan guna menekan dampak kerugiannya. Sepanjang tahun 2007 setidaknya terdapat 38 penelitian untuk mengungkap potensi produk alam laut sebagai anribakteri, kebanyakan diantaranya berasal dari bakteri, jamur, algae, sponge, dan ikan (Mayer et al. 2011).

Cacing laut sebetulnya berpotensi untuk dikembangkan menjadi agen anribakteri karena penelitian dasarnya sudah ada, Jekti et al. (2008) berhasil mengungkap bahwa Cacing laut Eunice siciliences mampu menghambat pertumbuban bakteri pada konsentrasi 100 J LWMJ. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kawsar et al. (2011) menunjukkan bahwa D-galactose binding lectin (PnL) dari Perinereis nuntia dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif Senyawa ini sebetulnya telah ditemukan pada tubuh cacing laut lain yaitu Neanthesjaponica dan Marphysa sanguinea oleb Ozeki et al. (1997).

Secara mengejutkan, Pan et al. (2004) meoemukan senyawa peptida baru dari tubuh cacing laut Perinereis aibuhitensis yang diberi nama Perinerin. Senyawa ini tersusun atas 51 residu asam amino dan seeara struktural tampaknya bersifat bidrofobik. Hasil uji aktivitas menunjukkan babwa Perinerin tidak hanya bersifat anribakteri terbadap bakteri gram positif dan gram negatiftetapi juga bersifat antifungal.

 

 

Penulis:

Muhammad Fadli (150254244020)
Prodi Teknologi Hasil Perikanan Universitas maritim raja Ali haji

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close