Uncategorized

Inilah Cerita Rakyat di Desa Tulang Kabupaten Karimun

Dalam cakupan kabupaten, mungkin sudah banyak yang tahu tentang potensi wisata di Desa Tulang Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Banyak hal yang bisa ditawarkan desa ini seperti pantai pasir putih, pemandangan batu-batuan, dan wisata mangrove. Namun dibalik keindahan tersebut, desa ini memiliki cerita-cerita warisan nenek moyang yang belum diketahui oleh khalayak umum.

Setiap daerah di Indonesia memiliki sejarah atau cerita rakyat yang selalu diturunkan kepada anak cucunya melalui lisan atau peninggalan-peninggalan, termasuk di desa Tulang ini.

Pada mulanya, masyarakat menamakan pulau ini dengan sebutan kampung pasir. Sebab, pulau ini ketika itu menjadi tempat pengambilan pasir bagi masyarakat luar.

Penamaan kampung pasir lama kelamaan bergeser menjadi pulau tulang. Sebab, manurut tetua disini, tempat ini merupakan daerah yang sering ditemukan tulang. Tulang tersebut, merupakan tulang para lanon (bajak laut) yang banyak meninggal di tempat ini.

Karna banyaknya bajak laut yang menghinggap di pulau ini, raja bajak laut yang bernama “Pameral” bahkan juga sempat menginjakkan kaki di desa ini.

Ketika masa penjajahan, tak banyak catatan sejarah pada masa penjajahan ini namun menurut tetua di desa, perlawanan terhadap belanda atau jepang tidak terjadi di desa ini melainkan di tanjungbalai. Romusha atau kerja paksa juga tidak terjadi di desa ini.

Situasi menegangkan justru terjadi saat pasca kemerdekaan, hal ini terjadi ketika PKI mulai tersebar di ibukota kabupaten. Masyarakat desa membuat suatu persembunyian dengan menggali lubang tanah sebagai pelindung diri. Tak hanya itu, pada masa ini setiap rumah sengaja dicat hitam tanpa pencahayaan sedikitpun. Hal ini dilakukan demi menghindari ancaman-ancaman sebab masyarakat mayoritas penduduk adalah pendukung Partai Masyumi.

Sekarang, desa Tulang telah menjadi salah satu desa dengan potensi wisata yang baik. Dari pompong (kendaraan laut setempat), keindahan pantai pasir putih Desa Tulang akan langsung memperlihatkan pesona wisatanya. Pepohonan kelapa dengan angin yang bertiup lembut, sedari awal telah melambai-lambai menyambut setiap wisatawan. Dan yang lebih membahagiakan lagi, masyarakat desa akan menyambut dengan sangat ramah sesuai dengan adat melayu umumnya.

 

Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close