Jakarta

Energi Terbarukan, Investasi Energi Masa Depan Indonesia

JAKARTA – Indonesia kini sedang fokus dengan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Hal tersebut sudah muai dilakukan sebagai Investasi Energi Masa Depan

Selain itu, ECO Sistem dan Battery serta Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (LBLBB) juga sedang gencar dikembangkan. Sebagai salah satu negara yang memiliki minyak besar, transisi energi juga sudah harus dilakukan karena Indonesia memiliki Strategi Jangka Panjang untuk Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) juga sudah mulai dikembangkan karena memiliki beberapa manfaat seperti tersedia secara alamiah, lestari (Tidak akan habis), kemandirian energy (Tidak perlu impor bahan bakar fosil), lebih murah dalam jangka panjang, bebas fluktuasi harga pasar dan sumber energy dapat dimanfaatkan secara Cuma-Cuma

PLTN
PLTN

 

Namun, PLTS juga memiliki beberapa tantangan seperti investasi awal yang besar, kehandalan pasokan, sebagian besar membutuhkan tempat penyimpanan energi dan teknologi yang terus berkembang.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 22/2017 Tentang RUEN Target pengembangan kapasitas PLTS hingga 6,5 GW pada tahun 2025. Berdasarkan RUEN, untuk mencapai target tersebut , strategi yang perlu dilakukan antara lain memberlakukan kewajiban pemanfaatan sel surya minimum sebesar 30% dari luas atap dari seluruh bangunan pemerintah serta memberlakukan kewajiban pemanfaatan sel surya minimum sebesar 25% dari luas atap bangunan rumah mewah , kompleks perumahan , apartemen , kompleks melalui izin mendirikan bangunan

Kebijakan Net Zero Emission

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Suparman mengatakan bahwa komitmen kuat Indonesia turut andil berperan dalam menanggulangi perubahan iklim tengah diperkuat dengan perumusan sejumlah kebijakan , khususnya di sektor energi .

Upaya ini tengah ditempuh Indonesia demi mencapai target penurunan emisi maupun Net Zero Emission netralitas karbon ) yang ditargetkan akan tercapai di tahun 2060 atau lebih awal

“Penghentian PLTU dan mengurangi penggunaan diesel mulai tahun 2031 Dari 2041 hingga 2045, pembangkit arus laut skala besar dan pembangkit nuklir pertama mulai Commercial Operation Date (COD),” ujar Suparman dikutip dari Pernyataan Menteri ESDM, https:// www.esdm.go.id /id/media center/ arsip berita ini prinsip dan peta jalan pemerintah capai net zero emission

Untuk menuju ke kondisi negara maju dimana konsumsi listrik kapitanya sekitar 6.000 8.000 kWh/ kapita , maka ditahun 2050 diperlukan daya listrik terpasang sebesar 430 550 GW.

Kalau tahun 2020 baru terpasang 71 GW dan ditahun 2050 perlu 430 550 GW, maka diperlukan penambahan 359 479 GW dalam kurun waktu 30 tahun atau 12 16 GW per tahun !

“Tanpa nuklir sangat sulit tercapai,” ujarnya

Suparman juga mengatakan bahwa energi nuklir ini mendukung kestarian lingkungan. PLTN tidak melepaskan limbah ke laut dan menjaga ekosistem laut

“Lingkungan sekitar PLTN menjadi tempat hidup satwa yang dilindungi dan Lingkungan sekitar PLTN juga menjadi tempat penangkaran/pemeliharaan satwa,” ujarnya

Selain itu, PLTN juga memiliki dampak secara ekonomi yakni setiap PLTN memperkerjakan 500-800 lapangan pekerjaan dan PLTN bisa beroperasi s/d 80 tahun dapat menyediakan pekerjaan multi generasi

“Membangun PLTN butuh 7000 lapangan pekerjaan saat puncak konstruksi dan gaji pegawai PLTN lebih tinggi dari pembangkit lain,” ujarnya (Sumber : Nuclear Energy Institute).

Namun, Suparman juga mengatakan bahwa PLTN juga memiliki kendala yakni besar di biaya Investasi dan presepsi masyarakat yang cenderung menganggap NUKLIR merupakan sesuatu yang berbahaya : bom nuklir , radiasi , kanker

“Kendala energi nuklir lainnya yakni presepsi masyarakat bahwa Indonesia belum mampu mengelola PLTN: kebocoran limbah , meledak dan energy nuklir akan menggusur energi lain serta persoalan politik,” ujarnya

Penelitian lokasi calon tapak PLTN, Suparman juga mengatakan bahwa Brin/BATAN melakukan kegiatan penelitian calon tapak PLTN sesuai dengan kriteri keselamatan yang sudah ditentukan . Kegiatan tersebut dilaksanakan di Provinsi Banten , Kalimantan Timur , Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Batam dan NTB.

“Penelitian tersebut sekaligus untuk mendapatkan calon tapak potensial sehingga dapat diperoleh beberapa opsi calon tapak PLTN yang memenuhi persyaratan keselamatan baik dari BAPETEN maupun IAEA,” ujarnya.

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close