Kolom Pembaca

Membangun Indonesia Dengan Kata

Belum hilang dari ingatan kita dan suasana masih terasa seperti beberapa waktu lalu tentang berbagai jenis kegiatan-kegiatan seremonial yang bertajuk tentang pendidikan dan juga perjuangan bagi para kaum-kaum proletar (baca:buruh), seperti lomba-lomba yang digelar oleh berbagai instansi pendidikan, mulai dari tingkatan sekolah dasar hingga pendidikan tinggi pun ramai menggelar aksi yang bertajuk dengan nuansa pendidikan, mulai dari membaca narasi-narasi motivasi hingga puisi bernada sakit hati pun ramai dikumandangkan, adapun aktifitas seremonial yang dilakukan dalam rangka memperingati hari buruh yang dilakukan sehari sebelum peringatan hari pendidikan tidak kalah menarik, mulai dari demonstrasi dengan pengawalan polri hingga ikut meramaikan khazanah perburuhan dengan terus bekerja lembur agar dapur tetap berasap.

Pada dasarnya, dunia pendidikan memang sangat menarik untuk menjadi ladang bakti sekaligus ladang amal bagi insan-insan muda, sebagai wujud pengabdian pada ibu pertiwi karena pendidikan merupakan gerbong perubahan untuk kemajuan dalam peradaban ummat manusia, lewat dunia pendidikanlah negara sakura bangkit dari keterpurukan akibat kekalahan yang diterima pada saat kompetisi alutsista yang menyebabkan mereka menyerah tanpa syarat kepada negara sekutu, mereka hancur setelah dua wilayahnya dihujani dengan dua buah bom atom yang memiliki ledakan yang maha dahsyat, menyebabkan banyaknya korban jiwa yang mati mengenaskan, tragis dan mengerikan, dampak dari sebuah peperangan yang pernah terjadi dibumi manusia.

Berbeda dengan zaman dahulu yang masih menggunakan kekuatan tempur untuk menjaga wilayah atau terotirial antar negara, hari ini banyak negara-negara didunia yang tidak terlalu banyak memiliki alutsista maupun penjaganya namun mampu meluaskan wilayah kekuasaan dan batas territorial yang mereka miliki, mereka tidak menggunakan tank tempur apalagi dengan menggunakan drone tempur seperti yang digunakan oleh beberapa negara maju dalam optimalisasi penggunaan teknologi terbaru saat ini yang pemanfaatannya dilakukan didalam dunia kemiliteran.

Pergaulan bangsa-bangsa didunia hari ini begitu intens dan sangat-sangat dinamis jika kita liat secara seksama perkembangan hari ini dalam dunia pertemanan antar negara didunia, tentu kita masih ingat trgedi terror bom yang terjadi di kota paris, dalam hitungan menit begitu banyak ucapan yang bermunculan didunia maya, mulai dari untaian kata bijak hingga cacian yang berisi nama-nama hewan pun ikut meramaikan, walau tidak semua nama-nama hewan itu dapat disandingkan dengan luapan emosional maupun cacian para netizen, karena itu sudah dibuktikan oleh pakde lewat sosialisasi diberbagai penjuru negeri tentang nama-nama hewan yang bertujuan untuk merangsang daya ingat pada rakyat.

Dalam beberapa waktu lalu, kita juga sempat dibuat ambyar oleh badai pandemic covid-19, sebuah virus yang menjangkiti sebagian besar negara-negara didunia, mulai dari ujung barat hingga ke wilayah timur, yang ada dipelosok utara hingga ke sisi selatan pun tak luput dari pengaruhnya, dan hal ini pula yang menyebabkan berbagai kebijakan disektor pembangunan menjadi tidak sesuai atau keluar dari rencana sebelumnya yang sudah ada, seperti proses pemilihan ketua osis ditingkat sekolah menengah pertama maupun menengah atas menjadi batal atau diundur dari jadwal yang telah ditetapkan, dan hal ini juga menyebabkan banyaknya kepala sekolah yang bingung untuk mencari  formulasi yang tepat bagi kelangsungan aktifitas pembelajaran disekolah, disamping itu mereka juga harus memikirkan nasib para pedagang yang mengisi kantin-kantin disekolah yang nasibnya tergantung dari sedikit banyaknya pentol bakso yang terjual.

Indonesia hari ini merupakan negara berdaulat, sebuah negara yang memiliki luas wilayah yang hampir sama besarnya dengan wilayah kekuasaan kerajaan majapahit dibawah pemerintahan Raja Hayam wuruk yang bergelar Sri Rajasanegara, namun kedaulatan yang dimaksud disini bukanlah kedaulatan dari sisi teritorialnya saja, namun juga kedaulatan dari sisi pendidikan, politik dan perekonomian. Sebagai konsekuensi logis dari sebuah negara berdaulat, tentu negara juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan sebuah rasa aman serta jaminan kesehatan bagi segenap ummat manusia yang menghuni wilayah ini, termasuk juga kepastian yang diberikan untuk keberlangsungan hidup melalui pemenuhan kebutuhan sehari-hari (bukan melalui bantuan sembako partai politik). Melindungi setiap warganya dari perlakuan yang tidak adil baik didalam maupun diluar negeri (kecuali harus masiku).

Jika pepatah kuno mengatakan bahwa Bahasa mencerminkan jati diri bangsa, maka hari ini bukan tidak mungkin jika kita sebagai anak muda indonesia mengatakan bahwa pembangunan indonesia juga bisa dilakukan melalui kata-kata, redaksi-redaksi yang disusun rapi menggunakan sajak seperti para penyair misalnya, karena dalam perkembangan dimensi politik hari ini ada banyak kebijakan-kebijakan yang dihasilkan untuk orang banyak tidak terlepas dari pengaruh narasi-narasi yang dihasilkan oleh para pegiat media sosial, seperti munculnya kehadiran buzzer politik yang digunakan oleh para kandidat kepala daerah atau caleg diberbagai penjuru wilayah negeri para penikmat indomie untuk memenangkan kompetisi atau para pemangku kebijakan yang ingin melanggengkan durasi kekuasaannya..

Indonesia hari ini bukanlah seperti halnya produk mie instan yang bisa dengan bebas diperjual belikan kepada pihak manapun, indonesia merupakan negara yang berdaulat, sebuah negara besar yang memiliki sejarah panjang, memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa walaupun itu semua merupakan jaminan utang luar negeri kita hari ini, namun kita masih memiliki sumber daya manusia yang memiliki daya juang yang tinggi untuk mempertahankan kedaulatan bangsa, mempunyai kompetensi yang tidak kalah dengan para tenaga kerja asing yang berlomba-lomba untuk hadir di negeri khatulistiwa.

Sebagai negara maju yang baru saja ditetapkan oleh amerika serikat beberapa waktu lalu, indonesia tentu sudah punya beberapa jurus jitu agar dapat menjamin para rakyatnya, warga plus enam dua tidak memiliki persoalan dibidang ekonomi, khususnya dalam persoalan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Jika seandainya pernyataan resmi yang baru saja dikeluarkan oleh pimpinan tertinggi di negeri ini untuk mencintai produk-produk lokal benar-benar dilaksanakan secara terstruktur, massif dan sistematis serta turunan kebijakannya juga dilaksanakan bukan hanya secara vertical tegak lurus kebawah, melainkan juga harus secara horizontal, tentu aktifitas impor kita tidak akan sampai menutupi rendahnya daya saing dalam aktifitas ekspor keluar negeri.

Sepertinya membangun indonesia dengan kata-kata akan lebih bermakna jika kita melihat neraca pembangunan hari ini yang digunakan menggunakan hutang negara dengan jaminan sebuah kedaulatan banga diatas penguasaan sumber daya.

(Adi Agus Setiawan : Aktivis Bintan Education)

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close