Kepulauan RiauLingga

Indahnya Pintu Gerbang Hiasi Malam 7 Likur di Bunda Tanah Melayu

Lihatkepri.com, Lingga – Tradisi menghiasi malam 27 Ramadhan atau biasa masyarakat Lingga menyebutnya malam 7 likur telah membumi di Kabupaten Lingga akhirnya dapat dinikmati ribuan mata masyarakat setempat.

Setelah melewati masa pembuatan yang memakan waktu hampir satu bulan itu, pintu gerbang yang kerangkanya dibangun menggunakan kayu – kayu bulat dan ditempeli kertas warna dengan ornamen dan kaligrafi indah berhasil membuat meriahnya malam 7 likur yang dinanti-nantikan.

Momentum bulan suci ramadhan terutama malam 7 likur menjadi suasana tersendiri di kampung melayu Daik ini. Selain tadarus Al-Quran yang terus mengalun disurau-surau hingga menjelang sahur, pintu gerbang indah serta ribuan lampu minyak tanah (pelita) yang tersebar di seluruh perkampungan menerangi gelapnya malam.

Salah seorang warga Daik Lingga Putra mengatakan, malam 7 likur memang menjadi penantian bagi masyarakat setempat. Bahkan, ia mengakui setiap malam 7 likur dari tahun ke tahun di Daik Lingga, ribuan lampu pelita dan pintu gerbang tak pernah ketinggalan.

“Tiap tahun pasti ada pintu gerbang. Walaupun tidak setiap kampung yang membangun pintu gerbang itu, tapi pasti ada terus. Begitu juga lampu pelita. Tak pernah ketinggalan pokoknya,” kata dia kepada lihatkepri.com ketika melihat pintu gerbang di Desa Panggak Darat, Rabu (21/06/2017) malam.

Ia mengungkapkan, meski Daik kini telah banyak yang beruah, pembangunan yang semakin dirasakan warga namun untuk soal tradisi menurutnya harus terus mengalir menyesuaikan zamannya.

Ditambah lagi Daik sebagai pusat kebudayaan melayu yang masih bertahan harus tetap mempertahankan identitas kemelayuannya di Kepulauan Riau yang semakin hari semakin memudar.

“Bulan ramadhan ini jadi momentum berkumpul bersama kawan-kawan muda. Kalau di Daik ini ya begini lah, setiap malam 7 likur setiap rumah itu kadang-kadang buat kue. Nantinya ada warga sekitar yang jalan ke rumah. Ini juga untuk mempererat tali silaturahmi antar masyarakat,” katanya.

Pantauan wartawan lihatkepri.com di lapangan, di setiap ruas jalan dihias dengan lampu pelita menambah semaraknya bulan suci ramadhan.

Bahkan, disetiap pintu gerbang masyarakat setempat membuat jamuan seperti roti kirai, lakse, lambok, kepuron, bubur lidi, bubur kacang serta makanan lainnya yang disediakan gratis bagi masyarakat yang melintasi pintu gerbang tersebut. (Wira)

Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close