Uncategorized

Orang Tua Harus Tahu, Ini Tanda-Tanda Masalah Mental Pada Anak Di Masa Pandemi

Banyak dari kita setuju bahwa pandemi covid-19 membawa perubahan yang banyak dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan pendidikan. Namun tak kalah penting tetapi jarang disadari oleh kita semua yaitu perubahan mental dalam diri kita masing-masing. Orang dewasa mungkin sangat peka ketika situasi mentalnya mengalami perubahan, yang awalnya nyaman bekerja, tiba-tiba harus beraktivitas di rumah, ada suasana mental yang berubah misalnya tidak dapat berbincang-bincang dengan teman seprofesi, akhirnya merasakan kejenuhan. Adanya perubahan mental yang dialami oleh orang dewasa bisa langsung diketahui dan dicari solusinya. Nah yang menjadi permasalahan, bila perubahan situasi mental dialami oleh anak-anak yang mereka belum peka akan perubahan tersebut, yang pada akhirnya justru menjadi pemicu konflik dengan orang dewasa dalam lingkungan keluarga, seperti orang tua.

Berikut ini beberapa tanda anak tertekan dan terganggu mentalnya saat pandemi COVID-19 menurut The Union Journal:

  1. Perilaku Regresif
    “Secara umum, kita semua akan mengalami sedikit kemunduran dalam fungsi kita selama masa transisi besar ini,” kata terapis Noel McDermott. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa anak-anak akan mengalami kemunduran dalam bersikap dan berperilaku seperti kembali mengisap ibu jari, membutuhkan mainan kesayangannya lagi, mengompol, dan sebagainya. “Regresi adalah normal selama periode stres dan ketidakpastian,” ujarnya.
  2. Perubahan Nafsu Makan
    “Nafsu makan dan tidur anak sering kali merupakan tanda pertama bahwa segalanya tidak beres,” kata Natasha Daniels, seorang spesialis anak muda. “Seringkali seorang anak akan menunjukkan peningkatan tajam atau penurunan nafsu makan.”
  3. Masalah Tidur Selama tertekan, pola tidur juga dapat berubah.
    “Perhatikan apakah anak Anda tidur sepanjang hari atau sebaliknya mengalami kesulitan tidur atau tertidur,” ungkap Daniels. Gangguan tidur sering terjadi pada masa-masa sulit sehingga anak-anak mungkin mengalami masalah tidur, terbangun di malam hari atau berbagai kelainan lainnya.
  4. Perubahan suasana hati
    Perilaku yang harus diketahui terdiri dari ledakan kemarahan, putaran tangisan tak terduga, kesedihan, ketidaksabaran, kehilangan gairah dalam tugas-tugas yang disukai serta berpisah dari yang lain. Anak-anak yang gelisah kemungkinan besar benar-benar merasa lebih gugup, sementara mereka yang bermasalah mungkin memiliki lebih banyak ledakan biasa. “Cari perubahan dalam temperamen atau suasana hati normal mereka dan ingatlah bahwa stres membuat suasana hati Anda lebih normal lagi,” kata Craig A. Knippenberg, seorang spesialis serta penulis Wired and Connected: Brain-Based Solutions To Ensure Your Child’s Social and Emotional Success.
  5. Mencari jaminan
    Dengan anak-anak yang lebih cemas, mereka mungkin mengajukan lebih banyak pertanyaan daripada biasanya. Selain itu, mereka akan lebih sering mencari kepastian bahwa semuanya akan baik-baik saja. Orang tua juga mungkin menemukan bahwa anak-anak mereka lebih gelisah pada waktu tidur dan takut ditinggal sendirian.
  6. Tendensi untuk melekat pada orang terdekat
    Para orang tua mungkin akan melihat peningkatan perilaku anak untuk lebih melekat pada mereka. Mungkin si kecil akan mengikuti orangtuanya dari kamar ke kamar, bahkan mengalami kesulitan jika orangtuanya tidak bisa melihatnya atau tidak dapat berpisah sama sekali.
  7. Penarikan Sebaliknya
    Beberapa anak mungkin akan mengabaikan anggota keluarga di rumah mereka atau memilih untuk menolak kesempatan untuk berhubungan. Beberapa orang mungkin menjadi lebih tertarik dan mundur ke kamar mereka untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk teknologi dan telepon.
  8. Keluhan somatik
    Anak-anak mungkin memiliki lebih banyak keluhan sakit kepala, sakit perut, dan lebih sedikit energi. Ini nyata, tetapi kemungkinan bukan karena alasan medis melainkan karena beban pikiran yang mereka miliki.
  9. Pemecahan Masalah
    Anak-anak yang lebih tua maupun remaja mungkin memiliki waktu yang sulit untuk berkonsentrasi pada pekerjaan instruksional atau ragu karena mereka dengan cepat teralihkan. Beberapa di antara mereka mungkin mengalami masalah dengan perhatian, konsentrasi dan pembelajaran baru, yang akan berdampak pada pendidikan mereka.
  10. Bertindak berlebihan
    Selama masa pandemi ini, para orang tua dapat mengamati dan menilai perilaku anak-anak mereka. Apakah mereka bertindak lebih dari biasanya? Anak-anak mungkin mulai mendesak adanya batasan, menunjukkan tingkat permusuhan yang lebih besar, hingga tidak mematuhi arahan atau terlibat dalam lebih banyak perdebatan dengan anggota keluarga.

Hal ini bisa jadi tanda bahwa anak sedang tertekan akibat pandemi COVID-19 ini.

 

Ditulis Oleh:

Diny Maulina Andriawan,S.Pd.
(Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 BIntan Utara)

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close