Kolom Pembaca

Dampak Karantina Corona Untuk Natuna

Natuna adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Natuna menjadi salah satu pulau terluar di indonesia, selain itu juga menjadi daerah perbatasan untuk berbagai negara tetangga seperti Vietnam dan Kamboja. Karena jaraknya yang sangat jauh dari Ibu Kota Provinsi, Natuna kerap dijadikan sasaran bagi negara asing untuk menguasai wilayah tersebut. Menjadi salah satu pulau terluar, menjadikan Natuna memiliki markas perbatasan Tentara Nasional Republik Indonesia (TNI).

Belum lama ini Natuna mendapatkan masalah yang menggegerkan dengan kedatangan kapal asing dari China yang membuat masyarakat khususnya para nelayan yang merasa keamanan dan ketentramannya terancam, setelah konflik antara Indonesia dan China. Selang beberapa hari muncul konflik baru yang kembali mengegerkan Natuna yaitu dengan adanya kebijakan pemulangan WNI dari Kota Wuhan, China, terkait wabah virus corona yang mengguncang China. Virus Corona adalah sebuah penyakit yang menyerang sistem pernafasan dan menular yang disebabkan oleh infeksi dari hewan kemudian ditularkan kemanusia, walaupun belum ada kepastian jelas tentang darimana penyakit corona tersebut bersumber namun virus tersebut dapat menular dengan cepat hanya dengan kontak fisik misalnya berbicara dengan orang yang sudah terinfkesi virus tersebut.

Dalam hal ini masyarakat Natuna menolak daerahnya menjadi tempat karantina bagi WNI dari Wuhan, China. Kedatangan 238 WNI dari Wuhan dianggap sebagai ancaman yang mematikan bagi warga Natuna, diingat kembali virus corona merupakan virus yang penyebarannya paling mudah terjadi dari satu tubuh manusia ketubuh manusia lainnya selain itu virus corona juga dapat menyebabkan kematian. Dengan adanya kebijakan pemulangan WNI ini warga Natuna menolak dengan cara mengadakan demontrasi secara terus menerus, dan dengan berbagai alasan. Salah satu alasan yang dikemukaan oleh warga adalah mengenai lokasi karantina yang jaraknya terlalu dekat dengan pemukiman waga, yang pada awalnya tersiar kabar bahwa tempat karantina berjarak 5 KM dari pemukiman warga. Selain itu warga Natuna juga mengkhawatirkan jika WNI yang akan dikarantina di daerah tersebut ada yang terinfeksi virus corona. Dan begitu juga dengan ketersediaan fasilitas kesehatan yang kurang memadahi atau tidak lengkap yang nantinya malah akan menjadikan bommerang bagi warga Natuna sendiri.

Dari bebagai macam kekhawatiran-khawatiran dan penolakan-penolakan yang muncul dari warga Natuna juga memiliki dampak negatif yang terjadi di masyarakat, salah satunya adalah ketidak percayaan masyarakat terhadap pemerintah Natuna, terkait dengan lokasi karantina yang simpang siur dari berita yang beredar yang disebabkan karena kurangnya komunikasi antar pemerintah dan masyarakat. Selain itu dampak lain yang diterjadi adalah warga Natuna yang berfikir bahwa WNI yang akan dikarantina adalah mereka yang terinfeksi virus corona, namun pada dasarnya WNI yang dikarantina adalam mereka yang dinyatakan sehat dan tidak terinfeksi. Hal ini menyebabkan banyaknya warga Natuna yang enggan untuk keluar rumah dan berintraksi dengan para warga lainnya, karena dianggap virus corona sudah menyebar di wilayah tersebut.

Selain itu fasilitas kesehatan yang tidak memadai menjadi hal yang dipertanyakan oleh warga Natuna. Pasalnya fasilitas kesehatan yang tersedia di Natuna tergolong belum lengkap dan dianggap belum bisa digunakan untuk menangani WNI yang sedang dikarantina. Namun pada dasarnya fasilitas yang digunakan untuk karantina adalah fasilitas yang dimiliki oleh TNI dan dibantu oleh tenaga medis yang telah disediakan oleh Mentri Kesehatan Republik Indonesia. Terlepas dari banyaknya dampak negatif dari karantina WNI tersebut, kemudian memunculkan pendapat yang baru dari warga Natuna sendiri terkait hal-hal yang dikhawatirkan dapat merusak ketenangan daerah tersebut.

Namun setelah 14 hari masa karantina, WNI dari Wuhan dinyatakan sehat dan dapat dikembalikan kepada keluarga masing-masing membuat warga Natuna dapat bernafas lega. Karena hal-hal yang dikhawatirkan tidak terjadi dan kemanana serta ketentraman warga Natuna tidak terganggu. Selain merasa lega dengan berakhirnya masa karantina WNI dengan tidak menyebarkan virus corona membuat warga Natuna memberikan apresiasi terhadap hal tersebut, yang dapat dilihat ketika pemulangan WNI ke daerah masing-masing diantar dengan baik oleh warga Natuna.

Untuk kedepannya jika terjadi atau muncul kebijakan yang serupa, sebaiknya pemerintah memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada masyarakat agar tidak terjadi kominikasi yang tidak baik dan dapat menyebabkan perpecahan diantara pemerintah dan masyarakat. Selain itu jika terjadi hal serupa ada baiknya jika wilayah yang ditunjuk untuk melakukan karantina adalah wilayah yang memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, serta memiliki jarak yang cukup jauh dari permukiman warga.

 

Dwi Cahya Ningrum
Prodi Administrasi publik

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close