Kolom Pembaca

Kondisi Identitas Dalam Sudut Pandang Kehidupan Sosial

Identitas berasal dari kata Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Identitas juga merupakan keseluruhan atau totalitas yang menunjukan ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu.

Tingkah laku tersebut terdiri atas kebiasaan, sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang tersebut berbeda dengan yang lainnya. (id.shvoong.com). Berdasarkan pengertian mengenai identitas tersebut, maka sangat tidak mungkin konflik bisa dihilangkan dari muka bumi ini. Setiap orang dikodratkan berbeda dengan orang lain. Manusia juga akan memiliki kecenderungan untuk berkelompok-kelompok membentuk identitas kelompok berdasarkan kepentingannya masing-masing. Ada yang berkelompok karena teritori yang disebut dengan negara, ada yang berdasar keyakinan (agama), kelas sosial, warna kulit, kepentingan politik dan lain sebagainya. Itu sebabnya konflik akan selalu ada dan menjadi sesuatu yang menakutkan jika tidak dikelola dengan baik oleh masing-masing orang.

Identitas menurut Stella Ting Toomey merupakan refleksi diri atau cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi. Sementara itu, Gardiner W. Harry dan Kosmitzki Corinne melihat identitas sebagai pendefinisian diri seseorang sebagai individu yang berbeda dalam perilaku, keyakinan dan sikap. Identitas dapat dibagi menjadi 5 yaitu identitas seksual, identitas gender, identitas pribadi, identitas agama dan identitas nasional. Identitas seksual mengacu pada identifikasi seseorang dengan berbagai kategori seksualitas. Identitas gender merupakan pandangan mengenai maskulinitas dan feminitas dan apa arti menjadi seorang laki – laki atau perempuan. Identitas pribadi merupakan karakteristik unik yang membedakannya dengan orang lain. Identitas agama merupakan dimensi yang penting dalam identitas seseorang. Identitas nasional merujuk pada kebangsaan seseorang.

Dewasa ini, identitas sering disalahgunakan oleh beberapa orang atau kelompok. Identitas digunakan oleh beberapa orang atau kelompok untuk melecehkan orang atau kelompok lain. Kelompok yang merasa dominan atau mayoritas melecehkan kolompok minoritas. Dengan terjadinya hal tersebut, Individu atau kelompok yang dilecehkan identitasnya akan merasa tidak nyaman, terancam, timbul rasa takut, dan sebagainya. Apabila kondisi tersebut berlanjut akan timbul resistensi, dikarenakan seseorang atau kelompok ingin rasa aman, tenang dan damai. Apabila hal tersebut terus – menerus berlanjut, akan terjadi sebuah konflik antara individu atau kelompok yang melecehkan dengan individu atau kelompok yang identitasnya dilecehkan. Konflik identitas, terutama berkaitan dengan identitas etnis, suku, agama sering kali terjadi akibat dari tidak adanya pengakuan dan penghargaan dari pihak lain. Padahal, pengakuan dan penghargaan merupakan sebuah tanda yang memperlihatkan penerimaan pihak lain terhadap sebuah individu atau kelompok.

Dalam sebuah konflik yang dilatarbelakangi oleh pelecehan terhadap identitas seseorang atau kelompok, ada kalanya terjadi perilaku kekerasan yang tergolong tragis. Perilaku tersebut dilatarbelakangi oleh perjuangan mempertahankan harga diri. Merendahkan identitas seseorang atau kelompok akan berakibat munculnya resistensi atau semangat perjuangan kolektif. Pada awalnya mungkin berupa sikap tidak senang merespon perlakuan seseorang atau kelompok lain. Akan tetapi, perlahan – lahan akan terjadi letupan – letupan kecil. Permasalahan dan letupan tersebut apabila tidak segera diselesaikan, akan menimbulkan masalah besar dikarenakan adanya permusuhan panjang akibat pelecehan terhadap identitas seseorang atau kelompok.

Dalam survei yang kami temukan di lapangan, kami menemukan bahwa masih banyak orang yang kurang paham bagaimana bersikap terhadap perbedaan identitas. Padahal, memahami bagaimana bersikap terhadap perbedaan identitas sangatlah penting. Apabila seseorang atau kelompok salah dalam bersikap terhadap perbedaan identitas, maka akan timbul permasalahan – permasalahan. Permasalahan tadi apabila ditambahkan dengan letupan – letupan kecil akan menimbulkan sebuah konflik. Banyak konflik yang diawali adanya perbedaan identitas. Konflik yang terjadi di Ambon, konflik Sampang, juga tawuran yang dilakukan geng motor merupakan contoh konflik identitas. Untuk mengatasi terjadinya konflik – konflik tersebut dikemudian hari, diperlukan adanya pemahaman terhadap perbedaan identitas.

George Simmel berkata “Kelompok – kelompok, terutama kelompok – kelompok minoritas, yang hidup dalam konflik…sering tidak mendapat pengakuan atau toleransi dari pihak lain. Sifat tertutup dari oposisi mereka, tanpa mereka tidak bisa memperjuangkannya, akan kabur dalam kelompok tertentu, bahkan mungkin itu bagian kebijaksanaan politik untuk memastikan bahwa ada beberapa musuh agar kesatuan anggota menjadi efektif dan agar kelompok tetap sadar akan kesatuan ini sebagai kepentingan vitalnya”. Berdasarkan pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa kelompok – kelompok minoritas seringkali tidak mendapatkan pengakuan dan toleransi dari kelompok lain. Melihat akibat yang ditimbulkan konflik, maka semua pihak harus sungguh – sungguh mencermati fenomena ini.

Ada seseorang atau kelompok yang seharusnya hidup merdeka terpaksa menerima perlakuan tidak adil dari seseorang atau kelompok lain. Harga diri seseorang atau kelompok dilecehkan, tidak diakui, tidak dihargai dan sebagainya. Karena itu, seseorang atau kelompok yang merasa dilecehkan akan selalu mencari kesempatan untuk melakukan perlawanan kolektif. Kalau bukan sekarang, nanti pasti ada kesempatan. Itulah yang mereka yakini. Perlakuan yang terkesan mengejek bahkan menyentuh dan menyodok harga diri, cepat atau lambat akan menghadapi perlawanan. Itu berarti pula, potensi konflik terus terpelihara dan selalu menunggu kesempatan untuk melampiaskan kemarahan. Komunikasi yang baik antar kelompok merupakan sebuah usaha untuk menghindari kesalahpahaman antarkelompok dalam suatu komunitas. Komunikasi ini merupakan proses pendidikan yang akan memberi kesadaran untuk saling menghormati adanya perbedaan.

Setiap orang harus disadarkan bahwa keindahan hanya dapat diraih dengan penggabungan perbedaan-perbedaan. Seperti halnya dalam tubuh kita, keindahan diri kita tidak akan pernah tercapai kecuali adanya perbedaan-perbedaan dari bagian tubuh kita. Demikian juga, hanya kombinasi banyak warna lah yang dapat menghasilkan keindahan dalam lukisan. Hal ini mengindikasikan jika kita ingin hidup damai, tenteram, sejahtera dan indah maka kita harus berdamai dengan berbagai perbedaan itu. Karena sesungguhnya perbedaan adalah sesuatu yang tidak mungkin kita hindari. Perbedaan pasti akan selalu ada dalam berbagai lapisan dan juga bidang kehidupan sosial kita. Untuk itu, perlu ditumbuhkan sikap toleransi dan mengedepankan persatuan. Dan juga perlu benar – benar memaknai semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Apabila hal – hal tersebut dilaksanakan, akan tercipta lingkungan yang aman, tenang dan damai.

Ditulis Oleh : Fathoni AD

Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close