Kolom Pembaca
LAFRAN PANE & SEJARAH HMI
Alhamdulillah, adalah kata yang patut di ucapkan oleh semua kader HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dan seluruh Alumninya HMI di republik ini. Atas diterimanya sejarahwan HMI, Pendiri HMI, Tokoh Besar HMI, yaitu Kanda Lafran Pane (alm) yang disetujui oleh Presiden RI, Bapak Joko Widodo sebagai Pahlawan Nasional yang akan dikukuhkan pada tangal 10 Nopember 2017 waktu dekat ini.
Siapakah Lafran Pane, sesungguhnya?
Banyak yang tidak mengetahui sejarah sosok pendiri HMI ini, kecuali Kader HMI dan para mahasiswa seakangkatan beliau. Saya sendiri mengenal nama tokoh satu ini pada saat hari pertama setelah mendaftarkan diri, sebagai calon peserta untuk mengikuti kontrak pembelajaran kegiatan Latihan Kader I, hingga masuk materi pertama, yaitu Sejarah HMI (Himpunan Mahsiswa Isalam) pada tanggal 16 September 1989. Yang dilaksakan oleh Komisariat IAIN Susqo Pekanbaru bertempat di Ruang belajar sekolah SMA Setia Dharma Pekanbaru-Riau.
Lafran Pane, adalah sosok pendiri HMI (Himpunan Mahasiswa Isalam). Organisasi kemahasiswaan terbesar di negara ini. Organisasi yang berdiri dua tahun setelah Kemerdekaan RI, HMI didirikan oleh Lafran Pane dkk, pada tanggal 5 Februari 1947. Dalam sejarah Universitas Gajah Mada (UGM), Lafran termasuk dalam mahasiswa yang pertama mencapai gelar sarjana, yaitu tanggal 26 januari 1953. Dengan sendirinya Drs. Lafran pane menjadi Sarjana Ilmu Politik yang pertama di Indonesia. Mengenai Lafran Pane Sujoko Prasodjo dalam sebuah artikelnya di majalah Media nomor : 7 Thn. III. Rajab 1376 H/ Februari 1957, menuliskan;
“Sesungguhnya, tahun-tahun permulaan riwayat HMI adalah hampir identik dengan sebagian kehidupan Lafran Pane sendiri. Karena dialah yang punya andil terbanyak pada mula kelahiran HMI, kalau tidak BOLEH kita katakan sebagai tokoh pendiri utamanya”
Lafran Pane erat hubungannya antara mahasiswa dan Ke-islaman pada dirinya, dalam satu buku sejarah HMI yang pernah saya baca, beliau berjuang keras untuk Indonesia dan Islam. Beliau memperjuangkan agar pendidikan dilaksanakan tanpa melihat latar belakang ekonomi dan jabatan dari keluarga calon mahasiswa, agar masayrakat Indoensia memiliki pemuda yang berpengetahuan hingag tidak mudah dipengaruhi oleh pihak yang ingin mengulangi sejarah pahit dari penjajahan Hindia Belanda dan Jepang. Belia juga memikirkan dan meminta agar pendidikan harus diatur sedemikian rupa sehingga mahasiswa lulus dari pendidikan tetap memilik moral dan akhlak. Pada saat beliau masih kuliah, saat itu juga beliau merasakan ada yang tidak beres dengan sistem perkuliahan, yaitu tidak adanya waktu jeda perkuliahan dengan waktu untuk sholat Maghrib bagi mahasiswa yang beragama Islam, maka beberapa orang dari mereka berkumpul untuk mebicarakan bagaimana agar diadakan pertemuan-pertemuan, diskusi-diskusi tentang pendidikan pada umumnya dan tentang Akidah, dan Mua’malah. Di luar jadwal perkulaiahan. Ternyata ide tesebut disetujui oleh beberapa orang rekannya, ada juga yang tidak setuju, maka pertemaun demi pertemuan, diskusi demi diskusi berlangsung dari rumah – kerumah, sesama mahasiswa, pertemuan dan diskusi lepas tersebut merupakan embrio (cikal-bakal) berdirinya organisasi. walaupun dengan waktu yang cukup lama dan banyaknya rintangan serta ketidak setujaun dari berbagagi pihak baik pihak kampus, maupun rekan-rekan mahasiswa, nampun berkat perjuangan dan kegigihan beliau bersama rekan-rekannya, Ahirnya disepakati bahwa perlu didirikan sebuah organisasi mahasiswa yang disetujuai nama organsasi tersebut adalah HMI (Himpunan Mahasiswa Islam).
Jika dinilai dari perspektif hari ini, rumusan tujuan nasionalistik HMI itu memberikan sebuah pengakuan bahwa Islam dan Keindonesiaan tidaklah berlawanan, tetapi berjalan beriringan. Dengan kata lain HMI adalah organisasi Ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan. Islam tanpa negara yang merdeka tidak dapat di amalkan dengan baik dan sempurna. Dalam rangka mensosialisasikan gagasan keislaman-keindonesiaanya. Pada Kongres Muslimin Indonesia (KMI) 20-25 Desember 1949 di Jogjakarta yang dihadiri oleh 185 organisasi alim ulama dan Intelegensia seluruh Indonesia, Lafran Pane menulis sebuah artikel dalam pedoman lengkap kongres KMI (Yogyakarta, Panitia Pusat KMI Bagian Penerangan, 1949, hal 56). Artikel tersebut berjudul “Keadaan dan Kemungkinan Kebudayaan Islam di Indonesia”.
Dalam tulisan tersebut Lafran membagi masyarakat islam menjadi 4 kelompok. Pertama, golongan awam , yaitu mereka yang mengamalkan ajaran islam itu sebagai kewajiban yang diadatkan seperti upacara kawin, mati dan selamatan. Kedua, golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang ingin agama islam dipraktekan sesuai dengan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Ketiga, golongan alim ulama dan pengikutnya yang terpengaruh oleh mistik. Pengaruh mistik ini menyebabkan mereka berpandangan bahwa hidup hanyalah untuk akhirat saja. Mereka tidak begitu memikirkan lagikehidupan dunia (ekonomi, politik, pendidikan). Sedangkan golongan keempat adalah golongan kecil yang mecoba menyesuaikan diri dengan kemauan zaman, selaras dengan wujud dan hakikat agama Islam. Mereka berusaha, supaya agama itu benar-benar dapat dipraktekan dalam masyarakat Indonesia sekarang ini.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) akan mengenang satu orang: Prof. Drs. H. Lafran Pane. Dia pemrakarsa berdirinya HMI, organisasi yang banyak melahirkan sumber daya manusia (SDM) terbaik di negeri ini, juga punya andil besar terhadap lahirnya proklamasi. Pada 25 Januari 1991, beliau meninggal dunia. Singkat kata, Lafran Pane Layak dijadikan tokoh nasional bahkan pahlawan nasional. Karena HMI sebagai sebuah organisasi mahasiswa terbesar yang yang mampu melahirkan tokoh-tokoh terbaik bangsa di negeri ini seperti Dahlan Ranuwiharjo, Deliar Noer, Nurcholish Madjid, Ahmad Syafi Maarif, Kuntowijoyo, Endang Syaifuddin Anshori, Chumaidy Syarif Romas, Agussalim Sitompul, Dawam Rahardjo, Immaduddin Abdurrahim, Ahmad Wahib, Djohan Effendi, Ichlasul Amal, Azyumardi Azra, Fachry Ali, Bahtiar Effendy, dll,
HMI di batam bediri sejak tahun 1995 yang lalu, tepatnya di Kampus STIE (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) Ibnu Sina – Pelita Batam. telah memiliki ratusan kader aktif dan ratusan alumni yang berprofesi pada berbagai instansi. Hari ini mengucapkan terimakasih kepada Bpk. Presiden Joko Widodo, dan Selamat kepada keluarga kanda Lafran Pane (Alm) semoga Indoensai tetap Jaya dengan menghargai Jasa para pahlawannya. Jayalah Indonesia-KU !!
Oleh: Akhirman.S.Sos,.MM (Koordinator Presidium KAHMI Kota Batam)