Uncategorized
Dampak Kuliah Online Di Masa Pandemi Covid-19
Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. Hal ini dikarenakan oleh munculnya virus covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan, China. Di dunia saat ini wabah coronavirus menyerang hampir seluruh negara. Dampak virus COVID-19 terjadi diberbagai bidang seperti sosial, ekonomi, pariwisata dan pendidikan. Di dalam pendidikan, pembelajaran terpaksa harus dilaksanakan secara daring untuk mengurangi kontak satu sama lain. Mahasiswa pun merasakan dampak kuliah online ini. Terdapat dampak positif dan dampak negative yang dirasakan akibat kuliah online di masa pandemic COVID-19 ini.
Pembelajaran daring ini berdampak di seluruh jenjang pendidikan, baik TK, SD, SMP, SMA, dan Kuliah. Pembelajaran daring ini, menyebabkan siswa memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar kapanpun dan dimanapun sesuai dengan waktu yang dimiliki. Namun, pembelajaran daring di masa pandemic ini dilakukan sesuai dengan aturan institusi pendidikan yang telah diterbitkan, mengenai kapan harus mengerjakan tugas, ikut serta dalam bimbingan belajar, dan masih banyak lagi. Menurut saya pribadi pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran. Dengan pembelajaran daring siswa memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Pembelajaran daring ini dapat melalui aplikasi seperi google classroom, video conference, telepon, zoom, whatsapp group, ataupun platform online lainnya. Era disrupsi teknologi imformasi dan komukasi (TIK) memberi dampak dalam segala hal. Pada bidang pendidikan dampak dari disrupsi TIK yaitu adanya pembelajaran dalam jaringan atau daring. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara dosen dan mahasiwa, tetapi dilakukan melalui online. Pembelajaran dilakukan melalui video conference, e-learning atau distance learning. Pembelajaran daring memang membutuhkan tanggungjawab, kemandirian dan ketekunan pribadi, karena tidak ada yang mengontrol selain dirinya sendiri. Mereka harus mendownload dan membaca materi, menjawab quiz atau soal serta mensubmit tugas secara mandiri.
Dampak kuliah online juga begitu terasa oleh mahasiswa. Meskipun mahasiswa dapat mengatur dirinya sendiri, lingkungan dan keadaan eksternal dapat mempengaruhi motivasi untuk melaksanakan pembelajaran itu sendiri. Keberhasilan dari sebuah model ataupun media pembelajaran bergantung dari karakteristik peserta didik dan lingkungan belajarnya. Saya mengatakan bahwa seluruh literature dalam pembelajaran daring mengindikasikan bahwa tidak seluruh peserta didik akan mengalami manfaat dan sukses dalam melakukan pembelajaran online. Selain itu, faktor lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap pembelajaran daring ini. Hal ini dikarenakan dibutuhkan fasilitas yang sesuai dan juga dukungan dari lingkungan itu sendiri. Fasilitas yang dibutuhkan contohnya gadget, laptop, koneksi internet yang memadai, dan masih banyak lagi. Sementara dari segi dukungan lingkungan itu seperti banyak teman yang ingin belajar, dukungan dari keluarga, dan lingkungan positif lainnya. Banyak daerah yang memiliki fasilitas yang kurang lengkap dan lingkungan yang kurang kondusif untuk menunjang perkuliahan. Seperti yang kita ketahui, selama di masa pandemic ini, banyak mahasiswa yang kembali ke daerahnya masing-masing akibat tidak ada perkuliahan di tempat rantauan.
Selain karena keterbatasan fasilitas, keefektifan pembelajaran daring ini sangat bergantung kepada mahasiswa itu sendiri. Pembelajaran ini menyebabkan mahasiswa memiliki waktu luang yang banyak dan terkadang tidak terkontrol dengan baik. Suasana rumah yang kurang kondusif juga menjadi salah satu faktornya dimana terdpat banyak anggota keluarga yang memiliki kegiatannya masing-masing. Hal inilah yang menyebabkan dampak dari tidak fokusnya mahasiswa dalam menjalankan kuliah daring.
Namun, disamping dampak negative tersebut, ada dampak positif yang dirasakan. Salah satu dampak signifikan COVID-19 adalah percepatan dan distribusi teknologi. Mengapa itu dipercepat? Pasalnya, pada masa pandemi ini, masyarakat menggunakan teknologi untuk tetap berhubungan dengan orang lain, tetap bekerja, kuliah daring, mendapatkan informasi, dan lain sebagainya. Perkuliahan dari rumah, bekerja dari rumah, dan hanya di rumah, berarti komunikasi dengan orang lain tidak dapat dilakukan secara langsung. Semua orang menjadi lebih akrab dengan teknologi yang mereka gunakan, seperti smartphone dan laptop. Lebih tahu semua fitur dan penggunaannya. Tak hanya itu, dari pandemi ini masyarakat lebih mengenal aplikasi tersebut.
Selama pandemi ini, banyak webinar dan pertemuan diadakan secara online. Hal ini menyebabkan orang-orang yang belum mengetahui dan mencoba fitur konferensi video dan sebagainya dapat belajar dan lebih memahami manfaat positif dari aplikasi ini. Selain itu, semua tugas selama periode ini diberikan secara online. Tugas-tugas ini tentu saja diakses melalui teknologi. Bagi mahasiswa yang tidak tahu caranya, mereka juga lebih tahu. Percepatan teknologi merupakan hal penting untuk dilakukan. Pasalnya, perkembangan zaman yang terus berkembang menghasilkan teknologi baru yang menuntut kita untuk terus mengikuti perubahan tersebut. Jika kita tertinggal maka kita akan kesulitan untuk bersaing dalam menghadapi era yang semakin modern.
Periode ini merupakan kesempatan emas untuk percepatan teknologi. Selama pandemi ini “memaksa” setiap orang untuk menggunakan teknologi untuk tetap berhubungan dan melakukan hal lain. Pandemi ini telah menyebabkan orang yang tidak bisa benar-benar menggunakan gadget, aplikasi, dan sebagainya, belajar menggunakannya. Selain itu, kesetaraan teknologi juga bisa terjadi. Teknologi berdampak positif bagi kehidupan manusia, yaitu memudahkan manusia dalam melakukan sesuatu. Itu tergantung bagaimana orang belajar menggunakan teknologi. Selain itu, pandemi memang memiliki efek negatif yang sangat besar, tetapi selalu ada peluang di balik kesempitan tersebut.
Jika kita melihat dari sisi yang lain, banyak hal yang dapat diambil di masa pandemic, namun banyak orang yang terlalu terfokus dengan dampak negative yang dihasilkan. Dengan waktu luang yang banyak, tentunya hal ini dapat menjadi kesempatan bagi pengajar untuk memberikan pendidikan yang maksimal dan membuat bahan ajar yang lebih menarik. Dari pandemi ini juga, pemerintah dapat lebih memiliki perhatian kepada daerah pedesaan. Teknologi dapat perlahan-lahan menjadi merambat dan berkembang pesat di wilayah pedesaan. Belajar untuk hidup seperti biasa di era new normal sangat dibutuhkan, termasuk dari segi pendidikan.
Pendidikan merupakan sebuah investasi jangka panjang yang nantinya akan membawa negara Indonesia lebih baik kedepannya. Pemerintah harus menegaskan kepada guru dan juga orang tua mengenai hal ini. Berbagai program harus diterapkan agar seluruh siswa dan mahasiswa tetap melaksanakan pembelajaran efektif meskipun melalui online. Pada masa pandemi ini, skill seperti mengatur waktu, mengatur keuangan, dan skill-skill lain yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan, kita tidak pernah tahu kapan pandemic ini akan berakhir. Pandemi ini merupakan kesempatan bagi kita untuk lebih banyak belajar dan mengembangkan diri, jadi jangan mengeluh, dan tetap berpikiran positif. Pengembangan sumber daya manusia di masa pandemic tidak boleh mengalami hambatan. “Time will be not repeated, time is gold, time is money”. Tidak ada hari libur untuk pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
Penulis
(Nanda Abrian Prasetio)
Prodi Administrasi Publik
Mahasiswa Stisipol Raja Haji Tanjungpinang