Uncategorized
Peraturan Tarik Ulur
Tahun ini adalah tahun ke dua bagi kita semua dalam menjalani bulan suci Ramadhan di tengah pandemic seperti ini. Banyak sekali hal – hal yang dulu nya sering kita buat dan lakukan dalam manyambut bulan suci Ramadhan, namun kini kian terasa aneh sebab pandemic yang kian tak kunjung usai.
Salah satu hal yang sangat identik adalah ketika menyambut hari lebaran, biasanya tak sedikit masyarakat yang mengadakan acara takbiran keliling baik di perdesaan atau perkampungan bahkan di perkotaanpun demikian. Namun kini semua tradisi – tradisi yang cukup haru itu perlahan mulai menghilang dikarenakan terpenjara oleh peraturan – peraturan yang berbaris menjaga ketat protokol kesehatan, yang tujuan nya hanya satu, memutuskan mata rantai virus covid-19.
Tidak sedikit masyarakat yang terkadang mengeluhkan peraturan – peraturan yang di buat, namun apa mau dikata virus masih saja berkelana. Di musin bulan suci Ramadhan ini selain Takbiran yang menjadi salah satu tradisi dalam menyambut hari lebaran idul fitri, mudik juga sudahu menjadi tradisi yang telah mendarah daging, tentu saja bukan hal yang mudah untuk mencegah masyarakat untuk tidak mudik, namun bukan hal yang mustahil pula bagi pemangku kebijakan untuk membuat peraturan mudik di bagi dalam beberapa tahap untuk mengurangi kerumunan dan tentu saja dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Pasalanya, saat ini kerinduan masyarakat terhadap kampung halaman dan sanak saudara sudah mengebu – gebu, dikarenakan tahun sebelumnya yang tidak dapat mudik. Hal inilah yang mengakibatkan banyak masyarakat yang kuat untuk mudik.
Peraturan dan realita saat ini cukup membingungkan masyarakat, pasalnya banyak beredar aturan dilarang mudik namum wisata tetap berjalan, tempat – tempat hiburan masih di buka, dan juga fasilitas – fasilitas transportasi masih saja tersedia. Selai dari itu ada juga aturan mudik lokal yang sebelum di perbolehkan namun sekang di tarik lagi, tapi tetap saja fasilitas trasnportasinya tetap ada.
Yang menjadi titik lemah dari aturan larangan mudik ini adalah kurang nya pengawas. Atau mungkin andai saja mudik ini di bagi dalam beberapa klaster, dan tetap dengan pengawasan, mungkin kerumunan akan minim terjadi dan penilangan masyarakat yang mudik tidak lagi terjadi.
Mungkin saja Tuhan Yang Maha Kuasa memiliki rencana atau cerita yang indah dibalik permasalahan dunia saat ini, oleh karena itu tak ada salahnya kita memanjatkan permohonan yang indah KepadaNya. Berharap kehidupan kita yang sebelumnya dikembalikan oleh Nya.
Penulis
(Firda Septiarini)
Kampus Stisipol Raja Haji