Opini

PENERAPAN NEW NORMAL

COVID-19 menyita banyak perhatian berbagai pemimpin dunia, mengorbankan nyawa masyarakat dan petugas medis. Melemahkan sendi perekonomian banyak negara. Saat ini pemerintah akan menerapkan NEW NORMAL. Sepertinya jika yang biasa di pakai adalah aktivitas masyarakat kembali secara normal. Walaupun mungkin berbeda wajar saja karena ada sesuatu ketentuan yang harus di jalankan oleh setiap masyarakat.

Seperti, definisi new normal menurut Pemerintah Indonesia adalah tatanan baru untuk beradaptasi dengan COVID-19.

Pemerintah Indonesia melalui Juru Bicara Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan, masyarakat harus menjaga produktivitas di tengah pandemi virus corona COVID-19 dengan tatanan baru yang disebut new normal.

“Sekarang satu-satunya cara yang kita lakukan bukan dengan menyerah tidak melakukan apapun, melainkan kita harus jaga produktivitas kita agar dalam situasi seperti ini kita tetap produktif namun aman dari COVID-19, sehingga diperlukan tatanan yang baru,” kata Achmad Yurianto dalam keterangannya di Graha BNPB, Kamis (28/5/2020).

Wajar pemerintah mengarahkan kepada semua masyarakat untuk
Kembali menjalankan aktivitasnya baik yang bekerja pada Sektor Industri, Perdagangan, Sektor Jasa, Sektor Keuangan, Sektor Pelayanan Publik, Sektor Pertanian, Sektor Perikanan, Sektor Pendidikan, Sektor Kesehatan. Yang sejak wabah virus Covid-19 terjadi di Indonesia sebahagian besar aktivitas masyarakat yang disebabkan di atas tadi dihentikan sementara, bahkan ada yang menutup secara total usahanya karena beratnya resiko yang dialami oleh manajemen usaha tersebut.

Bagaimana Penerapan New Normal ?

Saya mencoba berbagi informasi terkait kebijakan pemerintah agar masyarakat mempersiapkan diri menghadapi era New Normal, kuncinya hanya 1 (satu) yaitu “DISIPLIN”.
Siapapun masyarakat yang akan menjalankan aktivitasnya pada salah satu dari sektor yang disebutkan di atas tadi kuncinya adalah “Disiplin”.

Yaitu DISIPLIN menjalan protokol kesehatan selama menjalankan aktivitas tersebut. Mulai dari Mempersiapkan Masker, Menyediakan Handsanitizer dan Menggunakannya atau mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir, menyemprotkan cairan pembunuh virus pada lingkungan tempat beraktivitas. Mau menjaga Jarak satu dengan yang lainnya.

Perlukah Pengawasan?
Pada berbagai literatur ilmu terkait Perilaku Manusia. Pengawasan menjadi sesuatu yang penting, karena sudah menjadi karakter seseorang “senang jika diawasi” seperti diperempatan jalan raya padahal sudah ada rambu-rambu lampu Merah, Kuning dan Hijau. Namun jika tidak ada petugas kepolisian maka rambu-rambu jalan tersebut masih ada yang sengaja melanggarnya. Artinya oran seperti ini tidak “DISIPLIN” padahal yang menanggung akibat perbuatannya yang tidak disiplin tersebut bukan hanya dirinya namun juga orang lain.

Virus Covid-19 lebih dahsyat dampaknya, karena selain tidak kelihatan sebagai sebab yang mendatangkan penyakit hingga mematikan, tanpa di sadari juga dapat menularkan kepada lingkungan keluarga sendiri, kawan bisnis, teman kerja, serta masyarakat secara tiba-tiba dan meluas dengan waktu seketika bisa terjadi.

Masyarakat tanpa pengawasan eksternal harus menyadari bahwa mengawasi diri sendiri dengan “mendisiplinkan” diri sendiri untuk saat ini menggunakan Masker, Mencuci Tangan dengan Air yang Mengalir, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan orang-orang yang berkumpul tanpa adanya petugas COVID-19 lebih penting dilaksanakan jika ingin memutus rantai penularan Covid-19 untuk beraktivitas pada NEW NORMAL. Jika setiap orang disiplin dengan dirinya sendiri akan lebih efektif untuk memutuskan mata rantai penularan wabah global Covid-19 ini. Kita ketahui bahwa tenaga petugas pengawas Covid-19 pada New NORMAL ini sangat terbatas.

Bagaimana dengan New Normal dan Aktivitas Pendidikan?

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close