Opini

Arahan Physical Distancing, Apakah Tepat Bagi Masyarakat Ekonomi Menengah Kebawah?

Virus corona atau Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir 2019 lalu. Penyebaran virus yang belum ditemukan penawarnya itu hingga kini tak terkendali. Sudah 200 lebih negara di dunia melaporkan adanya kasus terpapar virus corona.

Menurut informasi dari salah satu media online, Jumlah kasus positif virus corona di seluruh dunia hingga hari ini, Senin (30/3), mencapai 720 ribu orang dengan 33.905 kematian, dan 150.918 sembuh.

Di Indonesia sendiri, kasus ini pertama kali ditemukan pada dua warga Depok, Jawa Barat awal Maret lalu. Jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia masih mengalami peningkatan. Pada Senin (30/3), angkanya mencapai 1.414 kasus. Dari jumlah itu, korban meninggal mencapai 122 orang, dengan jumlah yang sembuh 75 orang.

Dengan terus meningkat nya jumlah korban dari virus ini, organisasi kesehatan dunia (WHO) dan pemerintah terus menggalakkan arahan untuk physical distancing, yaitu pembatasan kontak antara individu satu dengan yang lain. Selain itu masyarakat di himbau untuk bekerja dari rumah.

Namun apakah itu arahan yang tepat bagi mereka yang mempunyai golongan ekonomi menengah kebawah? Apakah mereka yang berprofesi sebagai tukang ojek, pedagang cilok, sampai pedagang kaki lima dapat menerima dan menjalankan arahan ini dengan baik, sementara mereka harus tetap beraktifitas dan berkontak dengan orang banyak demi sesuap nasi. Seperti yang terjadi di kota tanjungpinang, sebagian besar masyarakat yang berprofesi seperti yang dijelaskan diatas, mengeluhkan kondisi ekonomi mereka yang kian menurun, belum lagi resiko yang harus mereka tanggung akibat banyak nya kontak dengan sesama.

Hal ini menjadi perhatian ketika arahan physical distancing pertama kali digaungkan, mungkin bagi mereka yang mempunyai golongan ekonomi menengah keatas, jabatan jelas, seperti pejabat kantoran yang dapat menjalankan arahan ini dengan baik. Karena semua nya bisa dikerjakan dan dijalankan secara daring/online.

Akan tetapi hal ini berbanding terbalik dengan masyarakat yang mempunyai golongan ekonomi menengah kebawah, mereka harus melawan keadaan agar tetap dapat bertahan hidup. Belum lagi daya beli masyarakat yang semakin menurun. Hal ini jelas berdampak bagi mereka baik berupa pemasukan perhari atau pun kesehatan mereka.

Seharusnya mereka tidak lagi memikirkan bagaimana hari ini dan besok agar tetap dapat bertahan hidup, mereka hanya fokus menerima dan menjalankan arahan yang telah digaungkan oleh organisasi kesehatan dunia dan pemerintah tersebut guna memutus rantai penyebaran wabah ini.

Kita semua berharap, agar pemerintah dapat segera menjamin kesejahteraan mereka, seperti menyediakan dan membagikan kebutuhan pokok bagi mereka, menyediakan peralatan medis dan tenaga medis yang memadai, serta mengeluarkan kebijakan agar stabilitas ekonomi dapat tetap terjaga.  agar kelangsungan hidup dapat terus berjalan. Bukan hanya sebatas arahan.

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close