Opini

Say No To Skull Breaker Challenge

Beberapa hari ini viral aksi Skull breaker Challenge di media sosial yang begitu cepat membuming dan sudah jutaan orang yang menonton aksi tersebut, aksi Skull breaker Challenge merupakan aksi yang bisa di lakukan oleh siapa pun, tidak hanya di kalangan remaja saja, tetapi juga bisa di lakukan oleh orang dewasa. Aksi ini menimbulkan ke khwatiran tersendiri bagi kalangan masyarakat kita khususnya kepada orang tua yang memiliki anak terhadap aksi Skull breaker Challenge  tersebut, karena ketika aksi tersebut di lakukan akan berdapampak negatif  bagi “korban” yaitu bisa menyebabkan cidera riangan bahkan bisa menyebabkan kematian, yaitu resiko cidera kepala  dan tulang belakang dari yang ringan sampai kepada yang fatal bisa terjadi. maka untuk itu di harapkan kepada orang tua bisa berkomunikasi dengan baik kepada anak-anak yang sudah di “fasilitasi” Gudget untuk tidak melakukan aksi Skull breaker Challenge  tersebut dan tetap harus dalam pengawasan orang tua.

Kita menghwatirkan terhadap anak-anak maupun remaja  yang “Iseng” melakukan aksi Skull breaker Challenge tersebut, karena jelas akan membahayakan diri sendiri. Bisanya anak-anak ataupun remaja akan mudah terkontaminasi terhadap hal-hal yang baru, sehingga keinginan untuk mencoba jauh lebih tinggi dan suka dengan tantangan baru. Maka untuk itu para guru dan para orang tua harus didorong untuk memberi pengetahuan kepada anak agar mereka berhati-hati di mana pun mereka berada. Tidak hanya guru ataupun orang tua, pemerintah juga harus tegas dalam menyikapi hal tersebut, kita berharap Kemkominfo melakukan langkah sesuai dengan kewenanganmya. Memblokir konten negatif tersebut agar anak/remaja yang ada di Indonesia tidak mengimitasi aksi Skull breaker Challenge.

Istilah Skull Breaker Challenge yang berasal bahasa spanyol yaitu Rompcraneos yang artinya pemecah tengkorak. Dari nama atau istilah yang di gunakan sudah menyeramkan bagi tantangan aksi tersebut. Kita tidak tahu siapa yang memulai tantangan yang memiliki nama lain Tripping Jump Challenge yang membahayakan ini. Yang pasti Skull Breaker Challenge saat ini sedang trending di wilayah Eropa dan Amerika Selatan. Kita berharap aksi Skull Breaker Challenge tidak membuming di Indonesia dan pemerintah (Kemkominfo) harus segera melakukan tindakan pemblokiran kontek tersebut agar remaja atau pelajar tidak ada yang mengimitasi aksi tersebut.   Maka kita harus berani mengatakan Say No To Skull Breaker Challenge.

 

Miswanto
Founder Rumah Edukatif AHA.
Direktur Urban Community Development

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close