Uncategorized

Ada Lagi Demokrasi?

Demokrasi jelas disadari bukan sebagai sistem yang sempurna. Didalam demokrasi tidak hanya sekedar masyarakat yang berkoar-koar tanpa sebab dan alasan melainkan ada petunjuk kuat bahwa demokrasi adalah sistem terbaik di antara sistem lain. Oleh karena itu, seperti yang sering disuarakan oleh sejumlah ahli, yang diperlukan sesungguhnya adalah pendalaman demokrasi (deepening demokrasi), bukan menolak demokrasi itu sendiri.

Di beberapa Negara-negara yang menganut sistem demokrasi yakni sistem yang sama dengan Indonesia, mengakui bahwasannya sistem ini merupakan alat ukur dari keabsahan politik. Dimana kehendak rakyat adalah menjadi dasar utama didalam pemerintahan dengan sistem demokrasi, dengan meletakkan rakyat pada posisi penting serta mejadi pemegang kedaulatan.

Berbicara demokrasi, Indonesia merupakan salah satu dari beberapa Negara yang menganut sistem ini. Sistem demokrasi, yang seharusnya menjadikan rakyat sebagai dasar utamanya, tak jarang masyarakat takut untuk mengeluarkan argumentnya.

Jika teman-teman tau banyak sekali lapisan-lapisan elemen masyarakat yang pernah turun kejalan melakukan aksi demonstrasi, mengeluarkan argument-argumen, pendapat-pendapat. Namun tak jarang pula banyak dari koordinator lapangan dari para demonstran, yang mana mereka di incar oleh para oknum pengamanan.

Kalau teman-teman mengingat tentang kejadian demontrasi pada mei 1998, kejadian yang cukup memilukan untuk Ibu Pertiwi. Tak sedikit masyarakat dan mahasiswa yang meregang nyawa akibat kejadian itu, sehingga kejadian itu sangat membekas bagi tanah Ibu Pertiwi.

Namun terlepas dari kejadian itu, apa sangsi yang pantas untuk oknum-oknum yang tega berbuat keji itu, siapa sebenarnya dalang dibalik keganasan terhadap para demonstran tersebut, dan kemana pembahasan-pembahasasn itu sekarang, mulai dari hilang hingga tewas nya para demonstran.

Kejadian ini memang bukan kali pertama yang terjadi di Indonesia. Pada 46 tahun yang lalu demontrasi besar-besaran pernah terjadi, kejadian itu dikenal dengan peristiwa MALARI (Malapetaka Limabelas Januari) yang terjadi pada 15 januari 1974. Peristiwa itu sering disebut sebagai aksi demonstrasi pertama dinegeri ini.

Sekarang mari kita memajukan nostalgia kita pada kejadian September 2019 lalu, kejadian yang lagi-lagi memakan korban jiwa. Kejadian ini terjadi di berbagai daerah dinusantara, dan tidak sedikit masyarakat yang turun aksi mulai dari kalangan mahasiswa, pelajar, jurnalis, dan juga lapisan elemen-elemen masyarakat.

Dari kejadian itu, yang menjadi berkelanjutan nya adalah salah satu pelajar yang dianggap serta ditetapkan sebagai pelaku kekerasan terhadap aparat. tindakan ini dinilai tidak mengacu pada sistem demokrasi sebagai anutan bangsa ini. Jika satu orang demonstran dianggap bersalah lalu ditetapkan sebagai tersangka, lantas bagaimana dengan kematian para demostran akibat luka tembak yang dialami. Tidak ada yang mau mengusut tuntas terkait kematian korban itu, tapi untuk pelajar yang dianggap melakukan tindak kekerasan terhadap oknum pengamanan, diusut hingga dijatuhi hukuman.

Jika kita kembali pada pembahasan awal, demokrasi adalah sistem terbaik dari antara sistem yang ada. Demokrasi juga meletakkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan. Namun saat ini banyak masyarakat yang takut dengan sistem ini. Bukan takut untuk berbicara mengeluarkan argument, melainkan takut dijerat hukum. Padahal, jika kita kaji bersama masyarakat yang berdemokrasi ini bisa dijadikan sebagai suatu ide ataupun gagasan jika sesuai bisa dilaksanakan namun jika tidak, bisa konfirmasi dengan bijaksana.

Penulis:

Zinal Ahmad
Mahasiswa Prodi Administrasi Publik
Stisipol Raja Haji Tanjungpinang

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close