Batam

Nadim: Hentikan Tindakan Refresif Warga Rempang-Galang dan Mulai Pendekatan Humanisme

Konflik Agraria Timbulkan Banyak Korban Luka

BATAM – Permasalahan Rempang Galang menimbulkan tindakan kekerasan oleh aparat gabungan Kepolisian,TNI dan Satpol PP hingga memicu banyak korban luka, Kamis (07/09/2023).

Menyoroti akan hal itu, Nadim menyayangkan tindakan aparat Gabungan yang terkesan tidak humanis dalam menangani konflik agraria di kawasan Rempang-Galang.

“Sangat disayangkan. Ini adalah Tragedi duka bagi Masyarakat Melayu Rempang-Galang dan seluruh Bangsa Melayu lainnya” ujar Nadim Anggota Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Batam

Rencana relokasi 16 titik lokasi Rempang-Galang mendapatkan penolakan oleh banyak pihak terutama tokoh masyarakat dan warga setempat. Pasalnya, penolakan tersebut dianggap akan menghilangkan budaya, adat istiadat, dan kampung halaman yang telah dibena sejak ratusan tahun sebelum adanya Republik Indonesia.

“Masyarakat adat yang ratusan tahun tinggal menetap hidup sederhana damai dan harmoni. Tiba-tiba menjadi Medan perang lalu ditembak Gas Air Mata bahkan mengakibatkan luka dan trauma terhadap anak-anak sekolah”, ujar Nadim.

Selanjutnya, Pihaknya juga turut menyoroti isu konflik agraria antara warga vs pemerintah dan korporasi yang berujung korban luka serta memperpanjang konflik agraria yang tidak berkesudahan antara warga vs pemerintah dan korporasi.

Mengenai hal itu, Nadim meminta kepada aparat gabungan dan pembuat kebijakan (pemerintah) untuk menghentikan tindakan refresif, dan mulai mencari solusi alternatif terbaik dari kedua belah pihak.

“Ada baiknya para pembuat kebijakan. Sejenak menghentikan tindakan-tindakan yang menimbulkan banyak korban luka serta mencari solusi yang damai tanpa kekerasan pasalnya warga Rempang Galang juga tidak alergi pada investasi asalkan tidak direlokasi”, tutup Nadim.

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close