Batam

Rakornas KAHMI IV di Batam Jadi Agenda Nasional Pertama di Kepri Saat Pandemi

BATAM – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, berterima kasih kepada Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang memilih Kota Batam sebagai tuan rumah Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) IV.

Dirinya menyatakan demikian lantaran kegiatan akbar tersebut menjadi agenda berskala nasional pertama diadakan di Batam dalam dua tahun terakhir menyusul adanya pandemi.

“Terima kasih dan kami memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada KAHMI yang telah menyelenggarakan kegiatan di Kepri,” katanya dalam sambutannya saat pembukaan Rakornas IV KAHMI di Swiss-belhotel, Jumat (25/02/2022) malam.

“Hampir dua tahun kita tidak melaksanakan acara seperti ini karena situasi pandemi Covid-19. Tapi, alhamdulillah, atas izin Allah dan usaha kita, pandemi dapat kita kendalikan bersama,” sambung dia.

Ansar menambahkan, Kepri merupakan salah satu pintu gerbang Indonesia, terutama bagi negara-negara ASEAN. Alasannya, Kepri secara grografis berbatasan langsung dengan beberapa negara Asia Tenggara.

Seluas 96% dari total wilayah Kepri seluas 251.810.71 km persegi berupa perairan, sedangkan 4% lainnya daratan. Selain itu, memiliki 2.408 pulau yang tersebar di Selat Malaka, Selat Karimata, Selat Berhala, hingga Laut Natuna Utara.

“Ada 22 pulau terluar tersebar hingga di Natuna Utara dengan pulau berpenghuni 379 pulau dengan total penduduk 2.064.564 jiwa,” jelasnya.

Para Peserta Dalam Forum Rakornas IV KAHMI di SwisBellhotel Batam
Para Peserta Dalam Forum Rakornas IV KAHMI di SwisBellhotel Batam

Kepri, lanjut Ansar, terus berbenah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ada dua pendekatan yang dilakukan, berbasis keunggulan dan regional, baik lima kabupaten maupun dua kota.

“Masing-masing regional memiliki karakter, potensi, peluang, dan tantangan berbeda-beda. Ini peluang sekaligus tantangan Kepri dengan menyinergikan dan membangun konektivitas semua kabupaten/kota,” tuturnya.

Ansar mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Kepri sempat terganggu saat awal pandemi. Ini terlihat dari konstraksi ekonomi secara kumulatif -3,8% pada 2020 dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Kepri membaik pada 2021 karena secara kumulatif melejit naik 3,43%.

Merosotnya pertumbuhan ekonomi di Kepri dipengaruhi berkurangnya jumlah pelancong secara signifikan saat pandemi. Sebelum pagebluk, sekitar 2,8 juta wisatawan mancanegara (wisman) yang menyambangi Kepri.

“Capaian itu menjadikan Kepri berada di peringkat kedua terbanyak di Indonesia setelah Bali. Tapi, pada 2020, menjadi ratusan ribu orang saja (411.248) orang,” ucapnya. Jumlah kunjungan turun lebih tajam bahkan di bawah 5.000 wisman pada 2021.

Tari Persembahan Pada Saat Pembukaan Rakornas IV KAHMI Nasional di SwisBellhotel Batam
Rakornas KAHMI IV di Batam Jadi Agenda Nasional Pertama di Kepri Saat Pandemi

Menurut Ansar, Kepri membutuhkan banyak investasi guna mengakselerasi capaian pertumbuhan ekonomi tersebut. Investasi yang dibutuhkan utamanya pembangunan infrastruktur ekonomi dan sosial masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah.

“Seperti pelabuhan, bandara, jalan, sarana prasarana, dan teknologi informasi dalam rangka revolusi industri 4.0 dan society 5.0,” ucapnya.

Dicontohkannya dengan jembatan Batam-Bintan yang segera dibangun dan bakal berdampak luas. “Kita yakin adanya jembatan ini akan jadi episentrum baru dan memberikan multiplier effect bagi sosial, negara, bahkan menjadi prestise kebanggaan Indonesia di mata tetangga.”

Kepri lantas melakukan berbagai terobosan agar pertumbuhan ekonomi Kepri terus “menghijau”. Misalnya, memudahkan proses perizinan investasi, memberikan insentif dan stimulus usaha guna memantik semangat generani muda dalam berbisnis.

Selain itu, tambah Ansar, Kepri mengedepankan kolaborasi pentaheliks dalam memformulasikan kebijakan agar mendukung investasi dan sinkron sehingga bisa memberikan kepastian ekonomi dan investasi.

“Bersama Forkopimda, kita juga rutin berkoordinasi demi demi pertahanan dan keamanan sehingga memberikan jaminan investasi di Kepri,” ujarnya.

Lebih jauh, Ansar menerangkan, Kepri merupakan wilayah yang sebagian besar penduduknya adalah etnis Melayu. Namun, sangat terbuka karena menjadi wilayah perdagangan sejak zaman Kerajaan Riau-Linggau. “Tetapi, kita dapat hidup rukum bersama dan menjaga persatuan dan kesatuan bersama-sama.”

Dirinya pun berharap, KAHMI sebagai masyarakat intelektual dapat berkontribusi menjembatani kepentingan masyarakat Kepri dan Indonesia. “Semoga yang kita lakukan menjadi amal saleh bagi kita semua,” tutupnya.

 Mhd. Amin
(K.A Biro Natuna)

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close