Uncategorized
Syiarkan Islam di Tepian Negeri
Mendidik dan mengembangkan agama di Pulau Medang, Kepulauan Riau
Lihatkepri.com, ACT Kepri – Tujuh puluh lima tahun lalu bangsa Indonesia dinyatakan merdeka, berkat jerih payah pahlawan bangsa yang berjuang penuh melawan penjajah demi kemerdekaan. Sementara di masa damai ini, pahlawan masa kini pantas disematkan kepada Muhammad Yusuf, seorang ustaz yang mengabdikan dirinya di sebuah pondok pesantren di Pulau Medang, Kabupaten Lingga.
Sudah lima tahun ia mengabdi di Pulau Medang, tinggal di pondok pesantren yang susah payah didirikannya. Tinggal jauh dari peradaban kota, Ustaz Yusuf terus bersyukur karena bisa rasakan nikmat hidup Pulau Medang.
“Lebih dari lima tahun saya tinggal di sini, dan saya bersyukur bisa rasakan nikmat hidup di pulau ini,” kata Ustaz Yusuf singkat.
Tidak jarang rekan-rekannya mengajak beliau untuk keluar dari Pulau Medang untuk bisa mengajar di pondok pesantren milik teman-temannya. Namun, Ustaz Yusuf selalu menolak. Baginya mengabdi di Pulau Medang sudah menjadi pilihan, karena ada tanggung jawab besar untuk menjadikan masyarakat di Pulau Medang menjadi lebih baik.
“Banyak teman-teman yang ajak saya untuk membantu mengajar di pondok-pondok mereka, tapi saya tolak. Saat ini ada tanggung jawab di hati saya untuk membantu masyarakat di Medang, untuk mengembangkan pondok yang sedang saya bangun ini,” ungkap Ustaz Yusuf.
Kehadiran Ustaz Yusuf membawa banyak perubahan di lingkungan masyarakat. Dulu masyarakat Pulau Medang sangat jauh dari nilai-nilai agama. Tak jarang masjid di Pulau Medang terlihat sepi tanpa penghuni. Jamal, warga setempat yang mengantarkan Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kepulauan Riau mengitari pulau-pulau di sekitar Medang memberikan kesaksiannya.
“Kami dulu sangat jarang tampak di masjid, Pak. Dari petang sampai pagi kalau lagi ada duit itu, eh kacau lah pak pokoknya (tidak ke masjid),” ungkap Uwak, sapaan akrab Jamal.
Tidak sampai di situ, di tengah perjuangannya mensyiarkan agama Islam, saat ini Ustaz Yusuf memberikan anak-anak tidak mampu Pulau Medang untuk belajar dengan gratis di pondoknya. Semua ia lakukan dengan harapan agar semakin banyak orang yang mampu berjuang di jalan Allah.
“Masyarakat tidak mampu saya ajarkan gratis di pondok kami ini, yang penting masyarakat di sini mau untuk belajar agama. Tidak cuma anak-anak, orang tuanya juga silakan, kami sangat terbuka,” tambah Ustaz Yusuf.
Tetapi fasilitas yang dibangun masih minim saat itu. Para santri harus menumpang sampai berdesak-desakan di rumah warga. Namun, kesulitan itu selesai pada akhir bulan ini, ketika ACT Kepulauan Riau merampungkan dan meresmikan pembangunan Pondok Pesantren Al Mubaarok pada Sabtu (15/8) lalu.
Ronio selaku Kepala Cabang ACT Kepulauan Riau mengatakan, mereka bisa hadir di sana berkat informasi dari salah seorang santri di Pondok Pesantren Al Mubaarok yang menceritakan kondisi pondoknya saat itu. Kemudian melalui amanah para dermawan, ACT Kepulauan Riau memutuskan untuk membantu para santri.
“ACT sangat bersyukur bisa turut serta membantu Pondok Pesantren Al Mubaarok ini. Kami bersyukur karena informasi dari salah seorang santri yang menceritakan kepada tim kami melalui email saat itu bahwa kondisi pondoknya cukup memprihatinkan. Hingga kini, Pondok Pessantren Al Mubaarok bisa berdiri seperti ini,” ungkap Ronio.
Perjuangan Ustaz Yusuf dalam mensyiarkan agama di Pulau Medang patut membuatnya menjadi pahlawan di masa kini. Perjuangannya pun masih berlanjut untuk mengembangkan pondok pesantrennya serta memperluas jangkauan agar semua anak-anak di Pulau Medang di sekitarnya mau untuk belajar agama Islam baik di dalam pondok pesantren atau di sekitarnya. Ronio berharap para dermawan dan ACT ke depannya dapat terus membersamai mereka.
“Kami mengapresiasi semangat Ustaz Yusuf serta para santri. Oleh karenanya juga kami mengajak kepada para dermawan untuk membersamai semangat ini juga. Semoga ini bukan yang terakhir kali, dan mudah-mudahan apa yang kita berikan juga bisa bermanfaat bagi mereka,” harap Ronio. []