Opini

Pemuda Dalam Pembangunan Wilayah

Hari ini saya memulai kembali menulis sebuah opini yang masih berkaitan dengan dunia pendidikan di Indonesia namun dari sudut pandang yang sedikit berbeda, dengan narasi yang masih sama serta tujuan yang tidak berbeda dari opini sebelumnya, karena pendidikan adalah hak segala bangsa yang didalamnya terdapat berbagai elemen masyarakat indonesia, terkhususnya manusia-manusia indonesia yang berada dipulau Bintan.

Setelah kita melewati beberapa purnama yang setia menemani malam-malam sendu berbalut rindu imbas dari dahsyatnya penyebaran covid-19, pada akhirnya kita sadar bahwa pentingnya hidup sehat dan selalu menjaga pola hidup yang baik, mulai dari menjaga stamina yang prima, pola istirahat yang cukup hingga mengkonsumsi racikan tradisional khas leluhur nusantara juga tak luput dari fenomena hari ini yang bertujuan agar terhindar dari covid-19.

Berbicara soal covid-19 tentu dampak yang dihasilkan begitu mengherankan semua orang, bukan hanya masyarakat diIndonesia melainkan seluruh penghuni yang mendiami alam semesta ini, seperti banyaknya binatang liar yang turun ke pemukiman penduduk dikarenakan hilangnya aktifitas manusia, membaiknya kualitas udara dibeberapa kota-kota didunia juga karena tidak ada pergerakan moda transportasi yang digunakan, hingga hilangnya gangguan mahkluk ghaib juga dikarenakan aktifitas spiritual yang dilakukan oleh manusia didalam rumah masing-masing, walaupun kadangkala masih saja banyak mahkluk halus yang berwujud manusia terus menggerogoti uang-uang rakyat.

Kembali menyoal tentang dimensi pendidikan, rasanya kurang bersahabat jika kita tidak mengaitkannya dengan dimensi kepemudaan dan dimensi pembangunan, karena dalam ceramah akbarnya sang proklamator pun mengatakan bahwa pemuda merupakan asset bangsa, pun juga begitu halnya dalam proses pembangunan, pembangunan juga bukanlah sebuah materi keilmuan yang hanya berisi tentang persoalan angka-angka dalam ilmu statistik, karena hari ini dengan majunya peradaban manusia yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi, sudah semestinya pembangunan yang dilakukan harus melalui riset terlebih dahulu, karena pembangunan bukan hanya sebatas tinggi rendahnya sebuah atap real estate (baca:rumah rakyat), tapi kita juga harus memikirkan bagaimana kita melakukan penanaman modal, penanaman modal dalam bentuk kualitas hidup dari sisi kesehatan, pendidikan dan ekonomi, yang merupakan titik-titik penting dalam skema peningkatan indeks sebuah negara didunia.

Dalam kasus pembangunan dibeberapa wilayah di Indonesia seperti di pulau Bintan misalnya, terkadang apa yang menjadi lokus pembangunan seperti yang tertuang dalam serap aspirasi seperti musyawarah-musyawarah diberbagai tingkatan serta penyererapan pendapat ditiap-tiap kegiatan reses  kerap kali tidak sesuai dengan apa yang terjadi didalam lapangan. Hal tersebut bisa terjadi karena berbagai faktor yang mempengaruhi, mulai dari kelalaian manusia, bencana alam hingga kehendak Tuhan yang takkan mungkin dapat dirasionalisasikan oleh para tuan-tuan yang menjadi pemangku kebijakan.

Dalam perkembangan dimensi pembangunan hari ini, segala aktifitas yang dilakukan pada saat pengambilan keputusan dalam ranah kebijakan publik tentu tidak terlepas dari waktu yang senantiasa menjadi tolak ukur sebuah kesimpulan dalam perencanaan pembangunan. Klasifikasi waktu yang terjadi hari ini menjadi penting untuk dikemudian hari agar menjadi sebuah gambaran kedepan, adapun fenomena masa lampau  juga harus menjadi kenangan sekaligus bagian terpenting dalam pembahasan merancang pembangunan hari ini agar tidak menimbulkan persoalan hari ini dan akan datang, sehingga sangat penting peran pemerintah baik ditingkat pusat maupun daerah untuk memiliki SDM yang baik dalam menilik masa depan dengan tingkat analisa yang kuat agar kerja-kerja yang dihasilkan juga baik.

Proses pembangunan diberbagai sektor yang dilakukan oleh pemerintah hari ini juga harusnya mulai dilakukan dengan melibatkan elemen masyarakat, karena bagaimanapun hasil yang dibuat dalam skema pembangunan akan berdampak pada masyarakat secara luas, seperti proses semenisasi dan saluran irigasi maupun sanitasi, karena pembangunan dalam bentuk fasilitas umu seperti ini langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, masyarakat harus dilibatkan dalam proses perencanaan, pengawasan hingga evaluasi pembangunan yang ada, misalnya seperti  pembuatan aspal dijalan raya yang mengelilingi daratan dipulau Bintan, keterlibatan masyarakat dalam proses-proses seperti ini tentu akan memberikan manfaat positif sebagai wadah pembelajaran dalam proses perumusan kebijakan publik yang selama ini tidak pernah mereka dapatkan.

Jika seandainya hal ini dapat terwujud, tentu fenomena ini akan menjadi hal yang baik dan wajib ditiru bagi daerah-daerah lain dalam proses perumusan kebijakan dalam membangun wilayahnya, karena selain mereka mendapatkan edukasi dalam proses-proses pembangunan, mereka juga akan ikut aktif dalam upaya-upaya hukum agar bisa mencegah atau melakukan control sosial sebagai wujud kepedulian terhadap bangsa dan negara pada tindakan penyelewengan kekuasaan yang selalu saja terjadi (abause of power).

Pemuda sebagai sekelompok manusia indonesia yang menjadi ujung tombak peradaban ummat tentu harus memiliki cerminan yang sama seperti apa yang dicita-citakan oleh mendiang bung Karno, Tan malaka serta tokoh-tokoh angkatan muda terdahulu lainnya seperti soe hok gie ahmad wahib serta anas urbaningrum yang kerap bertumpu pada kekuatan angkatan muda dalam melakukan berbabagi aktifitas dimensi pembangunan baik dari sisi pendidikan, politik, sosial dan ekonomi.

Angkatan muda indonesia saat ini tentu harus menjadi garda terdepan dalam setiap permasalahan yang terjadi baik hari ini maupun dimasa yang akan datang, anak muda hari ini harus focus dalam pemantapan masa depan bangsa, kerja-kerja yang dihasilkan juga harus memiliki nilai yang bermanfaat bagi masyarakat disekitar, menjadi tolak ukur dalam keberhasilan suatu negara dalam mengelola manajemen sumber daya. Kemudian juga harus mampu menilai terhadap keputusan yang dihasilkan oleh para birokrat. Apakah keputusan yang diambil hari ini sudah tepat jika kita kaitkan dengan proses pembangunan dimasa depan ? atau  kebijakan hari ini menimbulkan kerugian tbagi masyarakat karena mengesampingkan kepentingan masyarakat saat ini ? dan hal ini juga sangat tidak ditepat jika dilanjukan untuk diteruskan dimasa yang akan datang akibat tidak adanya evaluasi dalam tahap pembangunan dimasa lalu?.

Hal itu bisa saja terjadi dalam proses pembangunan, karena ini tidak akan mudah untuk dilakukan apabila dalam tahapan perencanaannya saja tidak melibatkan berbagai sektor-sektor strategis dalam urusan sosial kemasyarakatan, dan hal ini juga akan semakin sulit jika pemerintah tidak memberikan perhatian khusus bagi dunia pendidikan baik pada tataran tingkat terendah seperti Sekolah Dasar hingga dalam jenjang sekolah tinggi, perhatian yang diberikan tentunya bukan hanya sebatas dari besaran anggaran yang dikucurkan, namun basis dari metode proses pembelajaran dilingkungan pendidikan melalui perumusan kebijakan kurikulum yang tidak terpusat, namun mempertimbangkan daerah-daerah lain yang sampai hari ini masih terdapat kesenjangan yang nyata.

Pada hakekatnya dalam proses pembangunan baik dalam pembangunan sistem pendidikan dan ekonomi maupun dalam dunia kepemudaan ada terdapat dua aspek yang sangat penting, hal ini menyangkut mutu sebuah kebijakan yang diambil oleh para elit dalam lingkaran kekuasaan hari ini baik diwilayah eksekutif maupun legislative. Kemudian juga menyangkut dengan strategi melaksanakan  kebijakan yang telah diputuskan dalam loby-loby politik sesuai kesepakatan bersama.

Kualitas kebijakan yang diambil hari ini tentu yang paling utama harus didasari oleh kebenaran yang terdapat pada proses indentifikasi permasalahan pokok dan resapannya, yang tentu juga harus diikut dengan penentuan intrsumen kebijakan yang tepat, kemudian kemampuan individu yang ada dalam diri para pemangku kebijakan dalam mensosialisasikan tujuan dan langkah-langkah kebijakan yang seiras dengan apa yang menjadi aspirasi masyarakat baik dibidang pendidikan, sosial, politik dan ekonomi.

 

Penulis

Adi Agus Setiawan
Aktivis Bintan Education

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close