BatamKepulauan Riau

Refleksi 70 Tahun HMI Mengabdi

18 bulan selang  waktu HMI berdiri pasca kemerdekaan NKRI, dan sekarang organisasi ini sudah memasuki usia yang ke 70 tahun. Usia yang tak lagi muda jika di ibaratkan seorang manusia, fisik semakin lemas, daya tahan tubuh yang berkurang, produktivitas yang terbatas. Sebagai organisasi mahasiswa tertua dan terbesar di Indonesia sudah tak diragukan lagi pengabdian HMI terhadap bangsa ini, HMI mampu berkiprah dalam dunia intektualitas dan telah melahirkan cendekiawan-cendekiawan bangsa dalam pertarungan pemikiran, HMI juga telah memberikan kontribusi besar untuk bangsa ini sampai -sampai pemerintahan yang dzolim terhadap terhadap rakyat pun dapat di tumbangkan, bahkan diawal-awal berdirinya organisasi ini, HMI langsung turun kemedan perang mengangkat senjata demi keutuhan negara tercinta Indonesia Raya.

Tahun demi tahun telah di lalui, fase demi fase telah di lewati oleh Himpunan ini, dan pertanyaan mendasar bagi kita adalah, apakah sudah selesai pengabdian HMI????. Sedangkan kehidupan berbangsa kita masih dalam keadaan carut marut seperti saat ini. Kemunduran demi kemunduran himpunan ini terlihat jelas didepan mata kita semua, mudahnya di adu domba oleh pihak luar, seringnya konflik internal, keringnya budaya intelektual, bahkan rakyatpun sudah tidak menyadari lagi keberadaan HMI saat ini.

Pengabdian yang menjadi titik tumpu dari tujuan Hmi sudah tidak lagi meresap kesanubari para kadernya bahkan alumninya, yang terlihat hanyalah kepentingan demi kepentingan, yang muncul hanyalah keberpihakan demi keberpihakan (apakah itu berpihak ke yang benar atau ke yang salah) itu tak jadi ukuran lagi, banyak kader atau alumni nya yang sudah tak diragukan lagi dunia akademisnya sampai-sampai sulit rasanya untuk menuliskan gelar yang disandang, akan tetapi tak dirasakan keberadaanya oleh lingkungan sekeliling.

Dengan usia yang sudah menua ini maka HMI harus di Rejuvenasi sehingga kekuatan HMI bisa terlihat kembali, Rejuvenasi bukan dari hitungan usianya akan tetapi dari kekaryaan HMI, daya saing HMI, nilai Juang HMI yang sama-sama kita lihat saat ini sangat menurun . Oleh karena nya Rejuvenasi sangat dibutuhkan HMI dengan cara merekulturisasi budaya-budaya intelektual HMI,terus menerus berkarya dalam setiap bidangnya, menanamkan dasar perjuangan kepada setiap kader dengan penuh pemahaman, sehingga pergerakan HMI bisa bangkit kembali.

Selain rejuvenasi, harus dilakukan juga ruwatan HMI. Di beberapa daerah dan beberapa pesantren masyarakat/ santrinya sampai ini masih ada yang melaksanakan dalam bahasa jawa “ngerowot”  yakni tidak memakan makanan yang berpotensi menyebabkan penyakit dalam tubuh atau menghidari makanan-makanan yang selama ini menyebabkan penyakit yang telah diderita pada tubuhnya. HMI pun sudah saat meruwat diri dengan menghilangkan segala energi-energi negatif yang ada dalam tubuhnya, dengan ruwatan tersebut diharapkan bisa menyadarkan HMI untuk  kembali kepada khittahnya yakni membela segala kebenaran dan melawan segala keburukan serta menyadarkan setiap kadernya untuk tidak terlibat dalam konflik ataupun niat pragmatis.

Dan tidak kalah penting HMI harus mereposisi diri, saat ini HMI layaknya bak himpunan esklusif, kader-kadernyapun tidak mau ketinggalan lebih ekslusif. Jangankan darah mengucur dari tubuhnya, pakaiannya saja selalu terlihat kelimis bak pejabat negeri. Melihat kondisi kekinian yang terjadi di HMI maka sudah waktunya lah HMI mereposisikan diri sehingga rakyat masih mau menganggap keberadaan HMI, HMI harus menentukan sikap keberadaannya saat ini, apakah masuk golongan pejabat? Apakah masuk golongan mahasiswa elit/apatis yang hanya berkumpul di Mall-Mall, apakah HMI masih bersama rakyat untuk selalu memberikan kenyaman dan membela kesejahteraan yang di idam-idamkan rakyat.

Pada kenyataan nya saat ini HMI bak pejabat & mahasiswa elit, keberadaan inilah yang harus direposisi sehingga tidak berkepanjangan dan membuat HMI kehilangan jati dirinya, dan segera mungkin HMI kembali pada posisi yang sesungguhnya. HMI juga bukanlah barang dagangan senior atau alumni nya, HMI harus punya tempat sendiri yang memang diakui keberadaannya.  Sesungguhnya perjuangan dan pengabdian kita akan selalu tercatat oleh sejarah, apakah keberadaan kita saat berHMI masuk dalam sejarah pro-status quo, sejarah tinta emas perjuangan HMI atau justru dosa sejarah yang kita torehkan.  3R(rejuvenasi,ruwatan,reposisi) HMI lah yang kiranya bisa menjadikan HMI kembali berjaya.

Ingat PENGABDIAN ini belum usai kawanku !!!

Detik-detik Milad HMI ke 70, YAKUSA

Oleh : Andri Fitri Yanto (Sekretaris Umum Badko HMI Riau-Kepri 2016-2018)

Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close