Uncategorized

ISLAM TIDAK MENGAJARKAN KEKERASAN

“THE TRUE OF ISLAM (ISLAM IS UNIVESAL RELIGION)”

Oleh : SOPIAN

KETUM HMI (HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM)

KOMISARIAT POLITEKNIK NEGERI BATAM

“BER-ISLAM TIDAK MENGAJARKAN KEKERASAN, ISLAM MENGAJARKAN KERUKUNAN DAN TIDAK MENGINGINKAN PERPECAHAN”

Fenomena kekerasan yang muncul dalam beberapa bulan terakhir atau bahkan beberapa minggu belakang ini yang mengatasnamakan AGAMA sungguh sangat menyanyat HATI dan Memiriskan. Belum lagi ada yang kekerasan yang mengatasnamakan agama bagi saya itu sangat menyedihkan dan mencoreng sendiri kebenaran AGAMA yang dianutnya. Pada dasarnya tak satu pun AGAMA di dunia ini mengahalalkan kebencian apalagi pembunuhan dalam menyampaikan kebenaran, namun fakta dilapangan yang jelas terjadi atas nama AGAMA Manusia saling membenci, membunuh, dan atas nama agama pula manusia merobek perdamaian dan keamanan dalam kehidupan. Fenomena ini pun semakin memperjelas bahwasannya manusia nampaknya lebih mencintai AGAMA ketimbang TUHANNYA.

Dalam ISLAM, Fenomena kekerasan yang mengatasnamakan AGAMA bukanlah hal yang baru. Jauh sebelum Islam berkembang hingga ke seluruh penjuru Dunia, lebih tepatnya pada masa KHULAFAURRASYIDIN, telah muncul satu kelompok ekstrim yang mengatasnamakan diri sebagai KHAWARIJ. Sebuah aliran paham keagamaan yang bersifat ekslusif dan kerap menggunakan kekerasan dalam berdakwa. Kelompok ini tidak hanya merasa paling benar tapi juga mereka tidak segan-segan memusuhi dan memerangi kelompok atau mazhab yang tidak sepaham dengan mereka. Meski telah dianggap punah namun paham dari kelompok ini terus berlanjut dan itu bisa ditemukan pada kelompok Islam garis keras yang bergerak secara massif dan melintas benua pada era sekarang ini, sinkronisasi nya dengan paham keagamaan kelompok ini tidak jauh berbeda dengan KHAWARIJ dan bahkan lebih ekstrim lagi karena mereka kerap menggunakan bom dan senjata api untuk menyerang kelompok lain. Akibatnya ia tidak hanya melukai manusia namun juga merusak fasilitas UMUM.

Segala bentuk perlawanan atau kritikan terhadap paham mereka tidak hanya dianggap sebagai orang kafir namun juga sebagi perlawanan terhadap agama. Padahal AGAMA tidak pernah mengajarkan kekerasan kepada umat nya untuk membangun peradaban. IMAGE buruk yang muncul di permukaan oleh paham agama seperti ini tentunya membuahkan pertanyaan, Apakah islam memang mengajarkan kekerasan ? jika tujuan manusia ber-ISLAM hanya untuk melakukan kekerasan, lalu apa arti ISLAM bagi kehidupan manusia ? dan buat apa manusia ber-ISLAM jika ia tidak mampu menciptakan suasana damai sebagai bahagian kebutuhan hidup manusia ?

ISLAM RAHMATAN LIL’ALAMIN (ISLAM UNIVERSAL)

Penjelasan di atas menggambarkan bahwasannya lewat praktik dalam ber-AGAMA keberagaman, manusia kerap kali mengalami dampak negatif akibat ulah sekelompok orang yang merasa diri paling benar dan merasa paling dekat dengan TUHAN. Padahal sejatinya kehadiran AGAMA adalah untuk menyejukan kehidupan sosial manusia, karena esensi terdalam dari ajaran tiap-tiap AGAMA adalah untuk melayani manusia. Atau dengan kata lain AGAMA untuk KEMANUSIAAN, bukan MANUSIA untuk AGAMA.

Dalam ISLAM, Konsep ini dikenal dengan istilah RAHMATAN LIL ‘ALAMIN, Sebuah konsep keberagaman yang diyakini oleh pemeluknya mampu merahmati segala keanekaragaman yang ada di jagad raya ini. Dan konsep ini pula yang menjadi fundamen dasar dari ajaran AGAMA ISLAM yang dibawa oleh RASULULLAH SAW.

ISLAM Sebagai RAHMAT cangkupannya sangat luas, meliputi seluruh alam semesta dan segala isinya. Sementara ISLAM sebagai ideologi cakupannya sangat kecil karena hanya meliputi kelompok saja. Konsep ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN ini menanamkan bahwa ISLAM tidak mengharamkan perbedaan tapi yang diharamkan adalah perpecahan. Mengutip dari QURAISH SHIHAB, dalam ISLAM, kita dibenarkan berbeda dalam mencapai tujuan, namun tidak dibenarkan untuk berbeda tujuan (Shihab 2012 : 145)

Hal tersebut penting sekali untuk dipahami, karena perdamaian adalah kebutuhan mendasar dalam kehidupan umat manusia. Dalam konteks ini, toleransi menjadi jalan terbaik untuk menyelesaikan perbedaan bukan kekerasan. Oleh karenanya dengan visi RAHMATAN LIL ALAMIN tersebut, Nabi ingin mengikis prilaku intoleransi, sebab prilaku intoleransi tidak hanya membuat manusia terganggu secara sosial dan ekkonomi tapi juga akan berefek pada kenyamanan manusia dalam beribadah. Salah satu hal yang bisa dijadikan contoh dalam kasus ini adalah kaum minoritas agama yang ada di indonesia misalnya Ketika perayaan Natal atau Tahun Baru Imlek dan perayaan agama lain mereka kerap kali terusik dengan berbagai macam ancaman dari ulah sekelompok yang berpaham ekstrim. Hingga mereka pun tidak jarang menjalankan ibadah penuh dengan Rasa Kekhawatiran akan keselamatan mereka.

Penutup :

Dari beberapa Fenomena tersebut saya sebagai Generasi Muda Islam dan aktivis Mahasiswa Politeknik Negeri Batam yang juga masih aktif Berproses dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengecam segala tindakan kekerasan dalam bentuk apapun. Islam yang saya pelajari dari para Guru mengaji dan Ustadz atau kaum Cendikiawan dan dalam organisasi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) tidak sema sekali mengajarkan kekerasan dan kebencian terlebih lagi dalam pegangan kita yaitu “AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH”jelas-jelas mengajarkan kita menjadi manusia toleransi terhadap sesama. Tidak hanya itu kalau kita melihat kembali bagaimana dahulu ketika ISLAM dalam masa Keemasannya mereka selalu memberikan kebebasan dalam beragama bahkan hak-hak mereka dijamin oleh Khalifah pada masa tersebut. Coba kita lihat bagaimana sungguh luar biasa AKHLAK Rasulullah Muhammad SAW Dalam menyebarkan islam beliau selalu menggunakan cara yang santun dan tidak menggunakan cara kekerasan puncak nya adalah ketika terbentuknya piagam madinah yang disepakati Baginda Rasulullah SAW bersama kaum yang ada di Madinah. Kemudian yang para Sahabt beliau Khulafauryasidin mereka mencapai keberhasilan dalam menyebarkan ISLAM itu karena kemampuan Mereka dalam menyatukan perbedaan menjadi sebuah harmonisasi dalam keberagaman yang bisa hidup berdampingan.

WAALLAHU A’LAM BISHAWAB

INI LAH MENURUT PEMIKIRAN SAYA, BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

QOUTE

“ISLAM ADALAH JALAN KEHIDUPAN BAGI HAMBANYA ISLAM ITU MENGATUR SENDI SENDI KEHIDUPAN MANUSIA MULAI DARI SOAL-SOAL KEPERCAYAAN (AQIDAH), RITUAL (IBADAH), HUKUM (SYARIAH), MORAL (AKHLAQ) HINGGA MASALAH PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA”

BY DR.A. ILYAS ISMAIL. MA

BILLAHI TAUFIQ WAL HIDAYAH WASALLAMUALAIKUM WR WB

Show More
Kepriwebsite
Close