
Batam
Para Guru di Batam Dapat Edukasi Penanganan Anak Autis di Kelas
BATAM – Lebih dari 700 peserta turut ambil bagian dalam Batam Autism Conference (BAC) 2025, sebuah acara yang memberikan edukasi tentang penanganan anak dengan autisme, khususnya di lingkungan pendidikan. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Harmoni One Batam, pada Ahad, 29 Juni 2025.
Menurut Perwakilan PT Penawar Special Learning Centre, Dr. Ruminah Abdul Karim, antusiasme peserta sangat tinggi, termasuk dari kalangan guru. Mereka hadir untuk memahami cara mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus, terutama anak autis, di dalam kelas.
“Banyak guru yang mendaftar karena mereka merasa acara ini sangat membantu. Mereka ingin tahu bagaimana cara membantu anak-anak berkebutuhan khusus di kelas,” ujar Dr. Ruminah saat ditemui di sela acara.
Para guru, lanjutnya, banyak mengajukan pertanyaan seputar modul pembelajaran, kurikulum, dan standar penanganan autisme di sekolah. Sebagian besar mengaku masih kebingungan dan belum memiliki panduan yang jelas dalam menghadapi anak dengan ciri-ciri autisme.
“Mereka juga ingin tahu bagaimana cara menjelaskan kepada orang tua jika mereka melihat gejala autisme pada siswa. Hari ini bahkan ada beberapa guru yang membawa serta orang tua untuk melakukan screening,” katanya.
Dalam kegiatan BAC 2025 ini, sekitar 120 anak telah menjalani proses screening. Hasilnya akan diberikan dalam bentuk ringkasan laporan yang dapat langsung dibawa ke dokter atau pusat terapi.
“Jadi dokter tinggal menindaklanjuti, misalnya dengan pengobatan bila diperlukan. Namun sebagian besar memang harus menjalani terapi secara rutin – bisa mingguan, bulanan, bahkan tahunan,” jelas Dr. Ruminah.
Salah seorang guru peserta, Dian, mengaku senang dapat mengikuti kegiatan ini. Ia merasa mendapatkan banyak wawasan baru dalam menghadapi anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah.
“Acara ini membuka wawasan saya. Selama ini kami di kelas sering bingung bagaimana harus bersikap pada anak-anak dengan gejala autisme. Sekarang saya merasa lebih percaya diri dan tahu langkah awal yang bisa dilakukan,” ujar Dian.
Ia berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan secara berkelanjutan. “Harapan saya, pelatihan seperti ini tidak berhenti di sini saja. Kami para guru sangat butuh bimbingan agar bisa lebih siap mendampingi anak-anak dengan kebutuhan khusus,” tambahnya.
Konferensi ini diharapkan dapat menjadi sarana kolaborasi antara pendidik, tenaga medis, dan orang tua dalam memberikan penanganan yang tepat kepada anak-anak dengan autisme.