Opini

Ayo Bangkit, Sejarah Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei

Kebangkitan Nasional merupakan masa bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan, kesatuan, dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan 350 tahun oleh Negara Belanda. Kebangkitan Nasional ditandai dengan 2 peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Pada hari Sabtu tanggal 20 Mei 1908 pukul 9 pagi, Soetomo dan kawan-kawannya: M. Soeradji, M. Muhammad saleh, M. Soewarno, M. Goenawan, Soewarno, R.M. Goembrek, dan R. Angka berkumpul dalam ruang kuliah anatomi. Setelah segala sesuatunya dibicarakan sebaik mungkin, mereka sepakat memilih “Boedi Oetomo” menjadi nama perkumpulan yang baru saja mereka resmikan berdirinya.

“Boedi” artinya perangai atau tabiat sedangkan “Oetomo” berarti baik atau luhur. Boedi Oetomo yang dimaksud oleh pendirinya adalah perkumpulan yang akan mencapai sesuatu berdasarkan atas keluhuran budi, kebaikan perangai atau tabiat, kemahirannya. Tentu dalam pendirian ini bermaksud untuk memperjuangkan Bangsa Indonesia untuk jauh dari penjajahan oleh Belanda, yang mana mereka berusaha untuk lari dari penindasan. Bangsa Indonesia hidup dalam penderitaan dan kebodohan selama ratusan tahun. Bahkan tingkat kecerdasan rakyat, sangat rendah. Hal ini adalah pengaruh sistem kolonialisme yang berusaha untuk “membodohi” dan “membodohkan” bangsa jajahannya.

Dalam kurun waktu yang telah memasuki usia yang ke-109 Tahun. Mungkin kita bisa kembali intropeksi diri untuk mempersembahkan jiwa dan raga buat Bangsa Indonesia. Sudah sejauh manakah kita bangkit. Fakta sejarah membuktikan bahwa perjuangan yang dilakukan oleh anak muda kala itu hanya untuk kepentingan Bangsa dan Negaranya. Pangkal Perjuangan dari kemerdekaan Bangsa Indonesia adalah hari kebangkitan nasional itu sendiri. Bersama kita telaah kembali bahwasanya keinginan yang diupayakan oleh Boedi Oetomo semata-mata untuk persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.

Lagi-lagi Jasmerah Kata Bung Karno, “Jangan Sekali-kali melupakan Sejarah”. Tentu saja sebagai seorang anak bangsa yang hari ini tugasnya hanya melanjutkan perjuangan dan pembangunan sangat baik sekali jika Hari kebangkitan Nasional yang ke-109 tahun ini kita jadikan ajang untuk selalu intropeksi diri serta menjadikan momentum untuk terus memberikan sumbangsih yang terbaik untuk NKRI. Membenahi pemikiran yang kedepannya diharapakn untuk mengisi sector-sektor yang ada di seluruh tanah air ini. Mungkin tak pernah kita bayangkan bagaimana gigihnya para pendahulu kita mengobarkan Api Nasionalisme dan Patriotisme dengan mengorbankan Jiwa dan raganya demi kebaikan kita saat ini.

Maka hal-hal yang hanya berupaya untuk menebar kebencian antar sesama masyarakat Indonesia perlulah kita tinggalkan karena lebih banyak modhoratnya ketimbang manfaatnya. Tugas kita saat ini bagaimana membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia adalah Bangsa yang kuat dan tak mudah digoyahkan oleh siapapun. Dan tentu saja tidak akan kita biarkan sejengkal tanah pun kepada kelompok-kelompok yang tahunya hanya ingin memecah belah sesama kita.

Sadar bahwasanya berita-berita yang disebarluaskan didunia maya adalah upaya pihak-pihak asing untuk meluluhlantakkan keberagaman kita melalui perang pemikirannya (proxy war) yang jauh lebih berbahaya dari apapun. Tentu dari momentum ini jugalah kita jauhi segala macam bentuk provokasi yang pada akhirnya hanya membuat permusuhan sesama kita. Bergandengan tangan sebagaimana yang telah dititahkan pada hari kebangkitan nasional.

Selamat Hari Kebangkitan Nasional.
Ditulis oleh Parizal (Mahasiswa STIE Cakrawala Karimun)

Show More
Kepriwebsite
Close