
Opini
[Part 8] MENGETUK LANGIT, Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta
[Part 8] MENGETUK LANGIT, Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta
MENGETUK LANGIT
(Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta)
Oleh : Adri Wislawawan (Ketua Bidang PPD HMI Cabang Batam)
Mengetuk langit hari itu menemukan momentumnya ketika KH.Arifin Ilham memimpin dzikir dan doa, semua jamaah menengadahkan tangan ke atas sembari merenung dengan kondisi masing-masing, bagi saya pribadi momen tersebutlah yang paling berkesan, ketika jutaan umat berdoa dan berdzikir bersama, mereka yang saling tertaut hatinya, mereka yang cinta kepada Allah SWT dan sebaliknya, mereka berkumpul karenaNya, sangat mengharukan.
Awalnya saya tidak ingin menangis, namun jujur saya akui di momen sebesar itu hati mana yang tidak luluh ? ketika semua pintu penguasa telah diketuk untuk meminta keadilan, tapi ketukan itu seperti tiada dianggap, bahkan segala konspirasi dan permusuhan oleh mereka yang berkuasa semakin menjadi-jadi.
kepada Allah SWT lah sebaik-baiknya penolong, doa bagi umat Muslim adalah senjata utama. “Wahai Penguasa langit dan Bumi, semua tunduk kepadaMu, dan hari Jum’at ini Engkau jualah yang mengumpulkan kami, ya Allah ya Rabb Al-maidah 51 milikmu, kau saksikan semua berkumpul karenaMu ya Allah, berkahi Negeri Kami Indonesia, Ya Allah rahmatMu Engkau turunkan untuk kami ya Allah, Hujani kami dengan Rahmatmu ya Allah, sebagai tanda doa dan harapan kami Kau ijabah, engkau menegur kami melalui Al-Maidah 51 karena kami tidak peduli terhadap Al-Quran, Engkau bangkitkan sekarang ya Allah, tancapkan kekuatan Iman di hati kami, tancapkan keindahan Iman di hati kami”.
Semua jamaah tertunduk terisak, ada rasa marah, letih, cemas, sedih, bahagia semuanya campur aduk, semuanya menyatu dalam doa, semuanya berikrar akan tetap kokoh dalam barisan, meminta ampun atas segala dosa, memohon hidayah diberikan kepada penguasa yang tertutup hatinya. Gerimis menjawab, seakan langit menyapa jutaan umat yang sedang berdoa.
Ya, air tertumpah dari langit biru itu, semua hati yang tertaut semakin syahdu dalam doa. kuberitahu kepadamu saudaraku, momen itu sangat indah dan takkan terlupakan.