
Uncategorized
Gajah Hamil Meninggal Akibat Nanas Yang Berisi Petasan
Di era zaman sekarang yang makin berkembang dimana hilangnya rasa kemanusiaan atau minimnya pengetahuan membuat kita prihatin dan merasa resah. Suatu peristiwa yang memicu banyak kontra di media sosial baru-baru ini, tepatnya di negara India, Sabtu (30/5).
Banyak orang sangat terkejut, karena hewan yang tidak bersalah mati kesakitan akibat kelakuan keji seseorang. Orang-orang kesal dengan aksi penyiksaan hewan tak bersalah itu, apalagi muncul insiden serupa oleh manusia yang terjadi selama lockdown akibat Corona COVID-19. Seekor gajah berusia 15 tahun yang sedang hamil meninggal akibat makan nanas berisi petasan. Petasan itu meledak dalam mulut gajah, hingga membuat rongga mulut, lidah dan rahangnya rusak sampai tak bisa makan.
Kejadian ini bermula saat gajah tersebut meninggalkan hutan dan datang ke sebuah desa untuk mencari makan. Di desa itulah, penduduk setempat malah dengan teganya mengisi buah nanas dengan petasan. Gajah itu mempercayai semua orang. Ketika nanas yang dia makan meledak, dia pasti terkejut, tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi tentang anak yang akan dia lahirkan dalam 18 hingga 20 bulan. Ketika gajah itu kesakitan karena adanya ledakan di dalam mulut, gajah tersebut tidak ngamuk sama sekali sambil melewati desa.
Beberapa hari setelah ledakan itu, gajah betina tersebut sempat berdiri di sungai Velliyar, distrik Malappuram, Kerala Utara, Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan gajah bunting itu berdiri di sungai dengan mulut dan belalainya yang dicelupkan ke air.
Kemungkinan itu dilakukannya untuk mengurangi rasa sakit yang luar biasa. Mamalia itu diperkirakan menderita luka sejak 20 hari lalu dan kelaparan karena tak bisa makan sebelum akhirnya mati. Sebelumnya petugas setempat sempat membawa gajah lain ke sungai, untuk membujuk gajah tersebut ke luar sungai. Namun, menurut seorang petugas hutan Mohan Krishnan, gajah itu sengaja berdiri di sungai hingga ajal menjemputnya.
Sebuah otopsi yang dilakukan oleh pejabat kehutanan menemukan ada luka besar di mulutnya yang konsisten dengan ledakan, kata sebuah laporan oleh jaringan India Today. Kepala Menteri Kerala Pinarayi Vijayan pada hari Kamis mentweeted bahwa tiga tersangka telah diidentifikasi, dan bahwa kasus tersebut akan diselidiki bersama oleh polisi dan departemen kehutanan negara. Para pelaku dapat menghadapi dakwaan kekejaman terhadap hewan yang dapat membawa denda atau hukuman penjara.
Penduduk desa miskin di India, Sri Lanka, dan di tempat lain sering menggunakan petasan atau nanas berisi bahan peledak – yang bertindak seperti ranjau darat yang diaktifkan dengan tekanan – untuk melindungi ladang dan rumah mereka dari hewan liar. Peristiwa serupa dilaporkan bulan lalu di sebuah distrik terdekat di Kerala di mana seekor gajah betina ditemukan dengan cedera mulut yang serius. Sekitar 2.361 orang tewas dalam serangan gajah antara tahun 2014 dan 2019, menurut data yang dicatat oleh pemerintah India.
Melihat kejadian pilu seperti ini membuat saya atau bahkan orang-orang merasa marah dan iba. Seekor hewan yang kelaparan dan sedang mengandung pasti senang ketika melihat makanan. Tapi sayangnya penduduk desa itu tidak lagi memiliki rasa kemanusiaan. Gajah itu sedang hamil, gajah itu sedang kelaparan, gajah itu melakukan kesalahan karena mempercayai manusia.
Menurut saya tak seharusnya warga meninggalkan perangkap hewan liar yang kejam seperti itu. Kita sebagai manusia sepatutnya melindungi dan menghargai hewan liar, bukan menyiksa mereka.
(Nurul Hasanah)
Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji