
Lifestyle
Deretan Tren Gaya Hidup 2025 yang Diprediksi Berlanjut Hingga 2026
Tahun 2025 menjadi periode penting dalam perubahan gaya hidup masyarakat, khususnya di Indonesia. Berbagai peristiwa global, perkembangan teknologi, hingga perubahan pola kerja dan konsumsi membentuk kebiasaan baru yang tidak lagi bersifat sementara. Memasuki bulan Desember 2025, banyak pengamat menilai bahwa tren gaya hidup yang muncul sepanjang tahun ini justru akan berlanjut dan semakin menguat pada 2026.
Perubahan gaya hidup ini tidak hanya terlihat dari cara masyarakat bekerja dan berbelanja, tetapi juga dari bagaimana mereka memandang kesehatan mental, keuangan, hubungan sosial, hingga makna hidup secara keseluruhan. Berikut deretan tren gaya hidup 2025 yang diprediksi masih akan mendominasi hingga tahun 2026.
1. Gaya Hidup Seimbang Jadi Prioritas Utama
Jika sebelumnya kesuksesan sering diukur dari produktivitas tinggi dan jam kerja panjang, tahun 2025 menunjukkan pergeseran signifikan. Masyarakat, terutama generasi milenial dan Gen Z, mulai menempatkan work-life balance sebagai kebutuhan utama.
Banyak pekerja kini lebih selektif memilih tempat kerja yang menawarkan fleksibilitas waktu, kebijakan kerja jarak jauh, serta lingkungan kerja yang sehat secara mental. Tren ini diprediksi akan terus berkembang di 2026, seiring meningkatnya kesadaran bahwa kesehatan mental memiliki dampak langsung terhadap kualitas hidup dan produktivitas jangka panjang.
2. Kesadaran Kesehatan Mental Semakin Menguat
Sepanjang 2025, isu kesehatan mental tidak lagi dianggap tabu. Konseling online, aplikasi meditasi, hingga konten edukatif tentang kesehatan mental semakin banyak dicari. Di media sosial, topik seperti burnout, self-healing, dan manajemen stres menjadi pembahasan utama.
Memasuki 2026, tren ini diperkirakan tidak akan mereda. Justru, masyarakat akan semakin terbuka mencari bantuan profesional dan menganggap kesehatan mental setara pentingnya dengan kesehatan fisik. Perusahaan, institusi pendidikan, hingga komunitas lokal mulai mengintegrasikan pendekatan kesehatan mental dalam aktivitas mereka.
3. Gaya Hidup Minimalis dan Konsumsi Bijak
Tekanan ekonomi global dan naiknya biaya hidup sepanjang 2025 mendorong banyak orang untuk mengubah cara mereka berbelanja. Gaya hidup minimalis kembali populer, dengan fokus pada kebutuhan esensial dan kualitas dibanding kuantitas.
Masyarakat mulai mengurangi belanja impulsif dan lebih selektif memilih produk yang tahan lama, multifungsi, serta ramah lingkungan. Tren ini diprediksi berlanjut di 2026 karena dianggap tidak hanya menghemat keuangan, tetapi juga memberikan ketenangan secara mental.
4. Digital Lifestyle Semakin Mengakar
Teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di 2025. Mulai dari bekerja, belajar, berbelanja, hingga mencari hiburan, hampir semuanya dilakukan secara digital. Aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) semakin membantu aktivitas personal dan profesional.
Di 2026, gaya hidup digital ini diperkirakan akan semakin matang. Masyarakat tidak hanya menggunakan teknologi, tetapi juga lebih kritis dalam mengatur waktu layar (screen time), keamanan data pribadi, dan kualitas informasi yang dikonsumsi.
5. Pola Kerja Fleksibel Jadi Normal Baru
Pandemi memang sudah lama berlalu, namun dampaknya terhadap dunia kerja masih terasa hingga 2025. Sistem kerja hybrid dan remote tetap menjadi pilihan favorit, terutama di sektor kreatif, teknologi, dan media.
Tren ini diprediksi akan terus berlanjut di 2026, dengan lebih banyak perusahaan menyesuaikan kebijakan kerja agar menarik talenta terbaik. Bagi pekerja, fleksibilitas ini memberikan kebebasan mengatur waktu, lokasi, dan gaya hidup sesuai kebutuhan pribadi.
6. Gaya Hidup Sehat yang Lebih Realistis
Berbeda dengan tren kesehatan ekstrem di masa lalu, tahun 2025 menghadirkan pendekatan yang lebih realistis. Olahraga ringan, pola makan seimbang, dan konsistensi menjadi kunci utama. Banyak orang tidak lagi mengejar tubuh ideal semata, melainkan kesehatan jangka panjang.
Kebiasaan seperti jalan kaki rutin, olahraga di rumah, hingga memasak sendiri menjadi bagian dari rutinitas harian. Tren ini diperkirakan akan semakin menguat di 2026 karena dinilai mudah diterapkan dan berkelanjutan.
7. Fokus pada Pengembangan Diri (Self-Improvement)
Sepanjang 2025, konten pengembangan diri mendominasi berbagai platform digital. Topik seperti literasi keuangan, pengembangan skill, dan peningkatan kualitas diri menjadi konsumsi utama masyarakat urban.
Memasuki 2026, tren self-improvement diprediksi akan lebih terarah. Masyarakat tidak hanya mengikuti tren, tetapi mulai memilih pengembangan diri yang sesuai dengan tujuan hidup dan kondisi personal mereka.
8. Komunitas dan Koneksi Sosial Kembali Dihargai
Di tengah kehidupan digital yang semakin intens, tahun 2025 justru menunjukkan kerinduan masyarakat akan koneksi sosial yang autentik. Komunitas hobi, kegiatan lokal, hingga pertemuan offline kembali diminati.
Tren ini diperkirakan berlanjut di 2026 karena manusia tetap membutuhkan interaksi nyata untuk menjaga kesehatan emosional dan rasa memiliki.
Deretan tren gaya hidup 2025 menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya keseimbangan, kesehatan mental, dan kualitas hidup secara menyeluruh. Perubahan ini bukan sekadar tren sesaat, melainkan respons terhadap tantangan zaman yang terus berkembang.
Memasuki 2026, gaya hidup yang lebih sadar, fleksibel, dan berorientasi pada keberlanjutan diperkirakan akan menjadi standar baru. Bagi individu maupun pelaku bisnis, memahami arah tren ini menjadi langkah penting untuk tetap relevan dan siap menghadapi masa depan.





