Opini

BELAJAR DARI KASUS PATI

Ia tampil sebentar di tengah mobil baja. Pasukan pengaman membentuk pagar betis dengan tameng yang rapat. Mulutnya gemetar dan hanya bicara satu kalimat setelah itu lari serta sembunyi.

“Saya minta maaf dan berjanji akan memimpin dengan lebih baik lagi,” katanya dengan mulut gemetar.

Hanya sekian detik dari suara pidatonya yang parau tiba-tiba ratusan botol air minum melayang tertuju kepadanya. Tidak hanya botol air minum, sepatu butut dan sandal jepit kusam juga melayang tepat di mukanya.

Lautan manusia dengan sesak di dada, hati yang membatu dan muka penuh kemarahan seolah tidak peduli dengan apa yang dikatakannya. Mereka meludah, memaki dan serentak mau menghakimi.

Lelaki yang jadi sasaran amuk masa dengan berseragam baju putih, berpeci hitam dan seorang Bupati itu secepat kilat diamankan oleh pasukan khusus dengan mobil baja. Wajahnya ketakutan. Terik matahari yang membakar Pati ikut melelehkan seluruh keringat di sekujur tubuhnya.

Tragedi di Jalan Tombronegoro Kabupaten Pati, Rabu 13 Agustus 2025 itu, adalah gambaran bagaimana kewibawaan seorang pemimpin tidak ada artinya. Harga diri penguasa negeri seperti tong sampah tempat menampung segala sumpah serapah. Iya tidak ada lagi bernilai. Iya seperti bau busuk menyengat yang harus segera dialeneasi.

Kasus Pati adalah gambaran tentang sekuat apa pun sebuah arogansi hanya menyisakan luka. Kesombongan hanya menumbuhkan dendam. Dan merasa diri paling hebat hanya menunai kebencian yang kian hari kian kuat.

Jangan biarkan negeri ini terlalu lama dininabobokan dengan suara merdu ironi. Penguasa pesta duit korupsi, mobil mewah dan fasilitas wah dinikmati tapi seluruh aktivitas masyarakat kecil dipajaki.

Orang kecil mungkin diam. Tapi bara di hatinya tidak pernah padam. Iya menyulut sedikit demi sedikit. Mulai dari urat nadi, tulang, jantung dan akhirnya ke seluruh tubuhnya. Kalau bara sudah membakar semua jiwa siapa berani menghadang? Iya tidak lagi bicara hidup dan mati. Iya akan selesaikan semuanya sampai bara di seluruh tubuhnya padam atau lebur jadi abu demi sebuah perjuangan.

Oleh: Suyono Saeran

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Close