Pendidikan

Makna yang Tersirat dalam Puisi “Doa” Karya Idrus Tintin

Doa

Di batas kaki langit keriput

cakrawala terdedah

 

Ada sesuatu seperti terlupakan

menuliskan nikmat yang pernah diterima

baiklah akan kusiapkan nyanyian panjang

bagi puisi kehidupan yang pandak.

 

Idrus Tintin merupakaN sastrawan budayawan dari Melayu Riau, beliau lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, pada 10 Novemver 1932. Anak ketiga (dari empat bersaudara) pasangan Tintin dan Tiamah. Idrus Tintin mempunyai nama kecil Derus. Tepatnya tanggal 14 Juli 2003,. Beliau menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Tabrani Rab di usia 71 tahun, akibat penyakit stroke. Ia meninggalkan 7 orang anak dan 2 istri, Mahani dan Masani. Beliau dikebumikan di pemakanan Raja Raja Rengat, berdekatan dengan Masjid Raya Rengat Indragiri Hulu.

 Sebagai sosok seniman dan budayawan, Indrus Tintin telah banyak melahirkan karya, antara lain beruba sajak dan puisi yang terangkum dalam berbagai buku yaitu Luput (1986), Burung waktu (1990), dan Jelajah Cakrawala (2003).

Idrus  Tintin juga memiliki karya-karya lain berupa naskah teater dan pernah dipentaskan yaitu, naskah cerita  “Buih dan Kasih Sayang Orang Lain”,“Bunga Rumah Makan”, “Awal dan Mira”, dan  “Pasien.” Kesemuanya ditulis dan telah dipentaskan dalam sebuah pementasan di Tanjung Pinang.

Puisi yang berjudul “Doa” merupakan salah satu dari kumpulan puisi karya Idrus Tintin. beliau mengekspresikan tetntang selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan.

Di batas kaki langit keriput

cakrawala terdedah

Pada bait pertama mengambarkan situasi saat pada waktu subuh atau saat sebelum matahari terbit.

Ada sesuatu seperti terlupakan

menuliskan nikmat yang pernah diterima

baiklah akan kusiapkan nyanyian panjang

bagi puisi kehidupan yang pandak.

Bait ke dua menceritakan bahwa sang penulis sangat bersyukur dengan nikmat yang di berikan tuhan.

Puisi “Doa” Karya Idrus Tintin memiliki makna yang mendalam. Kita berterima kasih dan bersyukur Allah SWT  karena masih diberikan nikmatnya hidup, sering kali kita menyalahkan apa yang tidak bisa kita capai, tanpa mensyukuri apa yang sudah kita miliki.

[ Nova Susanti ]
Mahasiswi Universitas Maritim Raja Ali Haji, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close