Opini
Keran Wisata dibuka, Waspada Penularan Corona
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau masih berjuang melawan Covid-19 dengan masih terdapat rata-rata 4 kasus perhari. Kecenderungan kasus baru berasal dari mereka yang baru pulang dari daerah luar bahkan dari luar negeri. Meskipun kenormalan baru sudah diterapkan, namun penyebaran titik penularan menunjukkan kepatuhan masyarakat masih perlu ditingkatkan.
WHO menyebutkan bahwa dalam situasi sekarang, pariwisata seharusnya menjadi sektor terakhir yang dibuka. Namun, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan, sektor pariwisata di Bintan adalah salah satu destinasi yang dinilai siap menerapkan protokol kesehatan untuk menyambut tatanan normalan baru (10/6).
Hal tersebut menjadi salah pemikiran akan dibukanya resort, tempat wisata, dan even internasional lainnya di Bintan. Bintan Resort Cakrawala, misalnya. Mereka sudah membuat tim Task Force Covid-19 yang berkoordinasi langsung dengan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 untuk menerapkan protokol new normal. Ketua DPD ASITA Kepri, berjanji akan mengecek seluruh destinisasi wisata di Kepri, baik hotel, restoran maupun kawasan wisata yang ada untuk memberikan jaminan bagi seluruh tamunya, terutama warga dunia industi pariwisata Kepri, bahkan Indonesia (Tribun Batam, 4/7).
Setidaknya ada 5.000 orang yang bekerja di BRC dengan enam resort serta 15 hotel dengan total 2.000 kamar. Saat dibuka nanti, jaminan kesehatan di wilayah BRC dianggap sangat terukur karena hanya ada dua pintu masuk pelabuhan sehingga mudah terawasi. Meskipun sebenarnya para tamu sudah dicek sebelum mereka masuk ke wilayah Indonesia, namun BRC juga menyiapkan 70 ruang isolasi sebagai langkah untuk mengantisipasi apabila ada wisatawan yang menunjukkan gejala Covid-19.
BPS tahun 2020 menunjukkan kunjungan wisatawan manca negara bulan Februari 2020 di Kepulauan Riau sebanyak 220.696 dengan sebaran Karimun 10.585, Bintan 40.998, Batam 156 752. Pada bulan tersebut, wabah ini sudah berjalan dua bulan.
Jumlah 40 ribu dalam sebulan tersebut bisa kita bayangkan bagaimana sibuknya pengawasan pintu masuk dan pengawalan ketertiban yang akan terjadi. Perlu pengawasan yang ketat kepada Manajemen Pariwisata yang bersangkutan, apakah keadaan lingkungan dan prilaku pekerja dan wisatawan sudah menerapkan kenormalan baru.
Penanganan wabah tidak hanya sebatas pada penemuan kasus dan isolasinya. Prinsip epidemiologi tetap harus diterapkan untuk menjaga kesehatan masyarakat sekitar, terutama pelacakan kontak erat (tracing) dan isolasi. Isolasi yang dimaksud bukan ruangan khusus, namun dalam keadaan tertentu pemerintah dapat menetapkan isolasi pada ruangan atau area yang menjadi titik penularan. Jaminan keamanan kesehatan masyarakat ini yang perlu diperhatikan.
Pariwisata di Bintan atau Kepulauan Riau merupakan sektor yang paling berkontribusi terhadap pendapan perkapita. Tentu dengan dibukanya sektor tersebut akan memberikan angin segar kepada pemerintah dan masyarakat pekerja wisata dalam masa kenormalan baru ini. Oleh karena itu, seluruh protokol harus diterapkan dan mendapat jaminan standar dari lembaga terkait. Dengan demikian, selain menjamin kesehatan masyarakat, wisatawan yang akan berkunjungpun akan merasa aman dan nyaman berada di Bintan.
Penulis:
Rahim, S.KM., M.Si
Ketua PW. Pemuda Muhammadiyah Kepulauan Riau
Sekretaris PERSAKMI Kepulauan Riau