Opini
Lockdown Covid-19
Jumlah pasien yang positif Covid-19 makin bertambah mencapai 309 orang. Bahkan dikabarkan Total kasus kematian 25 orang atau 8 persen dari total yang dirawat (19/03/2020). Dalam hal ini bukan bermaksud untuk menakuti, dalam penangananya, Dilema saat ini tidak hanya dirasakan oleh bangsa Indonesia sahja namun juga di rasakan hampir seluruh dunia. Berbagai cara sudah dilakukan, ada yang segera sembuh ada juga yang disegerkan. Gejala penyakit yang super dahsyat, yang diakibatkan virus bernama corona menjadi begitu fenomena saat ini.
Penyebaran yang begitu cepat juga meluas bahkan tanpa pandang Agama manah pun. Virus yang berasal dari wuhan cina ini, juga menjadi musuh bersama bagi tanah air dan seluruh dunia. Bahkan di Indonesia dikala ungkapan yang selalu dirindukan dan tidak asing satu ini menjadi ungkapan “senansib sepenangungan”, bahkan bedanya dulu musuh besar dan bersama kita adalah colonial/imperialisem sedangkan kini musuh bersama kita adalah virus corona. Pertanyaan yang tak usah dijawab bagi para pembaca adalah apakah virus corona menjadi musuh besama?
Ajaibnya seketika juga tak ada lagi isu agama, yang diperdebatkan dilayar kaca maupun dilayar media massa. Semua manusia sibuk menyelamatkan diri, bahkan untuk berjabat tangan mesti bertanya terlebih dahulu sambil mengatakan “apakah saya boleh bersalaman”. Hal ini juga menimbulkan reaksi bagi pemerintah dengan munculnya kebijakan-kebijakan dari pusat yang melegalkan bekerja dari jarak jauh dengan mengunakan alat bantu teknologi internet massa kini. Baik sekolah maupun briokrasi lainya juga diliburkan diusahakan untuk bekerja dirumah.
Wabah corona memberikan kita banyak kesadaran juga hikmah bagi mereka yang menyadarinya. Sebagai musuh besar saat ini, virus corona melatih manusia menjadi sedikit patuh lebih peduli terhadap kesehatan dan lingkungan bersih di sekitar.
Ketahanan Bangsa
virus corona atau coronavirus (CoV) merupakan keluaraga virus yang menaungi virus SARS-CoV-2 yang terjadi saat ini, SARS-CoV pada 2002, dan MERS-CoV pada 2012. Kata corona sendiri diambil dari bahasa Latin yang berarti mahkota. Nama ini diberikan karena bentuk virus corona menyerupai mahkota. Sedangkan penyakit yang disebabkan terinfeksi SARS-CoV-2 disebut Covid-19, yang merupakan akrnoim dari coronavirus disease 19.
Virus covied yang kini menjadi isu nasional juga dihadapkan pada kegagapan pemerintah yang juga dinilai tidak transparasi dalam hal penyebaran virus corona di tanah air. Hal ini memicu pertanyaan bagi organisasi kesehatan dunia atau dikenal WHO itu sendiri (seperti yang sudah dilayngkan surat oleh WHO pada 10 maret 2020 lalu). Transparasi untuk saat ini, merupakan prestasi kejujuran yang sangat dibutuhkan dari seorang pemimpin dalam penyelesaian masalah. Solusi “lockdown” bagi suatu wilayah dalam peristiwa wabah corona sangat penting mengingat tingkat wabah corona yang terus melonjak.
Sebagai musuh bersama corona membuat suatu Negara mengalami krisis dipelbagai lini terutama perekonomian. Namun untuk tidak memperpanjang kerugian diperlukan ketangkasan dari pemerintah, tentu peran yang dimaksud bukan hanya pencegahan semata namun produk kebijakan yang bijaksana “lockdown” salah satunya. Dengan meningkatnya kasus corona diIndonesia, saat yang dibutuhkan pemimpin yang bukan lagi mementingkan investasi tapi bagaimanah sebuah kebijakan dikelola menjadi sebuah solusi yang benar-benar serius untuk bisa menuntaskan permaslahan. Indonesia saat ini, harus Belajar dari cina sebagai Negara yang mula terdampak dan paling terpuruk dengan sigap mampu mengatasi permasalahan covid-19.
Seperti dikutip dilaman media tirto.id: Cina mengkonfirmasi ada 24 kasus positif corona, per Rabu 11 Maret lalu. Angka ini turun drastis dibandingkan dengan dua bulan pertama penyebaran COVID-19. Hingga senin pekan lalu, jumlah kasus infeksi Corona di Cina sebanyak 81.020 kasus dengan 3.217 kematian dan 67.843 orang sembuh. Angka kesembuhan dari corona di Wuhan terus naik sejak ahkir februari kemarin. Hal ini semua bermula dengan kebijakan mengunci wuhan oleh otoritas Cina.
Covid 19 mampu mengerogoti ketahanan Negara tidak hanya diindonesia namun juga seluruh dunia. Dalam penangananya cina tidak hanya semata menangulangi bencana dengan perawatan dan doa , juga peran ilmuan dan tenaga medis yang mampu berkerja sekuat tenaga. Ini dibuktikan dengan kabar gembira yang manah cina mampu ciptakan vaksin anti virus-corona dan akan siap mengkomersialkan. Di Indoensia peran Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia atau LIPI sudah saatnya di gerakan agar bangsa kita tidak ketergantungan vaksin dimassa mendatang,