
Opini
PERLU GOTONG- ROYONG AGAR SAMPAH MARITIM BERNILAI EKONOMI
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industry maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan.
Di Perairan Tanjungpinang sendiri, sampah masih saja menjadi momok menakutkan dan penyebab terbesar yang memberikan dampak terhadap perekonomian dibidang maritime. Kenapa demikian? Karena hampir di sebagian wilayah perairan di Tanjungpinang masih sering di temukan tumpukan sampah yang mengapung di laut. Tentu hal demikian dapat menyebabkan laut tercemar Banyak nelayan juga mulai mengeluh karena hasil tangkapannya berukurang, disebabkan banyak ikan menjauhi wilayah yang tercemar. Sehingga untuk ke lokasi ikan, maka lebih membutuhkan bahan bakar banyak karena nelayan harus pergi ketengah. Tidak hanya itu, dengan adanya sampah di perairan membuat pariwisata yang disediakan di wilayah Kepulauan Riau menjadi kurang dilirik karena parawistawan merasa kalau sampah benar- benar mengganggu masa liburan mereka.
Beberapa waktu yang lalu, kami juga pernah menanyai beberapa warga yang tinggal disekitar wilayah perairan dan menanyakan, kenapa di perairan ini masih banyak sampah? Apakah belum ada kesadaran dari masyarakat sekitarnya? Ternyata jawaban yang kami terima adalah bahwa sampah yang ada di perairan bukan seluruhnya akibat dari warga sekitar perairan yang membuang sampah di laut, tetapi adanya sampah tersebut juga dipicu dan merupakan sampah kiriman yang ketika air pasang terbawa kewilayah perairan di Tanjungpinangn dan sekitarnya. Sehingga ketika air laut surut maka tidak heran jika di pesisir pantainya terdapat banyak sampah.
Oleh karena itu, untuk mengembalikan keadaan laut yang lebih baik, dan mengurangi pencemaran. Maka dibutuhkan sosialisasi tambahan dari pemerintah, dengan menerangkan cara menciptakan nilai guna suatu barang yang awalnya barang tersebut dianggap sampah menjadi barang bernilai ekonomi.
Barang- barang bekas seperti plastik dapat di buat menjadi kerajinan yang bagus. Kaleng- kaleng bekas juga bisa di buat menjadi barang bernilai guna, seperti tempat untuk meletakkan tanaman dan lain sebagainya. Sementara sampah- sampah seperti kulit kerang, cangkang kepiting, sisi ikan, serta lain sebagainya masih bisa di olah menjadi barang bernilai ekonomis, dan juga bisa di olah menjadi kuliner yang nikmat.
Jadi dapat kita lihat disekitar kita bahwa barang tersebut hanya dibung percuma begitu saja, dengan alasan karena para masyarakat sekitar tidak memahami cara/proses pembuatan kerajinan, ataupun pengelolahan menjadi makanan ringan. Dulu ketika saya duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan, kamipun pernah di perlihatkan pembuatan kerajinan dan ternyata bila pembuatan kerajinan di buat dengan serius dan rapi maka bisa menjadi kerajinan yang bagus dan bernilai ekonomis, menambah pendapatan perajin, menyerap tenaga kerja, dan akan mengurangi pengangguran tentunya. Tidak hanya itu, kami juga pernah melihat di televisi mengenai pembuatan kerajinan dari sisi ikan yang bisa di olah menjadi bros baju, serta tulang ikan yang diolah menjadi kerupuk. Di Kepulauan Riau sendiri sebenarnya sudah ada upaya pengelolahan tersebut, seperti otak-otak tulang yang nikmat, dan kerajinan tangan dari barang bekas. Namun kegiatan ini masih belum merata di seluruh wilayah kepulauan Riau. Khususnya masyarakat Kota Tanjungpiang.
Maka dari itu, maksud kami menulis artikel ini agar semua pihak dapat memulai mengambil tindakan nyata untuk memajukan dan meningkatkan perekonomian masyarakat Kepulauan Riau, dan untuk pembaca yang memiliki pemahaman dan kebisaan dalam pembuatan kerajinan dan pengelolahan seperti pembuatan Tas Tangan, Kemasan makanan (oleh-oleh), pernak-pernik, Vigura, dan produk lain yang bahan bakunya dari barang bekas. Kepada pemerintah agar lebih mendorong masyarakat untuk memahami dampak dari pembuangan sampah sembarangan, manfaat pengelolaan sampah dan barang bekas secara ekonomis, dengan adanya pemahaman dan peluang tersebut pemerintah telah berperan serta dalam membantu memberikan pelatihan dan pengarahan terhadap masyarakat sekitar dan masyarakat pesisir, sehingga ketika nanti para masyarakat telah memahami dan mampu untuk memproduksi produk, tentu hal ini akan meningkatkan kesejahteraan mereka. Sehingga ketika musim angin kencang, walaupun masyarakat pesisir tidak bisa melaut karena ombak kuat. Tetapi mereka tetap masih bisa memperoleh pendapatan.
Sebagai daerah maritime kunjungan wisatawan Kepulauan Riau dan khususnya Kota Tanjungpiangn semestinya jauh dari aroma bau sampah, serta tidak menciptakan pemandangan yang nyaman dan bersih karena tumpukan serta hamparan sampah di pinggiran persisir pantai sepanjang Kota Tanjungpinang. Seluruh komponen masyarakat Kota Tanjungpinang sebaiknya ada suatu hari yang dinamakan Hari Bersih Lingkungan Maritim. Semoga tulsian ini bermanfaat untuk kita semua. Amin.
Oleh : Diki Andana (Mahasiswa FE. UMRAH)