
Kepulauan RiauLingga
Pengurus APPPI Lingga Siap Jadi Fasilitator Di Kawasan Pesisir Tajur Biru
Lihatkepri.com, Lingga – Angkatan Pembaharuan Pemuda Perbatasan Indonesia (APPPI) Kabupaten Lingga telah melaksanakan kegiatan dialog masyarakat pesisir yang dilaksanakan di Desa Tajur Biru, Senin (19/12/2016).
Kegiatan dialog yang berdurasi 2 jam ini yang dihadiri oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD),PKK, Dusun, tokoh agama, tokoh masyarakat, kaum Cerdik Pandai serta masyarakat Tajur Biru yang berdurasi 2 jam berjalan dengan kondusif, turut hadir juga Pengurus Besar APPPI Kepri.
Dalam laporan ketua panitia pelaksana, Raja Apjiansyah mengatakan bahwa kegiatan ini dapat berjalan sebagaimana mestinya berkat kerjasama semua pihak yang berada di desa Tajur Biru, terkhusus pemerintah Desa Tajur Biru dan Dusun Tajur Biru.
“Terimakasih kepada pemerintah Desa yang sudah memfasilitasi kegiatan ini sampai dengan selesai,” ujarnya.
Menurutnya, Dialog Masyarakat Pesisir dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Melalui Pembangunan Sumber Daya Manusia untuk Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Masyarakat” ini dipilih didesa Tajur Biru dikarenakan Tajur Biru dinilai sebagai wilayah pesisir yang perlu dikembangkan dan mempunyai potensi Sumber Daya Alam yang mendukung untuk dikelola dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat setempat.
Selanjutnya, Ketua APPPI Lingga, Syafrizal dalam sambutanya menyampaikan bahwa APPPI Lingga Berkomitmen sebagai motor penggerak kegiatan berbasis pemberdayaan masyarakat atau kegiatan lain yang sifatnya menyentuh aktivitas masyararakat itu sendiri terkhusus masyarakat pesisir.
“Dialog Masyarakat Pesisir di Tajur Biru ini merupakan Program pertama di kepungurusan Cabang APPPI Lingga periode 2016-2019 untuk meramu atau merumuskan jenis kegiatan seperti apakah yang tepat dilaksanakan di daerah pesisir seperti tajur Biru, jika memang dengan model dialog seperti ini merupakan salah satu dari sekian banyak alternatife untuk pengembangan masyarakat pesisir maka dialog Ini nantinya akan menjadi kegiatan rutin sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dan nantinya dicarikan trobosan baru untuk merealisasikan hasil dialog,” ujarnya.
Untuk itu, diharapkan juga peran serta masyarakat dalam mengembangkan potensinya untuk mengelola Sumber daya pesisir yang ada.
“Pengurus APPPI Lingga hari ini siap menjadi fasilitator sekaligus pengerakak pemberdayaan masyarakat dikawasan pesisir Tajur Biru dan dari kegiatan dialog masyarakat pesisir ini nantinya akan menjadi sebuah rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai dengan permasalahan yang berkembang di masyarakat untuk dapat diatasi dengan serius oleh pemerintah yang mempunya fungsi pemberdayaan sehingga dapat mengubah pola hidup masyarakat lebih baik lagi Pungkas,” ujarnya.
Kegiatan dialog ini dipandu langsung oleh ketua APPPI Lingga selaku moderator, yang di hadiri oleh tiga pembicara. Pada kesempatan pertama disampaikan langsung oleh, Pembina Lembaga Pengelola Sumber Daya Terumbu Karang (COREMAP) Tajur Biru, Kamil mengatakan bahwa dengan tema dialog ini memberikan gambaran kepada kita selaku masyarakat pesisir atau masyarakat nelayan hendaknya berdaya sehingga dapat memanfaatkan potensi Sumber Daya yang ada
“Untuk di Desa Tajur Biru mengenai Sumber Daya Manusia ataupun Sumber Daya Alam mempunya potensi yang menjanikan untuk dapat dikelola oleh nelayan atau masyarakat kita dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup, yang menjadi permasalahanya adalah kita belum mampu memanfaatkan secara optiman sumber daya yang ada, hendaknya juga masyarakat kita paham terkait pengelolaan sumber daya pesisir dan sekiranya kegiatan seperti inilah yang dapat mendobrak minimal keinginan serta kesadaran masyarak kampong kita Tajur Biru terkait potensi apa yang ada di kampong kita,” ujarnya.
Selanjutnya Pembicara dari pengurus besar APPPI Kepri, Suheri mengatakan bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat didesa tajur biru bukanlah hal yang sulit, dikarenakan desa tajur biru mempunyai potensi sumber daya pesisir yang hampir setiap saat setiap waktu nelayan kita menncari rezeki dari sumber daya pesisir tersebut tanpa harus dibatasi.
“Seharusnya nelayan kita sudah sejahtera dengan potensi yang ada tersebut,” ujarnya.
Menurutnya, permasalahannya adalah bukan tergantung pada sumber daya alam pesisir melainkan pada diri kita selaku nelayan. Nelayan kita harus mandiri tidak boleh terikat dengan siapapun sehingga tidak menjadi beban hidup bagi nelayan dalam hasil tangkap mereka.
“Untuk bisa mandiri tersebut nelayan kita harus mempunyai mental yang mampu membuat mereka berpikir bahwa hasil tangkap mereka dari sumber daya pesisir mempunyai nilai jual ekonomis yang tinggi, sehingga nelayan kita menjual kepada pasar yang membeli hasil tangkap dengan nilai jual yang tinggi pula. Untuk membangut mental dan semangat agar bisa mandiri tersebut masyarakat kita haris memiliki semangat gotong royong sehingga kesejahteraan bersama ini dapat tercapai,” ungkapnya.
Sedangkan Pembicara ketiga disampaikan oleh praktisi nelayan yakni Kapten Rodhial Huda, untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat sepenuhnya tidak dinilai dari materi yang didapatkan dari hasil tangkapan nelayan melainkan bagaimana pengelolaan pendapatan tersebut.
“Sebagai masyarakat nelayan harusnya kita mampu mengelola sumber daya yang ada disekitar kita untuk dapat dimanfaatkan guna menunjang peningkatan kesejahteraan,” ujarnya.
Selanjutnya permasalahan utama dari tema yang dibahas dalam dialog masyarakat pesisir ini bukanlah masalah Sumber Daya Manusia yang di ukur dari Tingkat Pendidikan semata melaikan yang lebih penting adalah masalah kesadaran nelayan selaku nelayan sesunggunya.
Sehingga dengan profesi nelayanya mereka harus mengakui bahwa pekerja nelayan adalah pekerjaan yang hebat dengan pembentukan kesadaran demikian dapat menbentuk pola pikir masyarakat nelayan yang maju yang mampu mengelola sumber daya pesisirnya.
“Supaya terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi nelayan harus mampu berdaya saing dengan konsep nelayan modern saat ini,” ujarnya.
Selain itu juga, menurutnya untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat dengan hasil tangkap nelayan, nelayan juga harus mampu mengelola hasil tangkapnya agar bisa menjadi sebuah produk yang mendatangkan nilai ekonominya, untuk peningkatan ekonomi masyarakat nelayan ini dapat dibentuk dengan kelompok kerja atau melalui Koperasi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup secara kolegti.
Dari hasil pemaparan ketiga pembicara diatas sebagai sebuah pengantar dalam Dialog Masyarakat Pesisir yang selanjutnya adalah dialog tanya jawab serta penyampaian pandangan dari masyarakat sebelum diserahkan kepada narasumber untuk ditutup.