Opini

[Part 9] MENGETUK LANGIT, Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta

[Part 9] MENGETUK LANGIT, Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta

MENGETUK LANGIT

(Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta)

Oleh : Adri Wislawawan (Ketua Bidang PPD HMI Cabang Batam)

 

 

Setelah KH. Arifin ilham dengan baik memipin doa, secara bergiliran para ulama melanjutkan memberikan tausiyahnya, termasuk KH. AA Gymnastiar yang dengan nasihat-nasihat menyentuh qalbu nan nyaman, menyerukan ukhuwah dengan mengibaratkan ukhuwah itu 3 syaratnya seperti campuran material bangunan yang kokoh, pertama; kelembutan ibarat air yang menyatukan seluruh elemen material, kedua; keihklasan untuk tidak menonjolkan diri, sebagaimana material bangunan yang bekerja sesuai porsi masing-masing dan terakhir; perbedaan yang harus dijaga, sebagaimana material bangunan yang karena berbedalah mampu mengokohkan bangunan tersebut.

 

Langit mulai semakin gelap menjelang adzan pertama sholat Jum’at hari itu, ditengah kekhawatiran jamaah akan dehidrasi dan kesulitan berwudhu, hujan turun dengan lembut menyapa jutaan umat Islam yang hadir hari itu.

 

Hujannya tidak deras, sangat nyaman. Di depan saya seorang bapak dengan girang berwudhu, letih yang saya rasakan hilang seketik, hujan mesra itu terus turun menyapa sejak adzan pertama, kedua, Khutbah Habib Muhammad Rizieq Syihab yang kami cintai, sampai selesai sholat yang diserta dengan qunut nazilah yang kembali membuat terisak para jamaaah.

 

Tidak ada satupun yang bergeming, hujan menguatkan pijakan, hujan menegakkan fisik, jutaan jamaah yang tersusun rapi dalam shaf-shaf dihujani rahmat oleh Allah SWT. kuberitahu kepadamu saudaraku, momen itu sangat indah, maha besar Allah dengan segala rahmatnya.

 

Selesai sholat, masing-masing jamaah membubarkan diri, karena dari awal sudah diingatkan oleh para ulama bahwa selesai sholat Jum’at untuk membubarkan diri kebali ke daerah masing-masing dengan tertib, dan komando itulah yang dipatuhi.

 

Rupanya Presiden hadir tiba-tiba di panggung, namun jamaah tetap membubarkan diri, tertib, meskipun sedikit berdesak-desakan, rumput tetap dijaga, sampah hilang seketika, tiada letih dan lelah yang dirasakan, hanya ekspresi kebahagiaan yang saya temukan dari beberapa jamaah yang saya temui.

 

Segala puji bagi Allah SWT, semoga shalawat terus tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, Semoga Indonesia diberkahi, dan semoga Hukum ditegakkan seadil-adilnya.

 

Langit telah diketuk, Tahan Penista Agama adalah harga mati, apapun yang terjadi, semua terjadi atas seizinNya, tugas kita adalah terus berikhtiar. Semoga kita termasuk orangorang yang beriman sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang menjadi pembuka tulisan ini, sampai jumpa di jilid selanjutnya.

Show More
Kepriwebsite
Close