Opini

[Part 6] MENGETUK LANGIT, Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta

[Part 6] MENGETUK LANGIT, Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta

MENGETUK LANGIT

(Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta)

Oleh : Adri Wislawawan (Ketua Bidang PPD HMI Cabang Batam)

 

 

Mereka yang selama ini menjadi silent majority, mereka yang selama ini selalu disudutkan sebagai teroris, mereka yang selama ini hanya berkumpul di majelis-majelis taklim dan halaqah-halaqah, mereka yang selama ini sangat polos, mereka yang selama ini diancam, dihalang-halangi, dianggap hanya sebagai konsumen, tak lebih hanya sekedar pasar bagi produk-produk kapitalis, mereka yang selama ini kecewa dengan mahasiswa pasca reformasi yang nyaman duduk di bangku kuliah, nonton tv lalu dimanjakan dengan beasiswa, sehingga mandul menyuarakan suara-suara mereka yang lirih, mereka yang selama ini diam kini bangkit melawan !

 

Mereka melawan dengan berjalan kaki, memakai bus, kereta api, mobil pribadi, kapal laut sampai pesawat bergabung dengan saudara-saudaranya seiman untuk berkumpul mengetuk langit !

 

Telah diketuk nurani Kepolisian di jilid 1, telah diketuk pintu Istana di Jilid 2, kali ini mereka mengetuk langit. karena mereka sadar, ketika Allah SWT berkehendak maka jadilah!

 

Mereka yang meninggalkan kenyamanan, mengorbankan materi, tenaga dan waktu telah meminta izin kepada orang tua masing-masing, menulis surat wasiat kepada Istri dan keluarga masing-masing, bahwa apapun yang terjadi hari itu, ceritakanlah dengan bangga bahwa mereka telah menjadi bagian dari sejarah perlawanan terbesar di Negara ini. Balita, anak-anak, remaja, dewasa sampai yang tua bahkan saudara kita yang kekurangan fisiknya telah berikrar, bahwa demi Allah kami bergerak dan menyatu.

Sungguh saudaraku, hari itu sangat indah.

 

Setelah mendapatkan tiang untuk bendera, sekitar pukul 06.00 WIB barisan kami bergerak berjalan kaki menuju Monas, bergabung bersama jutaan barisan lainnya. kami tidak sempat mendapatkan pembagian makanan di sepanjang jalan karena memang hari masih sangat pagi dan target kami adalah untuk berada di shaf terdepan.

 

Sampai di pintu gerbang Monas, ada petugas keamanan yang meminta agar seluruh tiang bendera dilepas, kami menurut dan tetap bergerak maju ke dalam area monas, shaf akhwat telah diberi tanda, ada mobil yang disediakan untuk berwudhu, drum-drum dari PMI dan mobil khusus toilet. Kami terus bergerak maju hingga akhirnya tertahan di shaf depan kiri panggung, sekitar 10 shaf dari shaf pasukan asmaul husna dari Kepolisian yang meakai kopiah putih dan sorban putih.

 

Sinyal HP diacak dan sangat sulit untuk berkomunikasi, dron-drone beterbangan membuat sorak sorai jamaah membentangkan spanduk TANGKAP AHOK ketika disorot kamera drone, shaf depan panggung sudah penuh sampai ke tengah, mereka pastilah datang sejak jam 03.00 WIB, karena bendera mereka masih lengkap dengan tiangnya.

 

Setelah mendapatkan shaf rombongan dari Batam mengambil tempat untuk kemudian mendata anggota, jam sudah menunjukkan pukul 06.30 WIB, kurma dibagikan oleh jamaah disamping saya, dan kembali saya diperintahkan untuk mencari tiang bendera. kesempatan itu juga saya ambil untuk ke toilet dan berwudhu, di Panggung pengarah acara mengingatkan bahwa aksi akan dimulai tepat pukul 08.00 WIB, sembari memandu jamaah menyanyikan mars Aksi Bela Islam, mengingatkan tentang shaf dan mengumumkan bahwa barisan shaf bagian depan telah penuh.

Show More
Kepriwebsite
Close