
Opini
[Part 13] MENGETUK LANGIT, Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta
[Part 13] MENGETUK LANGIT, Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta
MENGETUK LANGIT
(Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta)
Oleh : Adri Wislawawan (Ketua Bidang PPD HMI Cabang Batam)
Jalan dibuka, saya segera standbykan HP dan memantau daerah sekitar bundaran HI. Jejak bendera HMI sudah hilang, yang ada beserak hanya bendera Parta birui Restorasi dan partai kuning papa minta saham. Peserta aksi banyak istirahat di taman, sampah dimana-mana, namun pasukan orange Jakarta sangat sigap dan cepat bekerja. Saya abadikan dalam beberapa momen dokumentasi.
Saya kemudian mengambil tempat duduk di kursi taman sambil pesan kopi dari pedangang kopi keliling, tiba-tiba ada beberapa orang memakai baju relawan Nusantara ikut nimbrung bersihin sampah, salah satunya memakai kemeja putih dengan atasan bahu kotak-kotak, saya foto mereka, kemudian saya pastikan lagi siapa bapak itu. Setelah yakin, saya bisa pastikan dia adalah Nusrun Purnomo (Wahid). Saya langsung teringat statemen dia yang mengatakan jika peserta aksi 212 lebih dari seribu maka ludahi muka saya.
Berjalan pelan saya dekati, dia sibuk dengan muka panik bersihkan sampah bersama 2 orang relawan tadi. Pelan saya dekati, dalam jarak kurang lebih 1 Meter saya ludahi ! Sayangnya meleset, dia dengan sigap menghindar lalu berjalan menjauh. Ludah saya tadipun hanya jatuh dekat kakinya.
Jam sudah menunjukkan pukul 11.30 WIB, saya mengambil tempat di jembatan penyeberangan dekat bundaran HI, agar bisa menangkap gambar lebih luas. Setelah berada disana, saya banyak melihat mobil Metro TV di samping panggung utama dan beberapa tenda putih. Entah kenapa angin sangat kencang berhembus waktu itu. Saya kemudian menyeberang turun dari jembatan itu, kembali saya menemukan bendera partai biru restorasi, namun yang paling mencolok adalah 2 orang ibu dan 1 orang laki-laki yang sedang membagikan uang untuk peserta aksi. Ah sayang sekalAshar a tidak bisa mendokumentasikannya, selain kamera HP saya kurang baik, juga karena momentumnya juga tidak pa, saya sudah melewati mereka. Cukuplah meyakinkan saya bahwa peserta aksi mana yang dibayar.