Opini

[Part 11] MENGETUK LANGIT, Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta

[Part 11] MENGETUK LANGIT, Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta

MENGETUK LANGIT

(Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta)

Oleh : Adri Wislawawan (Ketua Bidang PPD HMI Cabang Batam)

 

 

Tas semakin berat rasanya, kami singgah istirahat sejenak di Masjid BI untuk kemudian melanjutkan perjalanan, dalam kondisi kehausan saya meminta air mineral dalam kemasan gelas yang disediakan oleh petugas keamanan masjid BI tersebut, ‘saya minta satu mas’ kata saya, “silahkan mas, nih saya tambah satu lagi” ujarnya sambil memasukkan satu lagi ke kantong celana saya, karena melihat kedua tangan saya sudah penuh memegang kantong plastik hitam dan bendera.

 

Dalam perjalanan pulang itu masih sangat padat dan ramai peserta aksi yang berjalan kaki, semakin jauh semakin terurai, kami terus berjalan dan sampailah di gang kebon kacang 2 kawasan Tanah Abang. Di salah satu penginapan murah disanalah kami menginap untuk istirahat dab mengeringkan pakaian.

 

Esoknya senior yang berangkat satu pesawat dengan saya yang paling pertama pulang, pesawat pukul 06.00 WIB, menyusul ketum HMI Batam, pesawatnya pukul 11.00 WIB, kemudian menyusul senior kami yang pesawatnya pukul 16.00 WIB. Setelah check out, saya pesan Gojek dan kembali ke Istiqlal, shalat Ashar dan istirahat disana sampai selesai sholat Isya.

 

Setelah bertanya ke salah satu teman wartawan media online, dia menyarankan untuk merasakan bis tingkat pariwisata Jakarta. Bersama seorang teman lama yang kuliah di UI sayapun menuju ke depan Balaikota DKI Jakarta untuk menunggu di halte bis tingkat pariwisata tersebut. Sebelumnya kami ke Stasiun Gambir untuk melunasi Tiket Pesawat pulang di ATM yang saya beli via traveloka.

 

Hampir pukul 23.00 WIB bis tingkat itu datang, kami mengambil tempat di lantai 2 bis, cukup nyaman, gratis dan memakai AC tetapi sayangnya tidak ada guide tour di dalam bis tersebut. Padahal yang menggunakan bis tersebut rata-rata adalah wisatawan lokal yang ingin mengetahui tempat-tempat wisata dan kuliner di Jakarta.

 

Kami turun di kawasan Kota Tua sekitar pukul 23.30 WIB, tapi sayangnya kawasan kota tua sudah ditutup untuk publik pada jam tersebut, sehingga kami hanya bisa melihat dari jauh museum Fatahillah sambil ngopi.

Show More
Kepriwebsite
Close