
Opini
[Part 1] MENGETUK LANGIT, Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta
(Sebuah Catatan Perjalanan Spiritual 212 Batam-Jakarta)
Oleh : Adri Wislawawan (Ketua Bidang PPD HMI Cabang Batam)
Rasulullah SAW. bersabda, “Perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah. ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan (yang dhinggapinya)” (HR. Ahmad, Al-Hakim dan Al-Bazzar)
Saya tidak tahu harus memulai dari mana, keindahan dan keharuan hari 212 itu tak tergambarkan oleh bahkan ribuan puisi. Namun saya akan mencoba menuliskannya sebagai dokumentasi pribadi karena saya sangat pelupa, juga agar apa yang saya rasakan hari itu minimal bisa saya bagikan kepada saudara-saudara sekalian, meskipun sudah banyak tulisan yang menggambarkan pengalaman indahnya pada hari itu, tulisan ini merupakan tulisan yang melengkapi tulisan-tulisan tersebut, sebuah perjalanan sipritual terbaik bagi diri saya pribadi dan jutaan lainnya.
Pada 18 November 2016, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) dalam jumpa pers di AQL Centre, Jakarta, mengumumkan Aksi Bela Islam III akan dilaksanakan pada 2 Desember 2016 (212), yang dikonsep super damai dalm bentuk aksi ibadah dan gelar sajadah, untuk Sholat Jumat dan Doa serta Dzikir Bersama untuk Bangsa. hari itu cuma berselang 3 hari setelah Kepolisian mengumumkan status tersangka penistaan agama kepada Basuki Tjahja Purnama atau ahok. Tuntutannya tidak berubah, tegakkan supremasi hukum dan tangkap Ahok.
GNPF MUI menurut saya sangat berani, karena sudah ada statemen Kapolri yang mengatakan aksi pasca penetapan tersangka dengan tuntutan yang sama merupakan aksi inkonstitusional, belum lagi isu Rush Money di 25/11 yang tadinya digadang-gadang akan menjadi tanggal aksi bela Islam III.
Hari itu (18/11) aliansi umat Islam Batam bersatu (AUIBB) dimana HMI juga bergabung, baru saja selesai melaksanakan tabligh akbar bela Islam, pesan dan tujuan dari tabligh akbar itu sama dan selaras dengan apa yang dituntut pada aksi bela Islam III, sehingga tanpa menunggu waktu yang lama di malam hari tanggal tersebut, saya langsung membeli tiket pesawat untuk berangkat tanggal 1 Desember, cukup menguras tabungan juga untuk ukuran anak kos yang belum memiliki penghasilan tetap, namun perasaan cemas itu saya tepis jauh-jauh, selain untuk melampiaskan rasa kecewa karena tidak bisa bergabung dalam barisan massa aksi bela Islam II/411, juga saya ingin membuktikan berbagai keajaiban di 411 yang selama ini saya dapati hanya dari sosial media, serta yang paling utama adalah sebagai pembuktian kepada Allah SWT di pihak mana saya berada.
Semoga apa yang saya sampaikan ini bukanlah riya’ atau ujub, penting untuk mejelaskan hal ini agar saya bisa berteriak keras bahwa, saya tidak dibayar sepeserpun oleh siapapun untuk menuntut penegakan hukum!