BintanKepulauan Riau

Sosialisasi Abatisasi Solusi Brantas Jentik Nyamuk

Lihatkepri.com, Bintan – Abatisasi menjadi solusi demi mencegah akan terjadinya wabah penyakit Demam Berdarah atau Demam Berdarah Dengue (DBD) yang merupakan jenis penyakit demam akut yang disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus lagi dengan genius flavivirus dikenal dengan nama Virus dengue. Penyakit ini ditemukan manusia oleh nyamuk Aedes Aegypti. Sementara demam berdarah disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang mengandung virus dengue.

Untuk itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan melalui Dr.Horas bersama tim dari puskesmas beserta Palang Merah Indonesia dan Masyarakat setempat melakukan pencegahan tingkat dasar atau primordial prevention adalah usaha untuk mencegah terjadinya risiko atau mempertahankan keadaan risiko rendah dalam masyarakat terhadap masyarakat secara umum.

Selain itu, pencegahan ini meliputi usaha memelihara dan mempertahankan kebiasaan yang sudah ada yang dapat mencegah terjadinya penyakit DBD seperti memelihara perilaku hidup bersih dan sehat dengan membersihkan tempat penampungan air secara rutin.

Menurut Dr. Horas, Abatisasi yaitu pemberian serbuk abate pada tempat-tempat yang digenangi air termasuk bak mandi, jambangan bunga dan sebagainya dengan tujuan membunuh jentik-jentik nyamuk A. Aegypti dan mencegah terjadinya wabah DBD. Pemberian serbuk abate dilakukan dua sampai tiga bulan sekali, dengan takaran 10 gr abate untuk 100 liter air atau 2,5 gram altosid untuk 100 liter air).

“Tentunya perlu adanya kesadaran bersama untuk menjaga lingkungan bersih dan program Abatisasi ini tentunya juga harus dilakukan secara massal agar keberadaan jentik bisa dibasmi,” ujar Dr. Horas, Kamis (14/1) di Telaga Surya, Tanjung Uban Utara.

Selanjutnya, Abatisasi selektif adalah menaburkan bubuk abate/altosid kedalam tempat penampungan air yang ditemukan jentik pada waktu Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) yang dilakukan oleh petugas kesehatan setiap sebulan sekali di rumah-rumah dan tempat-tempat umum. Bubuk abate berwarna kecoklatan, terbuat dari pasir yang dilapisi dengan zat kimia yang dapat membunuh jentik nyamuk, sedangkan altosid berbentuk butiran seperti gula pasir berwarna hitam arang. Zat kimia dalam altosid akan menghambat (membunuh kepompong, sehingga tidak menjadi nyamuk).

“Kita basmi nyamuknya dari jentik agar biar masyarakat bisa terhindar dari serangan DBD,” ujar Dr. Horas.

Sementara itu, Lurah Tanjung Uban Utara, Alfeni Harmi yang turut terjun kelokasi (Rumah warga seetempat) juga mengatakan, pada intinya pihaknya sangat mendukung kegiatan tersebut. Namun kita juga menghimbau bahwa kegiatan Abatisasi masal ini hanya salah satu dari upaya peñcegahan penyakit DBD dan malaria.

“Menjaga lingkungan dan kebersihan rumah yang paling ampuh dalam upaya pencegahannya. Di lapangan masih kita jumpai beberapa rumah yang masyarakatnya belum maksimal menjaga kebersihan terutama kebersihan aliran pembuangan air,” ujar Alfeni.

Menurut Alfeni, hal inilah yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

“Untuk itu kami bersama aparat rt dan rw akan memprogramkan lebih intensif untuk goro kebersihan lingkungan,” ujar Alfeni.

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close