
Kepulauan RiauTanjungpinang
Pertamina Go Green Lebih Ramah Lingkungan Dengan Energi Baru Terbarukan (EGT)
Lihatkepri.com, Tanjungpinang – PT Pertamina (Persero) salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Green Energy Station (GES) mulai dikembangkan diberbagai wiayah yang bertujuan ikut serta menurunkan emisi di Indonesia.

Indonesia sebagai negara berkembang telah melakukan upaya sukarela dengan intervensi kebijakan nasional seperti Rencana Aksi Nasional GRK dengan target penurunan emisi 2020 sebesar 26% untuk seluruh sector termasuk Program REDD+ di sector kehutanan. Sedangkan untuk tahun 2020-2030 Indonesia akan menurunkan emisi sebesar 29% sampai 41% dari Busines as usual dengan baseline 2,87 Gton CO2e untuk semua sector.
Parizal mengatakan bahwa demi keberlangsungan manusia dimasa yang akan datang, strategi yang dijalankan Pertamina perlu didukung. Sudah saat peduli terhadap lingkungan agar tercipta lingkungan yang asri tentunya dengan mengurangi pencemaran udara melalui emisi.
“Untuk khalayak banyak kita mendukung langkah tersebut, mamun dari sisi ekonomi Pertamina harus terus bangkit, apalagi saat ini masih Pandemi,” ujar Mahasiswa Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA).
- Strategi Menurunkan Emisi
Untuk mendukung strategi tersebut, Sebagai salah satu frontline Pertamina, SPBU juga terpasang PLTS untuk mendukung dekarbonisasi. Saat ini PLTS telah terpasang di 76 titik GES di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dan akan diperluas hingga 5000 titik. Hal ini tentu upaya Pertamina mendukung target pemerintah untuk menurunkan emisi karbon sebesar 29 persen pada tahun 2030 melalui transisi energi. Dalam roadmap transisi energinya, Pertamina menargetkan energi hijau mencapai 17 persen dalam portofolio bisnis di tahun 2030.Tentunya dengan adanya PLTS, akan mengurangi emisi ditetiap wilayah di Indonesia. Apalagi jumlah kendaraan mencapai 143.340.128 unit atau lebih dari setengah populasi penduduknya berdasarkan data Korps Lalu Lintas Polri, Senin (6 September 2021) tentu, hal ini akan menyumbang emisi terhadap udara.
Pozlita, S.Sos selaku masyarakat juga sangat mendukung langkah yang diakukan Pemerintah maupun Pertamina untuk bersama-sama mengurangi emisi. Sebenarnya, ini tanggung jawab besama untuk menjaga udara dari pencemaran dan lingkungan yang sehat.
“Kita sangat mendukung langkah Pertamina membuat terobosan tersebut. Semoga emisi kita terus menurun, dan kita dapat menghisup udara segar setiap saat,” ujarnya
- Pertamina Ramah Lingkungan
Dengan kinerja yang baik dalam berbagai aspek salah satunya terus melakukan pengelolaan operasi migas ramah lingkungan. Pada Tahun 2020 lalu saja PHI berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 2.468.578 ton CO2. Semester II tahun 2021 ini, PHI telah mencatat keberhasilan sebesar 13% penurunan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020.Sopian,AMD.,AKUN selaku Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga PD Pemuda Muhammadiyah Tanjungpinang sangat apresiasi langkah atau trobosan yang dilakukan oleh BUMN Pertamina.
“Kita ketahui bahwa perlu sekali kedepannya menyiapkan opsi energi terbaru yang tentunya juga Ramah bagi lingkungan. Selamat buat pertamina,” ujarnya
- Mengantisipasi Transisi Energi
Transisi energi yang sedang dijalankan Pertamina saat ini merupakan upaya peningkatan kapasitas Geothermal, dimana pada tahun 2020 total kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE adalah 1.877 MW, yang terdiri dari 672 MW yang dioperasikan langsung oleh PGE dan 1.205 MW dioperasikan melalui Joint Operation Contract (JOC). Pada tahun 2030, total kapasitas terpasang ditargetkan bisa mencapai total 2.745 MW. Untuk mengoptimalkan wilayah kerja geothermal, Pertamina Geothermal Energy yang mengelola 15 Wilayah Kerja telah memulai inisiatif pemanfaatan green hydrogen yang akan menggunakan listrik dari lapangan Geothermal Pertamina dengan total potensi 8.600 kilogram hidrogen per hari.Di masa depan diperkirakan sektor transportasi akan diwarnai oleh pertumbuhan Electric Vehicle (EV). Mengantisipasi trend tersebut Pertamina ikut berpartisipasi dalam Joint Venture (JV) Indonesia Battery Company yang akan memproduksi baterai 140 GWh pada tahun 2029 dan pada saat bersamaan juga mengembangkan ekosistem baterai EV termasuk bisnis swapping and charging. Wujud inisiasi strategis ini, terlihat pada hadirnya pilot project Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 6 Lokasi Jakarta dan Tangerang.
Sopian juga mengatakan bahwa sudah sudah saatnya Indonesia mengembangkan energi terbarukan tersebut. Dan peran Pertamina sangat dibutuhkan disana.
“Era saat ini, dibutuhkan kolaboasi agar semakin kuat,” ujarnya
Oleh
Cahya Sumirat, S.Sos
cahyasumiratofficial@gmail.com