Kepulauan RiauLingga
Ini Cacatan Sejarah Kebakaran di Kampung Cina, Ternyata Sudah Terjadi Sejak Tahun 1881
Lihatkepri.com, Lingga – Kebakaran hebat yang meluluhlantakkan Kampung Cina Kelurahan Daik Kecamatan Lingga bukan kali pertama ataupun kali kedua. Akan tetapi, kebakaran hebat ini telah terjadi pertama kali pada masa kerajaan Riau-Lingga yang dipimpin Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah tahun 1881 silam.
Dikutip dari akun facebook Raja M Khalid yang dimuat pada Rabu (29/11) lalu di dalam grub Warisan Sejarah Kerajaan Riau-Lingga menyebutkan, ada catatan lama Arab Melayu tahun 1969 yang mengabarkan tentang musibah kebakaran sebelumnya.
Pencatat meninggalkan catatan tentang beberapa kejadian musibah kebakaran di Kampung Cina. Dari catatan lama itu diketahui, kebakaran pernah terjadi di zaman Kerajaan Lingga-Riau, tepatnya di era Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah (1857-1883).
“Pencatat menyatakan musibah ini sebagai kebakaran pertama. Kejadian berlaku pada tahun 1881 menghabiskan seluruh bangunan yang ada,” tulis Raja M Khalid.
Sedangkan kebakaran yang kedua kali terjadi yakni pada waktu subuh (dini hari) selasa sekitar pukul 04.00 WIB pagi, tanggal 29 Februari 1929 bersamaan hari ketiga tahun baru Cina. Bangunan kedai-kedai (toko) dan rumah hangus terbakar lebih kurang 74 unit. Sedangkan pasar ikan yang ada di lokasi saat itu hanya terbakar separuh. Sementara Surau Keling selamat dari kebakaran.
“Kebakaran yang ketiga pada jam 3 subuh Ahad (Minggu) tanggal 13 Agustus 1972. Lebih kurang enam buah rumah hangus terbakar. Kebakaran yang keempat pada jam 7 pagi Rabu tanggal 23 Januari 1974 bersamaan satu hari tahun baru Cina. Kebakaran ini telah mengakibatkan dua belas bangunan hangus terbakar,” tulis dia.
Jika merujuk pada sejarah, Kampung Cina termasuk kampung tua yang ada di Daik Lingga. Di kampung ini tempat bermukim masyarakat Tionghua sehingga diberi nama Kampung Cina. Kampung ini terletak di sebelah kiri menuju hulu sungai Daik. Bersebelahan dengan Kampung Bugis dan diseberangnya ada Kampung Gelam dan Mentok. Kampung Cina termasuk kampung tua yang sudah ada sejak era Kerajaan Lingga-Riau.
Kampung Cina bukan saja sekedar tempat pemukiman. Namun, juga merangkap pusat perbelanjaan tradisional teramai di Daik. Sejak lama sebagian besar orang Tionghoa di kampung ini berniaga menjual berbagai kebutuhan masyarakat. Bukan orang Tionghoa saja yang berniaga, suku bangsa lain pun ada yang mengadu nasib berdagang di Kampung ini.
Di era Kerajaan Lingga-Riau, Belanda yang ingin mencari keuntungan, memutuskan orang-orang Tionghoa sebagai rakyat Hindia Belanda. Keputusan ini dilakukan lewat kontrak politik dengan kerajaan Lingga-Riau. Pada 1 Desember 1857 Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah dan Yang Dipertuan Muda Raja Abdullah menandatangani pembaharuan perjanjian dengan Belanda.
Perjanjian ditandatangani di Istana Yang Dipertuan Muda di Penyengat dan disetujui Gubernur Jenderal Belanda pada 9 Februari 1858. Dalam perjanjian ini Belanda memutuskan orang-orang Tionghoa yang berada di Lingga-Riau sebagai rakyat Hindia Belanda dan dibawah pemerintahan Residen Riau.
Sedangkan pada zaman Sultan Abdurrahman Muazzam Syah (1884-1911), Belanda mendudukkan pegawai Belanda dengan jabatan Asisten Residen di Tanjung Buton. Alasan Belanda mendudukkan Asisten Residen di Daik ialah untuk mengurusi orang-orang Tionghoa yang bertambah banyak di Lingga dan mudah memberi nasehat pemerintahan kepada Sultan.
Namun, tindakan Belanda ini dapat dicurigai sebagai upaya untuk lebih mengontrol kedudukan Sultan Abdurrahman Syah di Daik. Tahun 1900 atas persetujuan Belanda Sultan Abdurrahman Muazzam Syah memindahkan pusat pemerintahan ke Pulau Penyengat.
Sehingga, jabatan Asisten Residen di Lingga turut juga dihapus. Belanda mendudukkan pejabat dengan jabatan Controleur di Pulau Penuba untuk mengendalikan daerah jajahan di Lingga. Kampung Cina di Daik telah melewati sejarah panjang sejak zaman Raja Melayu berdaulat hingga penjajahan dan kemerdekaan.
“Tulisan Saudara Fadli di Daik, Lingga,” tulis Raja M Khalid sebagai penutup.
Sebagaimana diketahui, kebakaran Kampung Cina yang terjadi pada Selasa (28/11/2017) dini hari lalu ini telah mengakibatkan 51 unit bangunan hangus terbakar. Kesedihan dan duka cita bukan saja dirasakan oleh Kampung Cina tapi semua kampung-kampung yang ada di Daik Lingga. (Wira)