Kepulauan RiauLingga
Selain Merica, Perkebunan Kelapa dan Pinang Menjanjikan di Lingga
Lihatkepri.com, Lingga – Selain perkebunan merica atau masyarakat Lingga menyebutnya lada sahang, ternyata perkebunan kelapa dan pinang juga menjanjikan.
Hal demikian terjadi seiring berjalannya waktu dan makin canggihnya teknologi pertanian, kadang kala membuat kita lalai akan adanya prospek yang luar biasa mengenai bisnis pertanian.
Kebanyakan orang pikirkan yaitu hanyalah memakai dan memakai fasilitas saja, jarang untuk memanfaatkan teknologi ini sebagai sebuah peluang bisnis pertanian yang sangat luar biasa prospek keuntungannya.
Sebagaimana diketahui, dari sekian hasil pertanian adalah kebutuhan primer yang sangat wajib untuk di konsumsi oleh masyarakat. Keadaan ini yang sebenarnya harus di manfaatkan oleh orang yang mampu dan mau mengelola pertanian secara profesional.
Amat, salah seorang petani kelapa di Daik Lingga mengatakan, bukan tidak tertarik untuk membuka perkebunan merica. Akan tetapi, melihat banyaknya masyarakat yang berlomba – lomba menanam tanaman tersebut, ia lebih memilih untuk berkebun kelapa.
Saat ini harga kelapa tua yang mencapai Rp5000 – Rp6000 per butirnya di warung – warung sering mengalami kelangkaan. Sehingga ia berinisiatif untuk menanam kelapa tersebut.
“Ketika bulan ramadhan ini lah kita disini (Lingga) biasanya kesulitan mencari buah kelapa, apalagi mau nyambut lebaran nanti, makanya saya mulai menanam kelapa walaupun agak lama berbuahnya,” kata dia ketika diajak berbincang, Selasa (30/05).
Dikatakan Amat, bukan hanya perkebunan kelapa, akan tetapi perkebunan pinang juga cukup menjanjikan saat ini. Terlebih lagi dengan berkembangnya zaman seperti saat ini sehingga meningkatnya pembangunan, budidaya tanaman pinang menjadi sulit untuk dikembangkan. Sehingga persediaan buah pinang menjadi menjadi terbatas.
“Kalau pinang ini yang bisa diperjual belikan yaitu bibit serta buahnya,” cetusnya.
Saat ini, harga pinang di pasaran bentuknya juga bervariasi. Tergantung jenis pinang yang dijual oleh petani. “Biasanya dalam satu pohon pinang mampu menghasilkan panen sekitar 20 kg biji setiap bulannya. Jika dalam satu hektar jumlah pinang berkisar 450-500 batang, maka rata-rata produksi pinang per hektar berkisar 400 kg biji pinang kering,” terangnya.
Saat ini diakui Amat, dirinya telah menanam sedikitnya 1000 batang pohon pinang di lahan perkebunan miliknya diselingi dengan pohon kelapa. Dengan demikian, ia mengajak kepada kaula muda agar dapat memanfaatkan lahan kosong yang dimiliki untuk bercocok tanam. (Wira)