Opini
Si Ikan Karang Raksasa Yang Ramah
Ikan Mola-mola (sunfish) , apakah ada yang tahu tentang ikan satu ini ?, tentu ikan ini tidak asing bagi seorang penyelam. Ikan Mola-mola (sunfish) merupakan salah satu ikan karang . Ikan ini jarang sekali kita dengar, ikan ini merupakan makhluk terbesar dan paling unik bentuknya. Kata mola-mola berasal dari nama latin yang berarti batu giling, karena bentuknya seperti batu giling, karena ikan ini berbentuk bulat dan berwarna abu-abu yang digunakan untuk menggiling biji-bijian.
Ikan ini sering disebut dengan ikan matahari, memiliki bentuk tubuh yang sangat besar dan sangat unik, yakni ikan bertulang sejati paling besar, tidak mempunyai sirip ekor,ikan ini memiliki dua warna yaitu coklat dan abu-abu bahkan mempunyai corak titik-titik, berbentuk seperti batu giling dan juga memiliki gigi seperti paruh burung. Tidak heran juga jika seseorang merasa takut ketika berjumpa dengan ikan jenis karang satu ini saat menyelam, karena bentuk tubuh nya yang sangat besar yang panjang nya mencapai 3 meter dengan berat 2,3 ton.
Sementara itu, hewan ini mempunyai penyakit alergi pada air dingin meskipun hidupnya dilaut. Ia juga tidak bisa hidup dibawah suhu 12 derajat celcius. Lalu, bagaimana hewan ini mestabilitas tubuhnya ? Cara unik hewan ini untuk menstabilisasikan suhu tubuhnya ialah ikan ini akan menyelam di kedalaman 500-600 meter kemudian naik keatas permukaan sembari tiduran. Ikan mola-mola saat muncul diatas permukaan air sirip atasnya tampak seperti sirip hiu dan pergerakan ikan mola-mola ini cukup dibilang lambat, pergerakan ikan ini hanya mencapai 3,2 km/jam.
Ikan mola mola banyak hidup di perairan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali. Kemunculan ikan ini sekitar Juli – September, kenapa ikan ini banyak hidup di perairan Nusa Penida ? karena perairan nusa penida masih sangat biru dan jernih disertai dengan terumbu karang yang warna-warni. Ikan mola mola ini juga sangat gemar berjemur dibawah sinar matahari yang sangat di perlukan untuk menghangatkan tubuhnya yang unik tersebut.
Sinar matahari bukan hanya berfungsi untuk menghangat tubuh tetapi juga berfungsi sebagai pengoptimalan parasit pada tubuhnya. Pada saat ikan ini berjemur para ikan-ikan terumbu karang berkumpul dan memakan parasit pada tubuh ikan tersebut. Berbicara tentang makanan, pokok makanan utama pada ikan mola-mola ini adalah ubur-ubur dan zooplankton dan tumbuhan yang tidak terlihat oleh manusia.
Ikan mola-mola merupakan hewan langka dan di lindungi. Hewan ini diperkirakan hidup sekitar 130 tahun yang lalu, tetapi sangat di sayangkan hewan ini terancam punah. Karena ia sering menjadi korban lalu lintas perairan laut seperti tersangkut pada baling-baling kapal perahu, ia juga sering menjadi korban lalu lintas kapal-kapal besar yang melaju kearahnya karena pergerakan yang lambat yang menyebabkan ia menjadi korban lalu lintas perairan laut.
Selain itu, ada juga yang menjadi penyebab kepunahan pada hewan satu ini, yaitu sampah dan juga pemburuan ilegal. Sampah merupakan salah satu yang berpotensi besar pada kematian ikan mola-mola bahkan bukan hanya ikan mola-mola tetapi juga hewan-hewan laut lainnya. Ikan mola-mola sering menelan sampah dikarenakan ikan ini ketika melihat sampah, ia akan memakannya karena sampah tersebut mirip seperti ubur-ubur (makanan utamanya). Pemburuan ilegal ini sering terjadi di jepang, mereka sengaja menangkap hewan ini untuk dijual di restoran. Hal ini tidak boleh terjadi di indonesia.
Dapat disimpulkan bahwa ikan Mola-mola (sunfish) ini perlu dijaga ekosistm nya karena ikan ini terancam punah dikarenakan banyaknya tantangan hidup yang dialami ikan ini. Harapan nya kepada pemerintah dan para warga agar dapat selalu menjaga ekosistem laut yang kita cintai ini. Namun anda tidak perlu khawatir atau panik bila bertemu dengan ikan unik satu ini, karena hewan bukan sebangsa hewan predator seperti hiu. Hewan ini sangat ramah dan apabila ia melihat seseorang menyelam, hewan ini akan menghampirinya.
Ditulis oleh : Rizki Achmad Fahrezi Sagala, (Nim : 180254241018), Prodi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji