
Batam – Menanggapi kekalahan Timnas Indonesia dari Jepang dengan skor 0-6 dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Pemuda ICMI Kepulauan Riau menyampaikan keprihatinan sekaligus ajakan untuk introspeksi dan reformasi menyeluruh di tubuh sepak bola nasional.
“Kekalahan ini menyakitkan, tetapi bukan akhir dari segalanya. Ini adalah momen refleksi bagi kita semua terutama PSSI dan para pemangku kebijakan olahraga untuk mengevaluasi sistem pembinaan, tata kelola, dan arah pembangunan sepak bola Indonesia ke depan,” ujar Andriansyah , Ketua MPW Pemuda ICMI Kepri.
Pemuda ICMI Kepri menilai bahwa Jepang tidak menjadi tim raksasa Asia dalam waktu singkat, melainkan melalui proses panjang dan konsisten yang dimulai sejak puluhan tahun lalu. Untuk itu, Indonesia harus meniru keseriusan tersebut dengan memperkuat Kurikulum pembinaan usia dini, Kompetisi yang sehat dan merata di seluruh daerah, Investasi pada pelatih, dan sains olahraga, dan fasilitas modern serta Tata kelola sepak bola yang transparan dan meritokratis.
“Kami mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama membangun ekosistem sepak bola yang profesional, inklusif, dan berkelanjutan. Jangan hanya bereaksi saat kalah. Saatnya kita bersatu untuk membentuk fondasi yang kokoh,” tambah Rafiq.
Apresiasi untuk Semangat Garuda dan Ajakan Tetap Mendukung
Meskipun kalah telak, Pemuda ICMI Kepri tetap memberikan apresiasi atas semangat juang para pemain timnas yang tetap berusaha di lapangan.
“Kami tahu betapa berat tekanan yang dihadapi para pemain. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih atas kerja kerasnya. Jedipan semangat pantang menyerah harus tetap kita jaga dan wariskan. Mari terus dukung Timnas untuk bangkit di pertandingan berikutnya,” tutupnya.