Wisata

Festival Bahari Kepri 2025: Strategi Promosi Budaya dan Daya Tarik Wisata Bahari

Kepulauan Riau (Kepri) kembali mengguncang dunia pariwisata nasional dengan penyelenggaraan Festival Bahari Kepri 2025, sebuah perayaan laut, budaya, dan pariwisata yang dikemas dalam berbagai atraksi spektakuler. Digelar di beberapa titik utama seperti Tanjungpinang, Bintan, dan Karimun, festival ini bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga alat strategis untuk mempromosikan potensi wisata bahari dan kebudayaan lokal Kepri ke panggung global.

Festival yang tahun ini memasuki edisi ke-6 itu mengusung tema “Nafas Laut Melayu”, menggambarkan betapa eratnya kehidupan masyarakat Kepri dengan laut dan tradisi maritim Melayu yang terus lestari dari generasi ke generasi.

Strategi Promosi Wisata Lewat Festival

Di era digital dan kompetisi destinasi wisata yang makin ketat, penyelenggaraan festival menjadi salah satu pendekatan promosi yang efektif. Melalui Festival Bahari Kepri, pemerintah daerah mengemas potensi lokal dalam bentuk pertunjukan budaya, lomba bahari, dan pameran UMKM, sekaligus menarik wisatawan, media, serta pelaku industri pariwisata.

Festival ini menjadi jendela bagi publik nasional dan internasional untuk mengenal Kepri lebih dalam, bukan hanya sebagai wilayah perbatasan atau industri, tapi juga sebagai kawasan kaya budaya dan alam yang memesona. Disiarkan langsung di platform media sosial, didukung influencer dan travel vlogger, Festival Bahari Kepri menjadi trending topic nasional selama penyelenggaraannya pada akhir April 2025 lalu.

Atraksi Utama: Dari Parade Laut hingga Musik Pantai

Salah satu momen paling ditunggu adalah Parade Perahu Hias yang diikuti puluhan kapal nelayan dan tradisional, dihias dengan ornamen budaya Melayu dan simbol laut. Parade ini digelar di perairan Tanjungpinang, menarik perhatian ribuan penonton dari pesisir dan jembatan.

Atraksi lain yang tak kalah menarik meliputi:

  • Lomba Sampan Layar Tradisional di perairan Bintan.

  • Konser Musik Pantai dengan menghadirkan musisi lokal dan nasional di Pantai Trikora.

  • Pentas Seni Melayu seperti zapin, makyong, dan gendang panjang.

  • Pemilihan Putri Bahari Kepri yang menjadi ajang promosi duta wisata.

  • Pameran Ekonomi Kreatif & Kuliner Bahari, memperkenalkan makanan laut khas Kepri dan produk UMKM.

Festival ini juga dimeriahkan oleh kompetisi fotografi bawah laut, snorkeling massal, serta lomba “Beach Clean-Up Challenge” yang mengajak generasi muda mencintai laut dan menjaga kebersihan pantai.

Dampak Ekonomi Langsung bagi Masyarakat

Keberhasilan festival ini tidak hanya diukur dari jumlah pengunjung, tetapi juga dari dampak ekonomi langsung yang dirasakan masyarakat. Hotel dan penginapan di Tanjungpinang dan Bintan mencatat tingkat okupansi hingga 90%. Penjual makanan, penyewaan perahu, toko oleh-oleh, hingga ojek laut mengalami peningkatan pendapatan signifikan.

Festival juga menjadi panggung bagi UMKM lokal menampilkan produk unggulan seperti kerupuk ikan, batik motif laut, aksesoris kerang, hingga makanan khas seperti gonggong dan luti gendang. Dengan dukungan dari Dinas Koperasi dan Pariwisata, produk-produk ini juga dipasarkan secara daring selama festival berlangsung.

Kolaborasi Pemerintah dan Komunitas

Keberhasilan Festival Bahari Kepri 2025 tak lepas dari kolaborasi apik antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, pelaku usaha, dan komunitas lokal. Ratusan relawan dari kalangan mahasiswa, pecinta lingkungan, hingga kelompok seni dilibatkan langsung dalam perencanaan dan pelaksanaan festival.

Pemerintah juga menggandeng komunitas maritim dan nelayan untuk menyumbangkan ide-ide kegiatan yang otentik dan merepresentasikan budaya lokal. Hal ini membuat festival terasa lebih “dekat” dengan identitas masyarakat Kepri, bukan hanya sekadar pertunjukan turistik.

Digitalisasi Promosi: Tembus Pasar Wisata Internasional

Pemerintah daerah sadar bahwa promosi konvensional tidak lagi cukup. Maka dari itu, Festival Bahari Kepri mengandalkan promosi digital secara masif. Video dokumenter festival diunggah ke YouTube, Instagram, dan TikTok. Influencer pariwisata diajak membuat konten eksplorasi, sementara media online lokal dan nasional menayangkan liputan mendalam.

Melalui kerja sama dengan platform seperti Traveloka, Tiket.com, dan Agoda, festival ini juga ditampilkan sebagai bagian dari paket wisata tematik ke Kepri. Hasilnya, menurut data Dinas Pariwisata Kepri, lebih dari 30% pengunjung festival tahun ini merupakan wisatawan dari luar pulau, termasuk dari Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Melestarikan Budaya, Meningkatkan Pariwisata

Salah satu keberhasilan besar festival ini adalah bagaimana budaya lokal mendapatkan panggung utama. Tradisi-tradisi Melayu yang nyaris terlupakan, seperti lomba mendayung jong, seni silat pulut, dan pergelaran pantun spontan, kini kembali diminati anak-anak muda.

Selain menjadi hiburan, festival ini menjadi sarana pendidikan budaya yang efektif. Sekolah-sekolah di Kepri mengikutsertakan siswa dalam parade dan lomba seni. Bahkan beberapa kegiatan diintegrasikan ke dalam kurikulum muatan lokal.

Tantangan: Keberlanjutan dan Pemerataan

Meskipun sukses, festival ini tetap menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah keberlanjutan program. Banyak pihak berharap agar efek festival tidak berhenti ketika panggung dibongkar. Pemerintah perlu memastikan program pelatihan UMKM, promosi wisata, dan kegiatan budaya tetap berjalan sepanjang tahun.

Selain itu, pemerataan lokasi juga penting. Banyak wilayah di Kepri seperti Lingga, Tambelan, atau pulau-pulau kecil lainnya belum merasakan langsung manfaat festival. Diperlukan pendekatan inklusif agar semua daerah mendapat giliran menjadi tuan rumah dan terlibat aktif.

Harapan: Kepri Jadi Pusat Festival Bahari Nasional

Melihat antusiasme dan dampak ekonomi Festival Bahari Kepri 2025, banyak pihak menilai Kepri layak menjadi pusat festival bahari tingkat nasional. Dengan kekayaan laut, budaya Melayu yang kental, dan letak geografis yang strategis, Kepri bisa menjadi ikon wisata bahari Indonesia.

Diperlukan konsistensi dalam penyelenggaraan, peningkatan kualitas acara, serta inovasi konten yang mengikuti tren wisata global. Jika dikelola dengan baik, Festival Bahari Kepri bisa menjadi magnet wisata tahunan yang menyumbang PAD signifikan dan memperkuat branding Kepri sebagai “Pintu Gerbang Wisata Laut Nusantara.”

Tags
Show More
Kepriwebsite
Close