Kebangkitan UMKM Syariah Kepulauan Riau: Menggali Potensi Ekonomi Berbasis Islam di Momentum Ramadhan

TANJUNGPINANG – Di tengah hamparan laut yang memisahkan pulau-pulau di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), semangat ekonomi syariah terus bergeliat, khususnya di kalangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Momentum Ramadhan menjadi katalisator penggerak ekonomi berbasis syariah yang semakin kuat di wilayah yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia ini.

Kepulauan Riau: Potensi UMKM Syariah di Pintu Gerbang Indonesia

Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari Batam, Bintan, Karimun, Natuna, Lingga, dan Anambas memiliki posisi strategis dalam peta ekonomi Indonesia. Data Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kepri (2023) mencatat terdapat lebih dari 120.000 UMKM di wilayah ini, dengan 40% diantaranya dikelola oleh pengusaha Muslim yang menerapkan prinsip ekonomi syariah.

“Kepulauan Riau memiliki keunikan tersendiri karena letak geografisnya yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia. Hal ini membuka peluang besar bagi produk UMKM syariah untuk menembus pasar internasional,” ungkap Dr. Ismail Baharuddin, ekonom dari Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang.

Nilai transaksi ekonomi syariah di Kepulauan Riau mencapai Rp 4,2 triliun pada tahun 2023, dengan kontribusi UMKM mencapai 65% dari total nilai tersebut. Angka ini menunjukkan besarnya potensi UMKM dalam menggerakkan ekonomi syariah di wilayah kepulauan.

Karakteristik UMKM Syariah Kepulauan Riau

UMKM syariah di Kepulauan Riau memiliki karakteristik unik yang dipengaruhi oleh kondisi geografis dan sosial budaya setempat:

1. Berbasis produk maritim halal: Sebagai wilayah kepulauan, banyak UMKM yang mengolah hasil laut seperti kerupuk ikan, abon ikan, dan makanan olahan laut lainnya dengan memastikan proses produksi sesuai syariah.
2. Perpaduan budaya Melayu dan Islam: Produk UMKM seperti batik Gonggong, tenun Laut Linau, dan kerajinan perak Melayu tidak hanya mengedepankan nilai estetika tetapi juga nilai-nilai Islam.
3. Potensi pariwisata halal: Munculnya UMKM yang menyediakan akomodasi, kuliner, dan jasa wisata berbasis syariah, terutama di pulau-pulau wisata seperti Bintan dan Batam.
4. Jasa logistik antar pulau: UMKM yang bergerak di bidang transportasi laut antar pulau menerapkan prinsip syariah dalam operasionalnya.

Berdasarkan penelitian Lembaga Kajian Ekonomi Islam (LKEI) Kepri pada 2023, UMKM yang menerapkan prinsip syariah di Kepulauan Riau menunjukkan tingkat ketahanan bisnis 40% lebih tinggi dibandingkan UMKM konvensional, terutama selama pandemi Covid-19.

Transformasi UMKM Syariah Kepri saat Ramadhan

Ramadhan di Kepulauan Riau memiliki nuansa tersendiri. Sebagai daerah dengan mayoritas penduduk Melayu yang identik dengan Islam, bulan suci tidak hanya menjadi momen spiritual tetapi juga momentum ekonomi yang signifikan.

Bank Indonesia Perwakilan Kepulauan Riau mencatat peningkatan transaksi ekonomi hingga 45% selama Ramadhan dibandingkan bulan-bulan biasa. Peningkatan ini terutama didorong oleh konsumsi makanan dan minuman, busana muslim, serta produk dan jasa keagamaan.

Beberapa sektor UMKM syariah yang mengalami transformasi signifikan selama Ramadhan di Kepri:

1. Kuliner Berbuka Khas Kepulauan

UMKM kuliner di Kepri mengalami lonjakan permintaan hingga 60% selama Ramadhan. Hidangan berbuka puasa khas Kepri seperti Laksa Melayu, Mie Tarempa, Luti Gendang, dan berbagai jenis kue tradisional menjadi buruan pembeli.

“Sejak tiga tahun terakhir, kami menerapkan sistem pre-order dengan akad salam (pesanan dengan pembayaran di muka) untuk memastikan pembeli mendapatkan jaminan produk dan kami bisa memperkirakan produksi dengan tepat,” jelas Hj. Mariana, pemilik usaha kuliner “Dapur Melayu Ibu” di Tanjung Pinang.

2. Fashion Syar’i dengan Sentuhan Budaya Melayu

Busana muslim dengan sentuhan batik Gonggong dan motif khas Melayu menjadi tren saat Ramadhan di Kepri. UMKM fashion seperti “Melayu Syar’i” di Batam membukukan peningkatan penjualan hingga 200% pada bulan Ramadhan 2023 dibandingkan bulan sebelumnya.

“Kami menggabungkan tradisi Melayu dengan kaidah busana syar’i. Selain itu, kami menerapkan prinsip ekonomi syariah dengan sistem bagi hasil dengan para penjahit dan pengrajin,” ungkap Ustadz Ahmad Zulkifli, pendiri “Melayu Syar’i”.

3. Pariwisata Ramadhan Kepulauan

Fenomena baru yang muncul adalah “Wisata Ramadhan Kepulauan” yang menawarkan pengalaman berbuka puasa di atas kapal atau di pulau-pulau kecil. UMKM yang bergerak di bidang ini seperti “Bahari Berkah Tour” di Bintan mengalami peningkatan pemesanan hingga 80% selama bulan Ramadhan.

“Kami menawarkan paket wisata syariah selama Ramadhan dengan konsep berbuka puasa di pulau-pulau terpencil atau di atas kapal sambil menikmati sunset. Semua makanan dijamin halal dan selama perjalanan tetap ada waktu untuk ibadah,” jelas Hafiz Rahmatullah, owner “Bahari Berkah Tour”.

4. Produk Khas Pulau untuk Hampers Lebaran

Hampers Lebaran dengan produk khas Kepulauan Riau seperti kerupuk gonggong, terasi Anambas, manisan pala Natuna, dan kopi Ranai menjadi primadona. UMKM pengolahan makanan tradisional membukukan omzet hingga Rp 500 juta selama Ramadhan hingga Idul Fitri.

“Produk kami murni dari hasil laut dan perkebunan di pulau-pulau Kepri. Sistemnya pre-order mulai awal Ramadhan dan kami pastikan semua proses produksi sesuai syariah,” kata Hj. Nurbaiti, pemilik “Oleh-oleh Kepri Halal” di Karimun.

Digitalisasi UMKM Syariah Kepri

Tantangan geografis sebagai wilayah kepulauan mendorong UMKM syariah di Kepri untuk beradaptasi dengan teknologi digital. Data dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kepri menunjukkan bahwa 45% UMKM di Kepri telah memanfaatkan platform digital untuk pemasaran dan transaksi.

Marketplace lokal “KepriMall” yang mengusung konsep syariah mencatat transaksi hingga Rp 12 miliar selama Ramadhan 2023, meningkat 70% dibanding Ramadhan tahun sebelumnya. Platform ini menerapkan sistem yang menjamin kehalalan produk dan menghindari transaksi yang mengandung gharar.

“Kami menghubungkan pulau-pulau di Kepri melalui platform digital yang sesuai syariah. UMKM di pulau terpencil seperti Natuna dan Anambas kini bisa memasarkan produknya ke seluruh Kepri bahkan ke Singapura dan Malaysia,” jelas Muhammad Rizky, founder KepriMall.

Program Pendukung UMKM Syariah di Kepulauan Riau

Berbagai program telah diinisiasi untuk mendukung perkembangan UMKM syariah di Kepulauan Riau:

1. Kepri Halal Hub: Program kolaborasi Pemerintah Provinsi Kepri dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kepri untuk mengembangkan ekosistem produk halal di wilayah kepulauan.
2. Pembiayaan Syariah Antar Pulau: Program Bank Syariah Indonesia cabang Kepri yang menyediakan akses pembiayaan bagi UMKM di pulau-pulau terpencil dengan skema yang memudahkan.
3. Pelatihan Ekonomi Syariah Kepulauan: Program KNEKS bekerjasama dengan Universitas Maritim Raja Ali Haji untuk meningkatkan literasi ekonomi syariah di kalangan pelaku UMKM.
4. Festival UMKM Syariah Ramadhan: Event tahunan yang diselenggarakan pemerintah daerah untuk mempromosikan produk UMKM syariah selama Ramadhan.

“Program-program ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem UMKM syariah di Kepulauan Riau dan menjadikan Kepri sebagai pusat ekonomi syariah di wilayah barat Indonesia,” ujar Ansar Ahmad, Gubernur Kepulauan Riau dalam pembukaan Festival UMKM Syariah Ramadhan 2023.

Studi Kasus: Kisah Sukses UMKM Syariah Kepri saat Ramadhan

1. “Bela Kampung” – Social Enterprise Berbasis Maritim

Didirikan oleh Zulkifli Hamid, seorang nelayan dari Pulau Penyengat, “Bela Kampung” mengajak nelayan-nelayan kecil untuk mengolah hasil tangkapan menjadi produk bernilai tambah dengan standar halal. Selama Ramadhan 2023, omzet “Bela Kampung” mencapai Rp 700 juta dengan produk andalan kerupuk dan abon ikan.

“Kami menerapkan sistem bagi hasil 60:40 dengan para nelayan. Selain itu, 2,5% dari keuntungan kami salurkan untuk zakat dan program pemberdayaan nelayan,” jelas Zulkifli.

2. “Batik Gonggong Syar’i” – Perpaduan Budaya dan Syariah

Usaha yang dirintis oleh Siti Fatimah ini menghasilkan busana muslim dengan motif Batik Gonggong khas Kepri. Dengan menggunakan sistem upah yang adil dan bahan-bahan berkualitas, “Batik Gonggong Syar’i” menjadi pilihan utama masyarakat Kepri untuk busana Lebaran. Selama Ramadhan 2023, usaha ini membukukan omzet Rp 1,2 miliar dengan 80% penjualan melalui platform digital.

3. “Zam-Zam Bahari” – Katering Berbuka dan Sahur Antar Pulau

Menghadirkan konsep katering berbuka dan sahur yang bisa diantar ke berbagai pulau di Kepri, “Zam-Zam Bahari” yang dikelola oleh pasangan suami istri Ridwan dan Aminah membukukan 1.000 porsi per hari selama Ramadhan 2023. Dengan menerapkan sistem pembayaran di awal (salam) dan mempekerjakan ibu-ibu dari keluarga prasejahtera, usaha ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga memberikan dampak sosial positif.

Tantangan dan Strategi Pengembangan UMKM Syariah Kepri

Meskipun memiliki potensi besar, UMKM syariah di Kepulauan Riau masih menghadapi berbagai tantangan:

1. Kendala logistik antar pulau: Biaya transportasi yang tinggi dan cuaca yang tak menentu menghambat distribusi produk UMKM dari satu pulau ke pulau lainnya.
2. Akses pembiayaan syariah terbatas: Lembaga keuangan syariah belum menjangkau pulau-pulau terpencil di Kepri.
3. Sertifikasi halal yang rumit: Proses pengurusan sertifikasi halal masih menjadi kendala bagi UMKM kecil di daerah kepulauan.
4. Infrastruktur digital yang belum merata: Beberapa pulau masih mengalami kendala konektivitas internet.

Beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan UMKM syariah di Kepri:

1. Pengembangan pusat logistik halal terpadu: Membangun hub logistik khusus produk halal yang menghubungkan pulau-pulau di Kepri.
2. Digitalisasi terintegrasi: Mengoptimalkan platform digital yang menjangkau seluruh pulau di Kepri dan terintegrasi dengan sistem pembayaran syariah.
3. Pengembangan wisata halal kepulauan: Menjadikan Kepri sebagai destinasi wisata halal unggulan dengan melibatkan UMKM lokal.
4. Penguatan lembaga keuangan mikro syariah berbasis komunitas: Mengembangkan BMT atau koperasi syariah di setiap pulau utama.

Proyeksi dan Visi Masa Depan UMKM Syariah Kepri

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menargetkan peningkatan kontribusi ekonomi syariah hingga 40% dari total PDRB pada tahun 2030, dengan UMKM sebagai motor penggeraknya. Masterplan Ekonomi Syariah Kepri 2024-2030 yang baru diluncurkan menempatkan penguatan UMKM syariah sebagai salah satu pilar utama.

“Kepulauan Riau memiliki potensi untuk menjadi provinsi percontohan pengembangan ekonomi syariah berbasis kepulauan. Letak strategis dan kekayaan budaya Melayu yang kental dengan nilai-nilai Islam menjadi modal utama,” ungkap Prof. Dr. Adiwarman Karim, pakar ekonomi syariah nasional saat berkunjung ke Kepri pada Februari 2024.

Dengan visi “Kepri Syariah 2030”, diharapkan UMKM syariah dapat menjadi ujung tombak pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di seluruh wilayah Kepulauan Riau.

Kesimpulan

UMKM berbasis syariah di Kepulauan Riau memiliki karakteristik unik yang dipengaruhi oleh kondisi geografis kepulauan dan budaya Melayu yang kental dengan nilai-nilai Islam. Momentum Ramadhan menjadi katalisator penggerak ekonomi syariah yang signifikan di wilayah ini.

Melalui penguatan ekosistem, pemanfaatan teknologi digital, dan dukungan kebijakan yang tepat, UMKM syariah di Kepri dapat menjadi model pengembangan ekonomi berbasis kepulauan yang mengedepankan nilai-nilai Islam. Keberkahan Ramadhan tidak hanya dirasakan dalam dimensi spiritual tetapi juga dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat kepulauan.

Sebagaimana diisyaratkan dalam hadits “Barangsiapa yang memudahkan kesulitan saudaranya di dunia, Allah akan memudahkan kesulitannya di akhirat” (HR. Muslim), pengembangan UMKM syariah di Kepulauan Riau merupakan manifestasi dari semangat tolong-menolong dalam kebaikan untuk membangun ekonomi yang berkeadilan di tengah tantangan geografis kepulauan.

Referensi:

Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kepulauan Riau. (2023). Statistik UMKM Kepri 2023.

Bank Indonesia Perwakilan Kepulauan Riau. (2023). Laporan Ekonomi Regional Kepulauan Riau Triwulan IV-2023.

Lembaga Kajian Ekonomi Islam (LKEI) Kepri. (2023). Perkembangan Ekonomi Syariah di Wilayah Kepulauan.

Majelis Ulama Indonesia Kepulauan Riau. (2023). Data Sertifikasi Halal UMKM Kepri 2023.

Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau. (2023). Kepulauan Riau Dalam Angka 2023.

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. (2024). Masterplan Ekonomi Syariah Kepri 2024-2030.

Universitas Maritim Raja Ali Haji. (2023). Kajian Potensi UMKM Syariah di Wilayah Kepulauan Riau.

Dinas Komunikasi dan Informatika Kepri. (2023). Laporan Digitalisasi UMKM Kepri 2023.

Penulis: Muhamad Risky, S.Pd.