Kepulauan RiauTanjungpinang

FPSS Tanjungpinang-Kepri Gelar Baksos dan Diskusi Budaya

Lihatkepri.com,Tanjungpinang – FPSS Tanjungpinang-Kepri Gelar Baksos dan Diskusi Budaya, bersempena dengan peringatan Hari Jadi Kepulauan Riau ke 16. Kegiatan dilaksanakan pada hari Ahad, 23 September 2018  di Kompleks Makam Daeng Celak.

Hj Noorliza Nurdin

Hadir sebagai pembicara pada diskusi budaya, Hj Noorliza Nurdin menyampaikan perlunya pemeliharaan kompleks makam sebagai cagar budaya dan pariwisata.

“Beliau yang masih memiliki garis keturunan dari Daeng Marewa menyebutkan bahwa secara rutin kita menerima kunjungan ziarah makam dari Malaysia dan Singapura, tidak hanya ke Pulau Penyengat tapi juga ke makam Daeng Marewa dan Daeng Celak,”ujarnya.

Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, H. Ridwan Hamta dalam sambutannya mengingatkan perjuangan Opu Daeng Rilaka bersama anak-anaknya, dengan prinsip karakteristik Bugis menyatukan perjuangan rakyat Kepulauan Riau saat itu.

“Hendaknya prinsip tersebut terus dilanjutkan pada generasi penerus saat ini,”ujarnya.

Peserta diskusi yang terdiri dari Forum Pemuda Sulawesi Selatan, Generasi Fisabilillah, Ikatan Masyarakat Adat Hulu Riau, Pemuda Kampung Bugis dan Mahasiswa menyepakati dua rekomendasi diskusi yaitu penambahan nama “Opu” pada nama “Daeng” Marewa dan lainnya serta komitmen bersama untuk memelihara kompleks makam sebagai cagar budaya.

Menurut Ashady Selayar, Tokoh Pemuda Bugis dan Anggota DPRD Kota Tanjungpinang bahwa perubahan nama menjadi Opu Daeng Marewa dan lainnya perlu memiliki kekuatan hukum sebab akan berpengaruh pada banyaj sistem administrasi yang ada.

“Minimal Peraturan Daerah. Beliau mengajak dukungan peserta diskusi untuk bersama-sama mengkaji dan diajukan pada pembahasan Perda Cagar Budaya yang sementara disusun oleh DPRD Kota Tanjungpinang,” ujarnya

FPSS Tanjungpinang-Kepri Gelar Baksos dan Diskusi Budaya

Pemeliharaan Kompleks Makam sebaiknya dilaksnakan berkelanjutan melalui pemanfaatan sebagai ruang terbuka atau fasilitas umum. Muhammad Imran, Ketua Forum Pemuda Sulawesi Selatan (FPSS) Kota Tanjungpinang-Kepulauan Riau menghimbau agar seluruh pihak membantu pemerintah dalam pemeliharaan cagar budaya.

“Kegiatan yang berasal dari anggaran daerah cenderung hanya insidensil. Akibatnya, setelah kegiatan selesai, kompleks makam akan kotor dan tidak terawat lagi. Perlu digagas partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kegiatan di kompleks makam secara berkelanjutan. Bentuknya dapat berupa jogging track, kawasan bersepeda dan sanggar kesenian,”ujarnya.

Kegiatan Baksos dan Diskusi Budaya ini adalah salah salah satu bentuk partisipasi tersebut. Menurut Rauf Rahim, Ketua Panitia kegiatan, Melalui anggaran yang dikumpulkan oleh anggota, kita dapat berbuat sesuatu yang bermanfaat. Tidak harus selalu mengajukan proposal kepada Pemerintah.

Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close