Kolom Pembaca

Bertanya Kepri dimana ?, Berbahasa Satu Bahasa Persatuan Indonesia

Ironis rasanya ketika ditanyak Kepulauan Riau itu dimana ? Karena hal yang paling sering teringat orang akan berkata “oh Riau ya”. Padahal Riau dan Kepulauan Riau merupakan dua Provinsi yang berbeda. Mungkin karena faktor masa lalu, Riau dan Kepulauan Riau pernah satu wilayah tapi lupa tercatat dalam ingatan pada saat pemisahannya atau karena putra daerah Kepulauan Riau sendiri belum berhasil memperkenalkan diri dengan ciri khasnya di kanca Nasional atau bahkan dunia bahwa Kepri atau Kepulauan Riau merupakan Provinsi yang saat ini telah berdiri sendiri (otonom) yang berada diwilayah pesisir dengan potensi kekayaan laut, minyak dan lainnya tidak kalah dengan wilayah lainnya yang ada di Indonesia.

Kekayaan Gas Indonesia ada di Kepri, Kepri itu 96% wilayahnya adalah laut, kata-kata ini mungkin sudah cukup melekat tercatat dalam daya Ingat anak Kepri. Tapi bagaimana dengan wilayah belahan Indonesia lainnya, bagaimana masyarakat dan generasi muda Indonesia di Papua, Sulawesi, Jawa, Kalimantan Bali dan lainnya apakah mereka cukup mengetahui. Sebagai autokritik dalam upaya membangun eksistensi Kepri pada kancah Nasional sebenarnya ada momentum yang cukup menarik untuk memperkenalkan Kepulauan Riau yang sering disebut Riau kepada seluruh Masyarakat Indonesia yakni melalui momentum Hari Sumpah Pemuda.

Momentum Hari Sumpah Pemuda merupakan momentum yang sangat bersejarah. Tercatat pada Kongres pemuda ke II yang diselenggarakan di Jakarta pada 28 Oktober 1928 menjadi hari bersejarah yang saat ini ditetapkan sebagai peringatan Hari Sumpah Pemuda. Momentum ini sangat berarti bagi para pejuang bangsa Indonesia dan para pemuda kala itu. Karna semula di Nusantara belum memiliki bahasa persatuan, namun pada kongres ke II ini secara resmi Bahasa Indonesia (Melayu) ditetapkan sebagai bahasa persatuan atau bahasa Nasional Indonesia. Dimana dalam rekam sejarah pada 28 Agustus 1916 oleh Ki Hajar Dewantara di Kongres pengajaran Kolonial telah mengusulkan untuk mengunakan bahasa melayu sebagai bahasa persatuan. Sehingga pada Kongres pertama Pemuda Indonesia bahasa Melayu diusulkan dengan nama baru yakni bahasa Indonesia dan saat ini setelah Indonesia merdeka ditetapkan sebagai bahasa negara yang tersurat dalam UUD 45 pasal 36.

Pemilihan bahasa melayu sebagai bahasa persatuan bukan tanpa pertimbagan. Selain itu, ini merupakan bentuk penghargaan yang tinggi sebagai sumbangsi orang melayu terhadap bangsa negara Indonesia, karna dalam kondisi yang belum memiliki bahasa persatuan para pejuang saat itu menyadari betul perlunya ada bahasa nasional yang dapat menyatukan perjuangan kemerdekaan. Sehingga untuk memenuhi tuntutan tersebut bahasa Melayu telah dipilih dari berbagai macam bahasa suku yang tumbuh kembang di nusantara pada saat itu. Maka tidak salah dan patut mendapat penghargaan yang tinggi yang telah membina dan mengembangkan bahasa melayu melalui karyanya Kitab pengetahuan Bahasa pada tahun 1858.

Raja Ali Haji (1808-1873) sosok Pemimpin (Raja Melayu) dan Penghasil Karya-Karya Spektakuler yang mampu memberikan manfaat sampai hari ini. Selain kitab pengetahuan bahasa beliau juga sebelumnya telah menulis buku dalam bidang bahasa melayu dan ada banyak karya-karya penulisan lainnya seperti Gurindam Dua Belas yang isinya penuh dengan nasehat.

Raja Ali Haji Dialah yang mendapat penganugrahan pada 6 November 2004 sebagai Pahlawan Nasional dan Bapak Bahasa. Sehingga secara tidak langsung menegaskan bahwa Kepulauan Riau merupakan tempat lahirnya orang yang telah memberikan sumbangsi besar pada perjuangan dan persatuan Indonesia. Karena dapat dipastikan sungguh sulit menetapkan bahasa Nasional tanpa adanya karya penomenal dari beliau.

Kembali ke awal bahwa momentum sumpah pemuda harusnya dapat diambil sebagai momen penting bagi Provinsi Kepulauan Riau untuk memunculkan kekhasan wilayahnya sebagai daerah yang telah andil mempersatukan perjuangan di nusantara melalui sumbangsi bahasa melayu, bahasa persatuan Indonesia.
Namun sampai detik ini diperingatan Hari Sumpah Pemuda ke -91 sayang hal ini belum tampak adanya tanda-tanda yang serius untuk memanfaatkan momentum ini untuk memperkenalkan Kepri Ke Kanca Nasional. Bahkan yang terbaca adalah pelecehan pada Bapak Bahasa (Raja Ali Haji) dengan mengkorupsi pembangunan monumen Bahasa yang hari ini mangkrak di Pulau Penyengat.

Padahal keberadaan monumen ini penting dan menarik, sebagaimana tercatat dalam rekomendasi buku karya Abdul Malik “Bahasa Melayu Kepulauan Riau Tumpah Darah Bahasa Indonesia” pada Halaman 136 … Seyogyanya monumen bahasa di Pulau Penyengat untuk mengekalkan atau melestarikan memori anak bangsa terhadap perjuangan para pejuang yang memungkinkan terciptanya persatuan yang kokoh pada bangsa kita saat ini.

Sebenarnya ketika orang tidak kenal Kepri setidaknya atas perjuangan bahasa persatuan tentu sulit dilupakan bahwa ada Raja Ali Haji sebagai Bapak Bahasa di Kepulauan Riau, sehingga saya membayangkan kalau ada yang tidak tau Kepulauan Riau maka nanti cukup menyebutkan arti penting bahasa Indonesia “kami dari monumen wilayah berbahasa satu bahasa persatuan Indonesia”

 

Muh. Arifin
(Ketua Umum HMI Cabang Tanjungpinang-Bintan)

Selamat Hari Sumpah Pemuda Ke-91 dari Kepulauan Riau Berbahasa Satu Bahasa Persatuan Indonesia

 

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close