Kolom Pembaca

Menuju Poros Maritim Dunia, 2020 Kepri Butuh Nakhoda Visioner

Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi maritim terbesar di Indonesia. President Internasional Maritime Pilots’ Asociation (Inampa) Pasoroan Herman Harianja menjelaskan, potensi maritim Kepri mencapai angka USD 10 miliar setiap tahun. Terdapat empat sektor potensi kemaritiman yang bisa dimanfaatkan yaitu sumber daya kelautan dan perikanan, jasa transportasi pelayaran dan perdagangan, wisata bahari/maritim, dan energi berkelanjutan. Ketika berbagai sektor potensial tersebut dimanfaatkan secara optimal, maka akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kepri. Namun faktanya, potensi maritim Kepri belum digarap secara maksimal. Oleh sebab itu, harus ada langkah konkret untuk mengoptimalkan empat sektor tersebut agar potensi maritim yang ada bisa terserap dan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

Kepulauan Riau

Hari ini pemerintah Provinsi kepri yang diberi kebebasan untuk mengelola wilayah otonomnya belum mampu mengoptimalkan potensi kemaritiman untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai daerah otonom, provinsi Kepri memiki wewenang untuk mengatur dan mengelola daerah sesuai dengan tuntutan masyarakat, perkembangan zaman, kearifan lokal dan kondisi geogarafis maupun geopolitis di wilayahnya. Dengan demikian kepri bisa melahirkan berbagai inovasi dalam penyelenggaran pemerintahan sebagai upaya optimalisasi potensi yang dimiliki. Sebagaimana tertuang dalam UU No 23 Tahun 2014 tentang Otonomi Daerah bahwa provinsi sebagai wilayah administratif merupakan tanggungjawab Gubernur dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di wilayahnya. Sebagai pemimpin yang menjalankan amanah desentralisasi, semestinya Gubernur bisa memanfaatkan potensi kemaritiman yang terdapat di kepri untuk meningkatkan perekonomian dan mengoptimalkan pembangunan yang berdampak luas pada masyarakat maritim.

Dalam menjalankan amanah desentralisasi, tentunya demokrasi dan regenerasi kepemimpinan harus terus diperbarui untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat dalam memilih pemimpin yang sesuai dengan aspirasinya. Berkaitan dengan hal tersebut,  pesta demokrasi Kepri memang tengah menjadi perbincangan hangat di semua elemen masyarakat, karena tinggal menghitung waktu beberapa bulan saja penentuan siapa yang bakal menakhodai kepri kedepan akan dilaksanakan. Beberapa tahun kebelakang, pergantian nakhoda memang tidak terlalu berdampak pada pembangunan masyarakat maritim dan perbatasan. Untuk itu provinsi kepri membutuhkan nakhoda atau pemimpin yang visioner yaitu kemampuan pemimpin dalam menciptakan, merumuskan, mengkomunikasikan serta mengimplementasikan gagasan dan rencana yang berasal dari dirinya atau hasil interaksi sosial antara anggota dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi yang harus dicapai melalui komitmen bersama. Steve Jobs merupakan salah satu pemimpin yang visioner, dimana dia selalu mempunyai visi jangka panjang yang kemudian membuktikan bahwa langkah yang diambil merupakan langkah revolusioner. Penerapan dari visionernya seorang stave Jobs dalam urusan swasta, tentunya bisa dipraktekkan dan direlevansikan untuk memimpin suatu negara atau daerah, terutama yang memiliki potensi kemaritiman yang luar biasa seperti kepri, karena untuk membangun wilayah maritim, dibutuhkan pemimpin yang visioner maritim pula.

Membangun Provinsi Kepulauan Riau sebagai poros maritim nasional yang mendunia dan perbatasan yang kokoh dibutuhkan seseorang yang berani mengambil kebijakan yang pro rakyat dan pro maritim, karena tentunya membangun wilayah maritim memiliki tantangan dan resiko yang berbeda jika dibandingkan dengan wilayah yang berada dipusat geografis Indonesia seperti jawa yang sebagaian besarnya adalah daratan. Oleh karena itu, momentum pemilihan kepala daerah yang tinggal menghitung bulan saja, masyarakat harus selektif untuk memilih pemimpin yang visioner karena hal itu akan menentukan nasib kepri ke depan. Ada beberapa karakter pemimpin visioner yang kepri butuhkan yaitu Pertama, pemimpin yang berani melangkah dan mengambil resiko dari setiap keputusan yang dibuat dalam rangka mewujudkan cita-cita kepri sebagai poros maritim nasional. Untuk membangun kepri yang secara geografis terdiri dari 96 % lautan dan 4 % daratan membutuhkan pemimpin yang berani mengambil langkah strategis dan pandangan jauh ke depan menuju poros maritim. Tentunya diiringi dengan perencanaan yang matang, sistematis dan berkelanjutan agar pembangunan tidak berhenti ditengah jalan seperti yang terjadi sebelumnya.

Yang kedua pemimpin yang bisa menjadi Pendengar yang Baik. Pemimpin visioner memiliki pendekatan kemitraan dan menciptakan rasa berbagi visi serta makna dengan orang lain. Dia bisa memilah mana yang harus didengarkan dan menimbang mana yang harus dikerjakan dengan memprioritaskan kepentingan masyarakatnya. Pemimpin kepri harus bisa menjadi pendengar yang baik bagi masyarakat, menerima setiap masukan, menghormati setiap kritikan yang bisa dirasionalisasikan untuk dijadikan bahan evaluasi kepemimpinan dan intropeksi diri pribadi sebagai seorang pemimpin. Karena untuk membangun wilayah maritim kepri membutuhkan banyak masukan sebagai landasan atau bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, baik dari putra daerah maupun pihak luar yang berkompeten dibidang kemaritiman dan memahami kebutuhan masyarakat maritim.

Yang ketiga yaitu pemimpin yang berani Mengambil Tanggung Jawab. Pemimpin yang visioner mengetahui bahwa ide dan gagasan yang dia miliki berbeda dan merupakan sebuah risiko yang terbilang signifikan. Sebagai pemimpin daerah maritim harus berani bertanggung jawab atas tindakan dan visi yang telah direncanakan, karena tidak semua keputusan yang dibuat diterima oleh semua orang. Selain itu tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam upaya membangun wilayah maritim dan perbatasan sangatlah kompleks. Salah satunya yaitu akses menuju satu daerah ke daerah lain yang dihubungkan oleh laut menjadi hambatan disaat sarana konektivitas tidak memadai, potensi dan permasalahan disetiap pulau yang berbeda-beda, tentunya ini membutuhkan pemahaman yang matang dan daya analisis yang tajam untuk bisa memahami berbagai hal tersebut agar setiap kebijakan yang dibuat merupakan keputusan yang strategis.

Kepemimpinan yang visioner dalam mengelola daerah maritim merupakan modal strategis yang menentukan arah pembangunan sebagai upaya optimalisasi potensi provinsi kepri. Posisi geografis Kepri yang langsung berbatasan dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam, Kamboja, Malaysia dan Singapura menjadikan kepri harus memiliki pemimpin yang berani agar kedekatan posisi geografis wilayah dengan negara tentangga tidak dimanfaatkan oleh satu pihak, tapi bisa menjadi modal membangun kerjasama yang menguntungkan kedua pihak. Potensi dasar yang sudah dimiliki oleh Kepri tentunya menjadi potensi dasar untuk membangun kebijakan maritim secara substansial untuk mewujudkan Kepri sebagai poros maritim Indonesia yang mendunia. Hal ini perlu dilakukan karena kebijakan regional maritim merupakan faktor pendukung utama untuk mampu mendukung kebijakan pusat mengimplementasikan visi besar indonesia menjadi poros maritim dunia dan harapan besar masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kepri. Maka dari itu dibutuhkan pemimpin yang visioner maritim untuk menjalankan roda pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau, pemimpin yang memiliki visi misi yang terukur dan strategi yang terstruktur dalam upaya optimalisasi potensi kemaritiman dan maksimalisasi pembangunan di wilayah perbatasan sebagai garda terdepan bangsa Indonesia serta mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia.

 

Ditulis Oleh :

Muslim Hamdi (Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara) UMRAH

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close