Kolom Pembaca

SARJANA DAN PENGANGGURAN

Ada dua isu yang tidak pernah luput dari sorotan kaca mata akademisi yaitu “Sarjana Dan Pengangguran” kedua isu itu terlihat memang sangat sexi, karena memang isu itu sangat menentukan hajat hidup kaum akademisi dan masyarakat luas. Tidak hanya dijadikan bahan diskusi di kalangan masyarakat awam, tetapi juga sering menjadi tema diskusi atau seminar ilmiah yang diangkat para peneliti, penulis dankaum-kaum akademisi dan guru-guru besar di dalam akademik. Salah satu temansaya di kampus setelah mengikuti seminar dengan tema “Peluang Dan TantanganGenerasi Millenial Provinsi Kepulauan Riau Di Era Revolusi Industri 4.0” yang di adakan di kampus STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang tepatnya, Rabu (5 Desember 2018) beberapa hari yang lalu. Maka dengan inisiatifnya beliau mengajak saya dan teman-teman yang lain untuk menikmati kopi di salah satukedai kopi yang ada di kota Tanjungpinang, sambil berdiskusi santai dengan mengangkat tema mahasiswa dan lapangan pekerjaan.

Mahasiswa merupakan insan-insan akademis, dandikenal oleh masyarakat sebagai kaum intelektual. Artinya mahasiswa sangatdiangkat status sosialnya, karena dinilai bahwa mahasiswa adalah orang-orang cerdas yang memiliki khazanah pengetahuan di berbagai kedisiplinan ilmu. Sebagai seorang mahasiswa maka sejatinya memang dituntut untuk memperluas wawasan dan memperkaya ide bagi individu mereka untuk dijadikan kado kebaikan di hadapan publik. Sehingga setelah selesai menempuh pendidikan dan mendapatkan gelar sarjana, para mahasiswa tersebut bisa merealisasikan ilmu-ilmu yang mereka peroleh selama belajar di dunia kampus.

Akan tetapi, faktanya setelah menyelesaikan perkuliahan dan mendapatkan gelar sarjana masih ada kegamangan dan ketidakmampuan untuk menghadapi persaingan di dunia pekerjaan. Tentunya ini akan menambah rapot merah di dunia ketenaga kerjaan, dan menggemukkan angka pengangguran. Alasan dari ketidak sanggupan menghadapi dunia pekerjaan tersebut sangat berpariasi. Bisa saja karena ketidak sanggupan secara mental, miskin inovasi dan kreatifitas, dan ketidaksanggupan untuk menunjukkan skil yang dimilikinya. Karena saat ini dunia pekerjaan hanya membutuhkan orang-orang yang memiliki skil dan kreatifitas yang tinggi tanpa batas. Tidak bisa kita bayangkan betapa hilangnya harga diri seorang sarjana ketika dia berpartisipasi untuk menggemukkan angka pengangguran.

Maka untuk menghilangkan pengangguran dari kalangan sarjana setidaknya ada tiga unsur faktor pendukung yang harus diketahui oleh semua warga negara, antara lain: keluarga, dunia pendidikan, pemerintah.

Yang pertama. Keluarga merupakan faktor utama yang menentukan nasib seseorang, karena untuk mencetak generasi hebat yang bisa bersaing di segala lini. Haruslah dipersiapkan dari semenjak usia dini, dengan bimbingan dan arahan yang baik dari keluarga tentunya seseorang akan termotivasi dan wawasannya terekspresi untuk berpikir lebih jauh. Namun bila keluarga tidak memperhatikan dan mengabaikan anak-anaknya tentunya seorang anak pun akan kehilangan motivasi dan tidak mendapatkan arahan sama sekali. Sehingga pada akhirnya anak-anak akan bingung dan tidak tau harus melakukan apa, ini biasanya terjadi akibat keluarga yang tidak harmonis (broken home) atau mungkin saja orang tua tidak memiliki waktu untuk anak-anaknya sehingga pada akhirnya tidak ada komunikasi dan kedekatan antara anak dengan orang tuanya.

Yang kedua. Dunia pendidikan, dunia pendidikan adalah faktor yang sangat vital dan diharapkan kehadirannya di setiap negara. Dunia pendidikan merupakan sebuah wadah yang tepat untuk mencetak generasi-generasi emas. Tanpa sentuhan pendidikan maha hidup seseorang akan hampa layaknya seperti gula tanpa garam. Maka rasanya tidak berlebihan jika ada yang mengatakan matinya generasi akibat kekacauan dunia pendidikan. Maka untuk mencetak generasi yang tangguh dan bisa bersaing secara global, dunia pendidikan harus dioptimalakan semaksimal mungkin. Dari dunia pendidikan ini akan menindak lanjuti didikan orangtua atau keluarga.

Tidak ada orang yang sukses tanpa adanya sentuhan pendidikan, dan tidak ada kesuksesan menciptakan generasi emas ketika dunia pendidikan hanya dijadikan formalitas untuk mendapatkan gelar dan sarjana tapi minim mutu dan kulitas anak-anak didiknya. Untuk itu pemerintah harus komitmen untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, supaya bisa mengkikis angka pengangguran dan begitupun angka kemiskinan, karena dengan pendidiakn dan sumberdaya manusia yang baik maka akan tercipta inovasi-inovasi baru. Masyarakat tidak hanya terpatok dengan menorehkan harapan yang besar kepada pemerintah untuk diberikan lapangan pekerjaan. Akan tetapi sejatinya masyarakat dan para sarjana itulah yang mengaktualisasikan ilmu-ilmunya dengan membuka lapangan pekerjaan. Untuk itu pola pikir anak-anak didik harus di rubah semenjak masa dini, supaya orientasinya dalam sekolah tidak hanya untuk mencari pekerjaan akan tetapi sudah memikirkan bagaimana caranya untuk menciptakan lapangan pekerjaan.

Yang ke tiga adalah pemerintah. Pemerintah sebagai pendayung negara harus sadar dan melakukan inovasi-inovasi yang relevan juga untuk menghadapi persaingan global yang terjadi saat ini. Pemerintah harus mendukung dan mendorong generasi ini untuk melihat masa depan bangsa dan masadepan diri mereka. Kehadiran pemerintah untuk mencampur tangani permasalahan lapangan pekerjaan dan masalah sumber daya manusia serta memberikan fasilitas dan dukungan kepada masyarakat tidak bisa dilepaskan. Sebab semuanya kewenangan ada dipihak pemerintah. Misalnya saja ketika ada generasi-genrasi ini yang memiliki inovatif dan kreatifitas untuk meningkatkan lapangan pekerjaan,pemerintah harus bisa mendukung dan memfasilitasinya. Misalnya saja untuk mempermudah ijin dalam usaha dan persyaratan administrasi lainnya. Dan juga melakukan pendekatan kepada warga terkhusus kepada generasi muda saat ini.Untuk merangsang mereka supaya menyadari pentinya kreatifitas yang bisa membantu dan mendorong pemerintah untuk menjamurkan lapangan pekerjaan di dalam tatanan sosial negara ini

Oleh: Irwansyah (Wakil ketua, Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang)

Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close